Inibaru.id – Selain aksi demonstrasi dengan tajuk #IndonesiaGelap, media sosial (medsos) belakangan ini juga dipenuhi dengan pro kontra terkait dengan Danantara, sebuah program yang bakal diluncurkan Presiden Prabowo pada Senin (24/2/2025) nanti. Bahkan, saking kontroversialnya program ini, ramai seruan di medaos untuk menarik uang dari bank BUMN. Kok, bisa?
Buat kamu yang masih awam dengan Danantara, program ini sebenarnya bernama lengkap BPI Danantara (Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara). Intinya sih, lembaga ini bakal mengelola dana yang diperkirakan mencapai 900 juta Dollar AS dari tujuh BUMN yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina, PLN, Telkom, dan MIND ID.
“Semua kekuatan ekonomi yang ada di pengelolaan BUMN akan kita konsolidasi dalam suatu dana investasi nasional,” ucap Prabowo saat menggelar rapat dengan Kabinet Merah Putih di Jakarta pada Senin (17/2/2025).
Jika memang sebagaimana yang Presiden Prabowo ungkap, yaitu Danantara nanti bertujuan baik agar dana pengelolaan BUMN bisa dinikmati untuk kepentingan negara, mengapa malah jadi kontroversi? Bisa jadi disebabkan oleh penjelasan dari pemerintah yang masih sulit dipahami masyarakat awam.
YouTuber yang kerap membahas edukasi politik Ferry Irwandi sempat memberikan penjelasan tentang program ini dengan cukup jelas dengan gambaran sebagai berikut.
“Biasanya, dulu BUMN jika mendapatkan dividen, sebagian akan diberikan ke APBN dan akhirnya dipakai belanja. Tapi, karena ada Danantara, uangnya nggak dipakai langsung untuk belanja, namun diinvestasikan dulu ke saham, obligasi, dan bisnis-bisnis strategis lain di dalam maupun luar negeri,” ungkap Ferry.
Menurut Ferry, kalau rencana pemerintah sukses, hasil investasi Danantara bisa berkembang dan akhirnya membuat ketergantungan pemasukan pemerintah dari pajak berkurang. Dampaknya, bisa bikin investor dari berbagai belahan dunia pun bakal semakin tertarik datang ke Tanah Air.
“Tapi kalau sampai gagal bisa bikin bencana ekonomi karena berujung pada defisit APBN dan akhirnya bikin investor semakin ogah datang ke Tanah Air,” lanjutnya.
Nah, kekhawatiran akan kegagalan inilah yang bikin Danantara kontroversial. Apalagi, masyarakat juga belum benar-benar bisa percaya penuh dengan orang-orang yang ditunjuk untuk mengelola Danantara nantinya. Lebih dari itu, transparansi pengelolaan Danantara juga masih belum benar-benar bisa bikin masyarakat yakin atas program ini.
Transparansi pengelolaan inilah yang jadi perhatian Indonesia Corruption Watch (ICW). Mereka khawatir pengawasan keuangan BUMN jadi makin nggak transparan semenjak dikelola Danantara.
“BKP dan KPK nggak diberi kewenangan melakukan audit ataupun pencegahan hukum. Implikasinya tentu potensi korupsi di BUMN yang tergabung dalam Danantara bakal jadi semakin besar,” ucap peneliti ICW Wana Alamsyah pada Senin (17/8).
Nggak cuma ICW, anggota Komisi XI DPR Harris Turino juga mengkhawatirkan hal serupa, yaitu model pengawasan pengelolaan Danantara. Padahal, uang yang diurus oleh Danantara jumlahnya banyak dan merupakan uang negara yang harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Masa nggak boleh diperiksa BPK,” keluhnya sebagaimana dilansir dari Tempo, Kamis (13/2).
Kekhawatiran atas ketidaktransparanan pengelolaan Danantara inilah yang akhirnya berujung pada munculnya ajakan menarik uang tabungan di rekening bank-bank yang masuk Danantara.
Yap, cukup banyak memang program kontroversial yang dikeluarkan pemerintah dalam beberapa bulan belakangan. Kalau soal Danantara ini, kamu setuju nggak, Millens? (Arie Widodo/E05)
