Inibaru.id - Minggu (25/6/2023) kemarin, seorang mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dikabarkan meninggal dunia saat melakukan pendakian di Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah. Perempuan 20 tahun itu bernama Anindita Syafa NK. Dia meninggal saat berada di pos empat Gupakan Menjangan Candi Cetho, Gunung Lawu karena diduga mengalami hipotermia, Millens.
Meski kematian akibat hipotermia sering kita dengar, toh mendaki gunung masih menjadi salah satu hobi yang digandrungi oleh anak muda, ya. Sebenarnya, apa itu hipotermia yang disebut-sebut bukan kedinginan biasa?
Dinukil dari Hypeabis (2/3/2023), Ketua Bidang Kesehatan Federasi Mountaineering Indonesia (FMI) Muhammad Iqbal El Mubarak menjelaskan, hipotermia adalah kondisi penurunan suhu tubuh, baik secara drastis maupun progesif. Hal ini berbeda dengan rasa dingin yang umumnya kamu rasakan saat berada di wilayah dataran tinggi atau penggunungan.
Hipotermia akan terjadi ketika seseorang mengalami suhu yang sangat dingin dan dia kehilangan panas tubuh lebih cepat daripada yang bisa dihasilkan. Nah, ketidakmampuan untuk menghasilkan panas tubuh yang memadai inilah yang sangat berbahaya. Suhu tubuh dapat turun dengan cepat dan signifikan sehingga terjadilah hipotermia.
Tingkat Keparahan Hipotermia
Jika kamu gemar melakukan pendakian, sebaiknya ketahui tanda-tanda dari serangan dingin tersebut. Ini merupakan sesuatu yang penting agar hipotermia bisa segera ditangani dan nggak berujung pada kematian. Berikut adalah gejala hipotermia berdasarkan tingkat keparahannya.
1. Level Ringan
Kondisi ini menimpa seseorang yang suhu tubuhnya berada di kisaran 32 derajat Celcius hingga 35 derajat Celcius. Pada kondisi ini, seseorang mulai menunjukkan gejala tertentu seperti memiliki wajah yang pucat, kulitnya terasa dingin ketika disentuh, ada rasa baal (kebal rasa) di ujung tangan atau jari, dan intensitas menggigil terasa lebih sering.
Selain itu, pada fase ini detak jantung penderita meningkat, napas menjadi cepat, pembuluh darah menyempit, kelelahan, dan kurang koordinasi.
2. Level Sedang
Pada level ini, suhu tubuh seseorang lebih turun lagi, yakni di sekitar 28 derajat Celcius sampai 32 derajat Celcius. Berbeda dengan fase ringan, fase sedang justru membuat badan nggak terlalu menggigil lagi.
Namun, tanda ini jangan salah dipahami sebagai sebuah perbaikan kondisi. Efek penurunan kesehatan lain justru sedang menanti, seperti gangguan kencing atau inkontinensia urine dan kesadaran yang makin menurun.
3. Level Berat
Kondisi ini terjadi pada orang yang suhu tubuhnya sudah di bawah 28 derajat Celcius. Fase ini sudah sangat berbahaya karena komplikasi penyakit mulai bermunculan, seperti henti jantung dan ginjal.
Ciri-ciri orang yang sudah terkena hipotermia berat adalah adanya bagian badan yang terasa sakit. Hal itu karena otot terasa kaku. Kemudian, nadi yang tadinya masih bergerak, kini mulai nggak teraba. Terkadang juga disertai pingsan.
Pada fase ini nggak jarang penderita mulai meracau, yang merupakan efek dari kerusakan organ karena hipotermia.
Dengan mengetahui tahapan hipotermia ini, semoga kamu semakin peka jika melihat seseorang di sekitarmu mengalami kedinginan tersebut ya, Millens. Semakin segera ditangani, maka penderita hipotermia bisa tertolong. (Siti Khatijah/E07)