Inibaru.id - Pernahkah kamu mendengar istilah “Roger that!” di film perang atau percakapan radio pilot? Kata sederhana ini ternyata punya sejarah panjang yang membentang dari zaman Kode Morse hingga komunikasi udara modern. Dalam dunia penerbangan, “Roger” bukan sekadar berarti “ya,” melainkan simbol ketepatan, keselamatan, dan efisiensi komunikasi.
Kisahnya bermula di awal abad ke-20, ketika komunikasi jarak jauh masih mengandalkan Kode Morse. Saat itu, huruf R dipakai untuk menandakan kata “Received” atau “diterima.” Namun, ketika teknologi radio suara mulai digunakan, muncul masalah baru seperti kualitas transmisi yang buruk dan penuh gangguan membuat banyak pesan tersampaikan secara keliru. Maka, diciptakanlah alfabet ejaan fonetik, sistem yang menetapkan satu kata khusus untuk setiap huruf agar lebih mudah dikenali meski dalam kondisi bising.
Untuk huruf R, militer Amerika Serikat memilih kata “Roger.” Alasannya sederhana tapi krusial. Kata ini jelas diucapkan, mudah dikenali, dan kecil kemungkinan disalahpahami. Pilihan ini terbukti efektif, terutama saat Perang Dunia II. Saat itu, Inggris dan Amerika menyepakati alfabet militer gabungan bernama Able Baker Alphabet, yang menjadikan “Roger” sebagai standar internasional.
Menariknya, pada tahun 1956, “Roger” resmi dipensiunkan dari alfabet fonetik dunia dan diganti oleh kata “Romeo.” Namun, alih-alih hilang, “Roger” justru menemukan makna baru. Ia nggak lagi sekadar mewakili huruf “R,” melainkan menjadi istilah prosedur resmi yang berarti “Received and understood” yang artinya pesan diterima dan dipahami.
Dalam komunikasi penerbangan, perbedaan antara “Roger” dan “Wilco” (Will Comply) sangat penting. “Roger” menandakan penerimaan pesan, sedangkan “Wilco” menegaskan komitmen untuk melaksanakan instruksi.
Kejelasan semacam ini bukan soal gaya, tapi soal keselamatan. Dalam dunia penerbangan, satu kata yang salah bisa berarti nyawa. Karena itu, “Roger” menjadi bagian nggak terpisahkan dari etika komunikasi udara. Kata ini pendek, tegas, dan bebas ambiguitas.
Baca Juga:
Mengapa Jendela Pesawat Berbentuk Bulat?Kini, istilah “Roger” telah menembus budaya populer. Dari film komedi Airplane! hingga obrolan sehari-hari, frasa “Roger that!” dipahami semua orang sebagai bentuk setuju yang ringkas dan keren. Ia menjadi bukti bagaimana bahasa teknis militer bisa hidup jauh di luar ruang kontrol dan kokpit, menembus budaya dan waktu.
Pada akhirnya, “Roger” bukan sekadar jargon penerbangan, melainkan warisan linguistik dari perjuangan manusia melawan keterbatasan teknologi. Sebuah kata yang lahir dari bisingnya radio perang, namun tetap terdengar jelas hingga langit masa kini. Menarik banget ya, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)
