Inibaru.id – Bayangkan, kamu sudah duduk manis di kursi bioskop, popcorn di tangan, menunggu film dimulai. Tiba-tiba, layar besar menampilkan cuplikan capaian pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dari program Makan Bergizi Gratis, Koperasi Desa Merah Putih, sampai Sekolah Rakyat, semua ditampilkan dalam bentuk video singkat.
Cuplikan itu mendadak jadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak yang penasaran, kenapa capaian pemerintah kini ditayangkan di layar lebar sebelum film diputar?
Kepala Kantor Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi akhirnya buka suara. Dia menegaskan bahwa penayangan video ini bukan tanpa alasan.
“Pemerintah mau sosialisasi ke seluruh rakyat Indonesia tentang apa yang sudah dikerjakan. Biar masyarakat paham bahwa banyak hal sudah berjalan,” jelas Hasan, Minggu (14/9/2025).
Menurutnya, bioskop hanyalah salah satu ruang publik yang bisa dimanfaatkan, sama seperti televisi atau baliho di jalanan.
“Kalau iklan komersial saja boleh tayang, kenapa pesan dari pemerintah tidak boleh?” tambahnya.
Hasan memastikan bahwa video tersebut diputar sebelum film dimulai, di waktu tunggu yang biasanya memang diisi iklan. Jadi, bukan bagian dari film utama yang dibayar penonton.
Langkah ini pun menimbulkan pro-kontra. Ada yang melihatnya sebagai cara kreatif pemerintah mendekatkan informasi ke masyarakat, ada pula yang menganggap bioskop sebaiknya tetap jadi ruang hiburan murni.
Pernah Dilakukan Jokowi
Sebagai informasi, Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) juga pernah melakukan hal yang sama.
Sejumlah pencapaian ditayangkan di bioskop pada 2018 silam. Bagi beberapa pihak, langkah ini dinilai sarat muatan politis karena menjelang Pemilu 2019.
Kubu pendukung Prabowo saat itu juga lantang mengkritik.
"Kominfo harus tahu batasan-batasan mana yang boleh dilakukan, dan mana yang tidak boleh dilakukan. Bioskop itu ruang privat, karena orang yang membayar yang bisa masuk," kata politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean melansir BBC News Indonesia, Kamis (13/9/2018).
Kala itu, baik Bawaslu maupun Kominfo yang notabene memproduksi iklan kompak membantah iklan berjudul "Dua Musim 65 Bendungan" itu sebagai kampanye.
Hm, terlepas Prabowo meniru langkah Jokowi yang sempat dikritik kubunya sendiri, menurutmu, perlu nggak sih pemerintah pakai cara-cara seperti ini untuk mendekatkan diri ke masyarakat, atau sebaiknya cukup lewat media konvensional saja, Gez? Sepertinya akan lebih elok ya jika hanya menampilkan keberhasilan kinerja kementerian? (Siti Zumrokhatun/E05)
