Inibaru.id – Salah satu alasan ibukota dipindah ke Kalimantan Timur adalah karena wilayah itu dianggap bebas bencana alam seperti banjir, gempa, longsor, atau erupsi. Namun, banjir besar yang melanda Kalimantan Selatan membuat orang bertanya, adakah kota bebas bencana di Indonesia?
Sebagai negara yang dikelilingi cincin api, negeri ini memang hampir dipastikan nggak bisa terbebas dari ketakutan akan erupsi dan gempa bumi. Deretan gunung berapi di Indonesia ibarat bom waktu yang bisa meletus kapan saja.
Baca Juga:
Asyiknya Naik Kereta Mini, Wahana Tamasya dan Hiburan Murah Masyarakat di Pinggiran Kota SemarangSementara, gempa bumi yang nggak terhindarkan juga bisa kapan saja terjadi, salah satunya gempa di Majene, Sulawesi Barat, yang baru saja terjadi. Ini belum termasuk bahaya gelombang tsunami yang beberapa kali terjadi di pesisir selatan Jawa dan Sumatera.
Belum selesai di situ, Kalimantan yang sebelumnya diklaim sebagai pulau paling aman di Indonesia pun setali tiga uang. Belum kering banjir besar di Kalsel, yang konon terjadi karena kerusakan alam akibat pembalakan hutan, alih fungsi lahan, hingga pengelolaan sampah dan aliran sungai yang buruk.
Pantura Jawa Aman?
Wilayah sepanjang pantai utara (pantura) di Jawa memang cenderung aman dari tsunami lantaran Laut Jawa dikenal cukup kalem dibanding Samudera Hindia. Namun, permukiman padat serta pengelolaan sungai dan sampah yang buruk juga menjadi ancaman di sana.
Selain itu, sudah sejak 1990-an wilayah pesisir utara Jawa terus digerus abrasi. Beberapa wilayah di pantura juga mengalami banjir musiman akibat air pasang atau kerap disebut banjir rob, dengan ketinggian yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Entah sudah berapa desa yang diklaim lautan.
Gimana dengan wilayah perbukitan? Hutan yang terus diberangus menjadi kawasan permukiman juga kini menjadi bumerang di Jawa. Longsor acap terjadi, terlebih saat curah hujan cukup tinggi, karena nggak ada lagi hutan yang menahan laju air dari gunung.
Beberapa wilayah seperti Semarang dan Banjarnegara di Jawa Tengah diyakini paling rentan mengalami longsor. Pada 2018 lalu, Kepala BPBD Jawa Barat Dicky Syahroni menyebutkan, hanya ada dua kota di Jawa Barat yang nggak rawan longsor, yakni Depok dan Bekasi.
Aman dari Satu Bencana, Rentan Bencana Lain
Depok dan Bekasi boleh jadi aman dari bencana longsor, tapi tetap nggak lepas dari bencana banjir. Kedua wilayah itu tercatat pernah mengalami banjir yang cukup besar. Ironis memang; aman dari satu bencana, tapi rentan pada bencana lain.
Beberapa kota yang tidak berada di cincin api seperti Tanjung Pandan di Belitung, Pekanbaru di Riau, Batam di Kepulauan Riau, serta Pontianak di Kalimantan Barat, pun demikian. Kota-kota itu aman dari gempa, erupsi, dan risiko tsunami, tapi sekali lagi, penduduknya masih terancam oleh bencana banjir.
Di antara semua kota di Jawa, konon hanya Kota Salatiga yang terhitung aman dari semua bencana. Hal ini sempat diklaim oleh Kepala BPBD Jateng Sarwa Pramana pada 2017 silam.
“Bukan berarti Salatiga bebas bencana, tapi memang risikonya paling rendah,” terang Sarwa kala itu.
Kota yang berada di tengah-tengah Kabupaten Semarang ini memang jarang dikabarkan mengalami bencana besar seperti banjir dan longsor. Kalau pun ada, biasanya terjadi karena curah hujan yang terlampau tinggi atau drainase yang mampet.
Sedangkan terkait gempa, akun Twitter @Jogja_Uncover pada 4 Oktober 2018 sempat mengunggah data gambar dari PVMBG yang menunjukkan Salatiga masuk dalam zona hijau alias nggak rawan terkena gempa besar. Tercatat, kali terakhir Salatiga mengalami gempa adalah pada 13 Oktober 2015.
Melihat fakta ini, tentu saja nggak ada wilayah yang sangat ideal untuk ditinggali. Mencari kota bebas bencana di Indonesia bukanlah perkara mudah. Namun, mungkin kamu bisa memilih kota dengan risiko bencana terkecil yang risikonya bisa kamu antisipasi, Millens! (Sol/IB09/E03)