BerandaHits
Jumat, 12 Des 2025 13:49

Banjir Semakin Parah, Jateng Susun Strategi Adaptasi Dampak Perubahan Iklim

Penulis:

Banjir Semakin Parah, Jateng Susun Strategi Adaptasi Dampak Perubahan IklimSundara
Banjir Semakin Parah, Jateng Susun Strategi Adaptasi Dampak Perubahan Iklim

Suasana diskusi untuk menghasilkan kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim di Semarang. (Inibaru.id/ Sudara)

Meningkatnya dampak perubahan iklim mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membuat kajian bersama sejumlah pihak. Upaya ini diharapkan bisa memperkuat wilayah yang terdampak.

Inibaru.id - Peningkatan intensitas banjir, rob, dan cuaca ekstrem yang kian nggak terkendali belakangan ini memicu Mercy Corps Indonesia dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) mengambil langkah konkret dengan melakukan kajian mendalam terhadap dampak perubahan iklim.

Salah satunya dengan menggelar penyusunan kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim atau Climate Risk and Impact Assessment (CRIA) serta Workshop Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Babon dan DAS Tuntang pada Kamis (11/12/2025).

Kick-off meeting yang dilakukan di Semarang ini menjadi langkah awal untuk mengintegrasikan pendekatan ilmiah dan kolaborasi lintas wilayah melalui penyusunan kajian komprehensif berbasis data untuk memperkuat ketahanan iklim Jateng.

Perlu diketahui, Mercy Corps Indonesia adalah organisasi lokal yang menginisiasi pemberdayaan masyarakat untuk membangun komunitas yang sehat, produktif, dan tangguh. Tujuan utamanya adalah membantu warga pulih dari krisis dan menjadikan tantangan menjadi peluang untuk menguatkan kualitas hidup.

Risiko yang Terus Meningkat

Dalam sambutannya, Program Manager ZCRA Mercy Corps Indonesia Denia Aulia Syam menyoroti semakin beratnya tekanan perubahan iklim di Jateng. Banjir yang kian intensif, rob yang meluas, hingga cuaca ekstrem disebutnya sebagai sinyal nyata bahwa masyarakat berada di bawah risiko yang terus meningkat.

Karena itu, CRIA ini menjadi kajian yang penting untuk menjadi pijakan ilmiah dalam memetakan bahaya iklim, kerentanan sosial-ekonomi dan proyeksi dampak ke depan.

"Hasil kajian ini akan memperkuat arah kebijakan daerah agar lebih adaptif dan berbasis risiko iklim," kata Deni di hadapan peserta, Kamis (11/12).

Menyikapi hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng Sumarno yang turut hadir dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa Pemprov Jateng berkomitmen untuk memperkuat upaya adaptasi perubahan iklim serta pengelolaan DAS yang lebih terintegrasi.

"Penyusunan CRIA menjadi momentum untuk menyatukan pemahaman dan menyusun kebijakan adaptif berbasis bukti," ucap Sumarno. "Kerja sama multipihak adalah kunci untuk membangun Jateng yang lebih resilien dan siap menghadapi tantangan perubahan iklim."

Meningkatnya Kerentanan Iklim

Sementara, dalam kesempatan itu perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng Ria Oerlani mengingatkan bahwa kerentanan iklim telah meningkat tajam saat ini. Tekanan tata guna lahan dan ekonomi di hulu meningkatkan kerentanan, yang bisa memicu risiko besar di wilayah hilir, termasuk Demak.

"Karena itu, CRIA kami pandang penting sebagai dasar ilmiah untuk memperbaiki tata kelola DAS dan menetapkan prioritas adaptasi di titik-titik paling rentan," sebutnya.

Local Lead for Resilience Policy and Practice Mercy Corps Indonesia-ZCRA Arif Gandapurnama menuturkan bahwa dampak perubahan iklim nggak bisa hanya dilihat dari aspek fisik, seperti banjir atau kerusakan infrastruktur. Tekanan iklim juga memukul kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.

"Di banyak daerah, masyarakat beradaptasi secara cepat dan spontan, tapi seringkali mengorbankan keberlanjutan penghidupan mereka. Karena itu, adaptasi harus direncanakan lebih sistematis, berbasis risiko, dan ditopang analisis ilmiah, termasuk dalam proses penyusunan kebijakan pendukungnya," papar Arif.

Kolaborasi Lima Kota

Penyusunan CRIA Jateng ini melibatkan Mercy Corps Indonesia, para akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Diponegoro (Undip), serta lima pemerintah daerah: Kota dan Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, dan Kota Salatiga yang berada di dua wilayah DAS.

Dengan komposisi tersebut, kajian ini nggak hanya solid secara metodologi, tetapi juga benar-benar menjawab kebutuhan kebijakan di tingkat lokal dan memperkuat koordinasi lintas wilayah dari hulu, tengah hingga hilir.

Dalam pertemuan kolaboratif lima kota tersebut, mereka juga membahas tentang perubahan iklim di DAS Babon dan Tuntang yang nggak bisa diselesaikan secara parsial.

Semoga diskusi lintas sektor itu mampu menghasilkan langkah nyata yang dapat memperkuat keberlanjutan hidup masyarakat yang terdampak krisis iklim ya, Gez! (Sundara/E10)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved