Inibaru.id – Anak muda, khususnya yang ada di usia belasan dikenal sebagai manusia yang dipenuhi dengan energi. Sayangnya, jika nggak disalurkan dengan baik, energi tersebut justru akan mengarahkan mereka ke hal-hal yang nggak baik. Salah satunya adalah klitih di Yogyakarta.
Klitih adalah kejahatan jalanan yang dilakukan di wilayah DIY, khususnya pada tengah malam atau dini hari. Yang jadi sasaran adalah mereka yang berkendara pada waktu-waktu tersebut. Korban bisa saja dianiaya, dibacok, atau bahkan dirampok. Pelakunya seringkali adalah gerombolan yang memojokkan korban yang biasanya berkendara seorang diri di jalanan yang sudah sepi.
Sudah banyak cara yang dilakukan pihak berwenang untuk mengatasi masalah ini. Namun, bisa jadi cara yang satu ini adalah yang paling menarik, yaitu menggelar event olah raga bela diri bernama Fight Club Yk atau yang FCYk. Intinya sih, daripada energi, emosi, dan keinginan untuk membuktikan diri anak muda dihabiskan lewat klitih yang masuk aksi kriminal, lebih baik diarahkan di ajang yang legal seperti ini saja.
“Yang disasar memang anak muda yang masih punya emosi menggelora. Ada orang tua yang mendorong anaknya ikut karena sebelumnya terlibat klitih. Dengan ikut event ini, dia bisa melampiskan emosinya dengan lebih fun dan nggak melanggar hukum,” ungkap Humas dan Penasehat Organisasi Fight Club Yk Adi Bayu sebagaimana dilansir dari Wartajogja, Jumat (12/7/2024).
Meski bisa dikatakan ini adalah ajang jotos-jotosan resmi, bukan berarti setiap peserta bisa melakukannya dengan brutal sesuka hati, ya, Millens. Berjargon “No Win – No Lose – No Pressure”, ajang yang digelar di kompleks Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta tiap dua minggu sekali ini mengikuti aturan yang ditetapkan Persatuan Tinju Amatir Yogyakarta (Pertina).
Artinya, peserta yang bertanding boleh memilih lawannya, tapi harus berimbang fisiknya. Mereka juga harus memakai peralatan seperti pelindung kepala, sarung tinju, dan pelindung mulut demi mencegah cedera serius.
“Pertarungan juga nggak sampai habis-habisan atau sampai ada yang cedera serius. Kalau sudah terlihat nggak berimbang, bisa dihentikan. Kalau ada peserta menyerah, justru mendapatkan tepuk tangan karena dia mengenali batasnya sendiri. Yang pasti, di sini ngga ada yang menang, nggak ada yang kalah,” terang Ketua Fight Club Yk Rahmad Darmawan.
Sejauh ini, sudah ada enam event Fight Club Yk yang digelar. Pesertanya mencapai lebih dari 300 orang. Nggak hanya dari Yogyakarta, peserta datang dari Solo, Magelang, atau bahkan Tulungagung dan Blitar yang ada di Jawa Timur. Tapi, layaknya ide utama dari acara ini yaitu sebagai penyalur emosi dan energi peserta, jangan kira bakal ada hadiahnya, ya?
“Yang pasti, aspek keselamatan selalu kita kedepankan. Ada tenaga medis dan ambulans yang selalu siap sedia setiap kali event digelar,” kata Adi Bayu.
Kalau pengin mendaftar, peserta hanya dibebankan uang Rp10 ribu. Kabar baiknya, biaya tiketnya sukarela. Hm, ide mengadakan Fight Club Yk ini sangat menarik ya? Semoga saja memang kegiatan ini bisa menurunkan atau bahkan membasmi klitih di Yogyakarta. (Arie Widodo/E05)