BerandaHits
Senin, 1 Sep 2025 17:31

Dari Dapur ke Teknologi Hijau; Kulit Bawang Merah Lindungi Panel Surya

Dari Dapur ke Teknologi Hijau; Kulit Bawang Merah Lindungi Panel Surya

Kulit bawang merah bisa digunakan untuk melindungi panel surya dari sinar UV. (Freepik)

Siapa sangka kulit bawang merah yang kerap kita buang begitu saja ternyata bisa jadi bahan ramah lingkungan untuk melindungi panel surya dari radiasi ultraviolet (UV)? Penemuan ini membuka jalan baru bagi energi terbarukan yang lebih berkelanjutan.

Inibaru.id – Kulit bawang merah yang biasanya hanya berakhir di tempat sampah ternyata menyimpan potensi besar. Para peneliti menemukan bahwa ekstrak pewarna dari bawang merah bisa menjadi bahan pelindung efektif untuk panel surya. Menariknya, bahan ini mampu menghalau radiasi ultraviolet (UV) hingga 99,9 persen, sekaligus lebih unggul dibandingkan filter UV berbasis plastik yang banyak dipakai saat ini.

Biasanya, sel surya dilapisi dengan film berbahan dasar minyak bumi, seperti polivinil fluorida (PVF) atau polietilen tereftalat (PET). Film-film ini memang melindungi, tapi jejak ekologisnya cukup berat. Karena itu, para ilmuwan berupaya mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan. Nanoselulosa – serat berukuran nano yang berasal dari bahan nabati – sudah lama dianggap kandidat utama.

Dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal ACS Applied Optical Materials (24/2), ilmuwan dari University of Turku, Finlandia, menggabungkan nanoselulosa dengan pewarna dari kulit bawang merah. Hasilnya? Filter yang nggak hanya ramah lingkungan, tapi juga transparan dan sangat efektif menahan radiasi UV.

Panel surya yang dilapisi warna gelap dari kulit bawang merah bisa melewatkan lebih dari 80 persen cahaya. (pixabay)
Panel surya yang dilapisi warna gelap dari kulit bawang merah bisa melewatkan lebih dari 80 persen cahaya. (pixabay)

Dibandingkan dengan bahan lain seperti lignin atau ion besi, pewarna bawang merah terbukti paling unggul. Lignin, misalnya, meski mampu mengurangi radiasi UV, punya warna gelap yang membatasi transparansi film. Sementara itu, film berbahan nanoselulosa plus ekstrak bawang merah tetap bisa melewatkan lebih dari 80 persen cahaya pada panjang gelombang 650–1.100 nanometer. Ini penting karena cahaya di rentang tersebut justru dibutuhkan panel surya untuk menghasilkan listrik.

“Transmisi film yang mengandung lignin biasanya hanya mencapai 50 persen pada 400–600 nm, sedangkan bawang merah bisa jauh lebih transparan,” terang Rustem Nizamov, peneliti doktoral di University of Turku, dikutip dari Live Science (30/8/2025).

Lebih jauh, Nizamov menambahkan bahwa temuan ini bisa diterapkan bukan hanya pada panel surya perovskit atau fotovoltaik organik, tapi juga di industri lain, misalnya pada kemasan makanan dengan sensor bertenaga sel surya biodegradable.

Siapa tahu, di masa depan, kulit bawang merah bukan lagi dianggap sampah dapur, melainkan bagian penting dari teknologi hijau yang menopang energi berkelanjutan. Menarik ya, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved