Inibaru.id - Berbeda dengan calon presiden yang cuma ada tiga, jumlah calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2024 ada ribuan orang. Jika para capres bisa memaparkan visi misi pada debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), caleg-caleg harus mempunyai cara sendiri untuk menyampaikan gagasannya.
Beruntunglah kamu yang sudah yakin dengan caleg pilihan karena visi misinya yang sesuai dan kualitas yang baik. Tapi, kenyataannya banyak orang yang sampai hari ini, tujuh hari menjelang pemilu, masih belum punya bayangan sama sekali bakal mencoblos siapa.
Pada dasarnya seorang caleg harus memiliki kapasitas, wawasan luas dan kemampuan kepemimpinan yang mumpuni. Selain itu, caleg harus memiliki moralitas atau akhlaqul karimah yang merupakan pondasi dalam mengemban amanat dari masyarakat.
Caleg juga harus punya kemampuan finansial. Kebutuhan biaya menjadi konsekuensi logis bagi calon anggota legislatif. Biaya yang dimaksud bukan untuk menyuap masyarakat, namun untuk akomodasi kegiatan kampanye dan sosialisasi.
Tapi, kerena jumlahnya yang sangat banyak, memilih caleg tanpa tahu dasarnya bukankah seperti membeli kucing di dalam karung? Maka dari itu, jika kamu masih belum tahu siapa pilihanmu, lakukan riset, pertimbangan, kalkulasi dengan mengingat hal-hal berikut ini, Millens! Apa saja itu?
1. Rekam Jejak
Rekam jejak profil pribadi dan kinerja profesional sejak sebelum terpilih menjabat anggota legislatif atau anggota eksekutif, sangat penting diperhatikan. Penting untuk mempertimbangkan kedua hal itu baik terhadap petahana yang kembali mencalonkan diri maupun para wajah baru di pemilu legislatif 2024.
Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Egi Primayogha mengatakan salah satu poin penting yang harus disoroti oleh pemilih adalah indikator rekam jejak pada isu korupsi. Dia menyarankan supaya kamu memastikan caleg bebas dari korupsi maupun track record terkena korupsi sebelumnya. Jika caleg yang terafiliasi bisnis serta keluarga juga perlu diperhatikan karena seringkali korupsi itu dijalankan berjemaah.
2. Pendidikan Politik
Pendidikan politik juga berkaitan erat dengan sosialisasi politik. Sosialisasi politik merupakan suatu rangkaian atau proses ketika seseorang memperoleh sikap orientasi terhadap fenomena politik yang ada yang berlaku di tempat dia berada.
Pendidikan politik akan memengaruhi partisipasi politik warga negara. Faktor-faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik seseorang ialah kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah (sistem politik).
Untuk itu, para elite dan aktor politik punya tanggung jawab moral untuk melakukan pendidikan politik selama masa sosialisasi dan kampanye Pemilu. Hal itu penting untuk mengedukasi para pemilih.
Itu dia dua hal yang perlu kamu ketahui terkait caleg-caleg yang ikut dalam kontestasi Pemilu 2024. Jangan asal pilih atau memilih karena "amplop" untuk wakil rakyat yang mewakili keluh kesah dan aspirasi kita lima tahun ke depan ya, Millens! (Siti Khatijah/E07)
