Inibaru.id - Kabar tentang adanya insentif sebesar Rp1 juta bagi lelaki yang bersedia mengikuti program Keluarga Bersama dengan metode vasektomi di Kota Semarang telah sampai ke telinga Rengga. Namun, keputusan lelaki asal Kecamatan Gunungpati itu untuk mengikuti program ini belum bulat.
Sedikit informasi, vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen untuk laki-laki dengan cara memotong dan mengikat saluran sperma (vas deferens), sehingga sperma nggak keluar bersama air mani saat ejakulasi. Prosedur ini dilakukan melalui operasi kecil dengan bius lokal pada area testis dan kantung zakar (skrotum).
Kendati sudah sejak setahun lalu dia mendiskusikan kemungkinan untuk melakukan vasektomi karena sudah sepakat dengan istrinya untuk nggak memiliki anak lagi, niat ayah dua anak itu belum juga diwujudkannya. Hatinya masih gentar, meski kawannya yang merupakan penyuluh KB terus meyakinkannya.
"Kabar adanya insentif buat yang mau melakukan vasektomi ini sebetulnya menggiurkan dan membuat keyakinan saya semakin besar, tapi keberanian saya belum benar-benar bulat. Mungkin seiring berjalannya waktu akan semakin yakin," tutur lelaki 32 tahun tersebut via pesan singkat, Kamis (13/11/2025).
Tersedia di 5 Rumah Sakit
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) M Abdul Hakam telah mengonfirmasi bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memang memberikan insentif sebesar Rp1 juta bagi laki-laki yang bersedia mengikuti program KB dengan metode vasektomi.
“Informasi tersebut benar (ada insentif Rp1 juta),” kata Hakam dikutip dari Kompas, Kamis (13/11).
Dia menyebutkan, kebijakan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah daerah dalam upaya menekan angka stunting serta meningkatkan partisipasi KB pada laki-laki yang hingga kini masih rendah. Adapun untuk pelaksanaannya, dia mengatakan, saat ini baru bisa dilaksanakan di lima rumah sakit.
"Belum bisa di seluruh puskesmas, han ya di lima rumah sakit yang ditunjuk, yaitu Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama, RS Adhiatma Tugurejo, RS Nasional Diponegoro, RS Hermina Pandanaran, dan RS Panti Wilasa Citarum," tegasnya.
Partisipasi KB Laki-Laki yang Rendah
Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2024, baru sekitar 3 persen lelaki di Indonesia yang mengikuti program KB. Padahal, peningkatan partisipasi kaum adam penting untuk keberhasilan program pengendalian penduduk dan percepatan penurunan stunting.
Sebagaimana ditegaskan Kepala BKKBN sebelumnya, peran laki-laki dalam program KB bukan hanya mendukung pasangan, tetapi juga berpartisipasi langsung melalui metode kontrasepsi seperti vasektomi.
Kendati disebut sebagai metode kontrasepsi paling aman, mendorong para lelaki untuk mengikuti program KB vasektomi bukanlah pekerjaan mudah. Seperti yang ditakutkan Rengga, ketidaktahuan membuat para lelaki enggan melakukannya.
"Sebagai orang yang masih aktif secara seksual, tentu saja ketakutan terbesar saya (melakukan vasektomi) adalah kehilangan kemampuan ereksi dan gairah seksual. Istri juga meminta saya untuk pikir masak-masak dulu," tutur Rengga, menjelaskan alasan utamanya masih belum yakin untuk melakukan vasektomi.
Tetap Bisa Berhubungan Seksual
Karena melibatkan tindakan operasi di sekitar alat kelamin, sebagian laki-laki memang masih memandang metode vasektomi akan membahayakan aktivitas seksual mereka. Padahal, perlu diketahui bahwa lelaki yang melakukan vasektomi tetap dapat berhubungan seksual sebagaimana sebelumnya.
Dikutip dari Alodokter pada Kamis (13/11), vasektomi nggak akan memengaruhi gairah, kemampuan ereksi, atau volume air mani. Perbedaannya hanya pada kandungan air mani yang nggak lagi mengandung sperma, sehingga kecil potensi untuk menyebabkan kehamilan.
Secara medis, vasektomi dianggap aman dan efektif, memiliki risiko komplikasi yang kecil, serta waktu pemulihan yang singkat. Namun, karena sifatnya permanen, program ini lebih diperuntukkan bagi pasangan yang sudah memutuskan untuk nggak lagi memiliki buah hati.
Keputusan vasektomi memang sebaiknya dilakukan secara matang dan telah disepakati bersama pasangan. Maka, meski bisa dilakukan ke berbagai rentang usia, dokter umumnya nggak merekomendasikan vasektomi untuk laki-laki di bawah 30 tahun atau yang belum memiliki anak.
So, meski insentif Rp1 juta dari Pemkot Semarang adalah tawaran yang menggiurkan, sebaiknya keputusan untuk melakukan vasektomi nggak didasari alasan tersebut ya, Gez! (Siti Khatijah/E10)
