inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
BRIN: Ada Potensi Awal Puasa 2025 Berbeda, Tapi Lebaran Bersama
Jumat, 28 Feb 2025 15:36
Penulis:
Bagikan:
Ilustrasi: Hilal yang jadi patokan awal puasa. (Islamic Crescent Observation Project/Martin Elsaesser)

Ilustrasi: Hilal yang jadi patokan awal puasa. (Islamic Crescent Observation Project/Martin Elsaesser)

Ternyata, ada potensi awal puasa Ramadan 2025 berbeda, lo. Jika Muhammadiyah sudah memastikan besok Sabtu (1/3) mulai puasa, BRIN justru menyebut bisa jadi awal puasa bakal jatuh pada Minggu (2/3).

Inibaru.id – Beda dengan Muhammadiyah yang sudah memastikan bahwa puasa Ramadan 2025 bakal dimulai pada Sabtu (1/3/2025), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) justru memprediksi awal puasa pada hari berikutnya, yaitu Minggu (2/3). Apa alasan dari perbedaan ini, ya?

Salah satu peneliti dari badan tersebut, Thomas Djamaludin menyebut penentuan kapan puasa Ramadan 2025 dimulai memang bakal dilakukan pada Sidang Isbat yang akan digelar pada hari ini Jumat (28/2) malam. Tapi, bukan hal yang salah jika pihaknya memberikan prediksi awal puasa yang berbeda dari anggapan banyak orang sebelumnya.

“Ada dua metode untuk menentukan awal puasa, yaitu ilmu astronomi dan metode rukyat untuk menentukan hilal. Khusus untuk yang terakhir, ilmu astronomi dipakai untuk menghitung posisi bulan, tinggi hilal, hingga jarak bulan dari matahari. Dari perhitungan itulah, bisa diprediksi apakah hilal akan teramati atau nggak,” cerita Thomas sebagaimana dinukil dari situs resmi BRIN pada Jumat (28/2).

Nah, per analisis terbaru pada hari ini, posisi bulan yang dilihat dari Aceh sudah bisa memenuhi kriteria halal yang ditetapkan oleh menteri agama dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

“Kalau di Aceh kondisinya begini, maka awal Ramadan adalah 1 Maret 2025. Tapi ada kemungkinan cuaca mendung sehingga gagal rukyat. Kalau sudah begitu, potensi Ramadan bakal ditetapkan pada 2 Maret 2025,” lanjut Thomas.

Petugas MUI mengecek penampakan hilal sebelum Sidang Isbat untuk menentukan awal puasa. (Kompas/Mita Amalia Hapsari)
Petugas MUI mengecek penampakan hilal sebelum Sidang Isbat untuk menentukan awal puasa. (Kompas/Mita Amalia Hapsari)

Menanggapi adanya potensi awal puasa nantinya berbeda di antara Muhammadiyah dan pemerintah, Ketua Majelis Ulama Indonesia di Bidang Dakwah Cholil Nafis menganggapnya sebagai hal yang wajar.

“Kalau menurut kriteria MABIMS, pada Jumat (28/2), imkanur rukyat di Indonesia hanya bisa terpenuhi di Aceh. Besar kemungkinan hal ini nggak terlihat di Jawa Timur atau area Indonesia yang lebih timur lagi,” ungkap Cholil di akun X (dulu Twitter) pada Jumat (28/2).

Tapi, tetap saja, layaknya yang diungkap BRIN, meski ada kemungkinan awal puasa nantinya berbeda dengan yang sudah ditetapkan Muhammadiyah, penentuannya tetap pada sidang isbat yang digelar nanti malam.

Yang pasti, meski awal puasa bakal berbeda, nantinya Idulfitri 1446 Hijriah sudah disepakati bakal jatuh di tanggal yang sama.

“Mulai puasa mungkin potensinya berbeda. Tapi untuk Lebaran, sepakat bersama,” lanjut Cholil.

Yap, kita tunggu saja ya seperti apa hasil sidang isbat nanti malam. Kalau prediksi kamu sendiri, kira-kira kapan nih awal puasa yang akan ditentukan pemerintah, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved