Inibaru.id – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membunuh tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Selain itu, sejumlah fasilitas umum seperti SD serta Puskesmas juga dibakar. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pun mengecam tindakan biadab ini.
Diduga, KKB yang melakukan aksi keji pada Senin (13/9/2021) ini adalah yang dipimpin oleh Lamek Tablo. Seorang dokter berusia 28 tahun bernama Geral Sukoi dikabarkan masih hilang. Sementara itu, seorang perawat bernama Gabriella Meilan yang baru berusia 22 tahun ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan dan penuh dengan luka parah. Lima orang nakes lainnya juga ditemukan dalam kondisi terluka.
“Kami turut berduka cita secara mendalam atas terjadinya di Kiwirok ini,” terang Wakil Ketua Eksternal Komnas HAM Amiruddin Al-Rahab, Sabtu (18/9).
Nggak cukup hanya mengecam, Komnas HAM juga meminta aparat penegak hukum untuk segera menangkap para pelaku.
“(Itu) adalah kejahatan yang keji dan melanggar hukum di RI ini. Oleh karena itu, aparat hukum berwenang 100 persen menindak mereka,” tambah Amiruddin.
Komnas HAM juga mengaku siap untu memantau proses penanganan kasus ini oleh aparat penegak hukum. Selain itu, dia juga berpesan kepada aparat untuk melindungi HAM setiap warga negara.
IDI Juga Ikut Mengecam
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua nggak mau ketinggalan ikut mengecam aksi biadab darI KKB. Mereka juga menuntut pemerintah untuk menjamin keamanan sekaligus keselamatan para tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Papua.
“Kami meminta kepada pemerintah daerah Provinsi Papua beserta TNI-Polri untuk menjamin keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan yang bertugas di seluruh wilayah Papua,” terang Ketua IDI Papua dr Donald Aronggear, SpB (K), Jumat (17/9).
Kalau sampai keamanan para nakes ini nggak terjamin, bisa jadi jumlah nakes bakal berkurang dan banyak nakes dari luar daerah enggan ke sana. Padahal, masyarakat Papua sangat membutuhkan layanan kesehatan.
“Kami juga meminta kepada pemerintah Provinsi Papua melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kotamadya/Kabupaten, para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga keamanan para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas. Kami berharap kejadian serupa nggak lagi terulang sehingga para nakes bisa bertugas tanpa rasa takut,” lanjut dr Donald.
Pada Kamis (16/9), IDI Papua dan sekitar 250 nakes melakukan aksi long march di jalan protokol Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang. Mereka membawa pita hitam sekaligus menyalakan seribu lilin di jalanan sebagai tanda bahwa mereka sedang berduka sekaligus memberikan penghormatan kepada mendiang Gabriella Meilani.
Semoga saja kasus kekerasan di Papua nggak lagi terulang, ya Millens. (Det/IB09/E05)