Inibaru.id – Indonesia lagi ada di persimpangan jalan nih, Gez. Bayangin saja, kebutuhan energi kita diprediksi bakal naik sampai empat kali lipat pada 2050 nanti seiring pertumbuhan ekonomi yang makin ngegas. Pertanyaannya: mau pakai cara lama yang bikin polusi, atau berani pindah haluan ke energi bersih?
Kabar baiknya, ternyata 60-65 persen infrastruktur energi yang kita butuhkan buat tahun 2050 itu belum dibangun. Artinya, kita punya kesempatan emas buat "curi start" membangun sistem yang jauh lebih ramah lingkungan daripada terjebak sama batu bara terus-terusan.
Baca Juga:
Internet 'Tenaga Surya' Desa Kadirejo; Unlimited, Stabil, dan Bebas Gangguan Pemadaman ListrikAssociate Adjunct Professor dari University of California, Berkeley, Nikit Abhyankar, mengingatkan kalau momen buat "melompat" itu ya sekarang. Kalau kita menunda transisi energi sampai 10 atau 15 tahun lagi, kita bakal terjebak sama ketergantungan energi fosil yang susah diputus.
Nikit juga ngasih sudut pandang menarik: transisi energi itu bukan berarti kita harus langsung menutup semua tambang atau pembangkit batu bara yang sudah ada sekarang.
“Pertarungan sesungguhnya adalah antara energi surya dan pembangunan pembangkit batu bara baru. Lapangan kerja dan pembangkit yang sudah eksis nggak perlu ditutup sekarang karena memang sudah terlanjur terbangun,” jelas Nikit dalam acara CSO Roundtable di Jakarta (16/12/2025).
Teknologi Makin Murah, Kenapa Nggak?
Kenapa sekarang waktu yang tepat? Jawabannya: Harganya sudah terjun bebas! Dalam 15 tahun terakhir, harga panel surya dan teknologi baterai (penyimpanan energi) turun drastis sampai 90 persen.
Baterai jenis Lithium Ferro-Phosphate (LFP) yang sering dipakai buat kendaraan listrik dan jaringan listrik skala besar, sekarang harganya sudah di bawah 80 dolar AS per kWh. Dengan harga yang makin kompetitif, beralih ke matahari bukan lagi soal gaya-gayaan, tapi soal efisiensi ekonomi.
India Sudah Membuktikan
Kalau Indonesia butuh contoh nyata, tengok saja India. Negara ini sukses jadi salah satu pemain energi terbarukan paling gokil di dunia. Harga jual listrik dari tenaga surya di sana murah banget, cuma sekitar 2,5 dolar AS per MWh.
Bahkan, total kapasitas energi terbarukan India sudah menyentuh 250 gigawatt. Gokilnya lagi, biaya bangun pembangkit surya yang pakai baterai di India sekarang cuma setengah dari biaya bangun pembangkit batu bara baru.
Pelajaran penting buat Indonesia: transisi ke energi bersih itu nggak cuma mungkin secara teknis, tapi juga jauh lebih menguntungkan buat dompet negara dalam jangka panjang.
Jadi, kapan nih Indonesia beneran "panen" sinar matahari secara maksimal? Yuk, kawal terus isu energi bersih ini, Gez! (Siti Zumrokhatun/E05)
