Inibaru.id – Angin kencang sebabkan atap bangunan SMK Fadlun Nafis, Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, roboh pada Senin (22/1/2018) pagi. Atap itu merupakan kontruksi dari lima ruangan yang letaknya bersandingan, salah satunya adalah ruang kelas 1 yang saat itu ada kegiatan belajar-mengajar.
Para siswa pun terkejut, menjerit, dan berlarian. Mereka berupaya menyelamatkan diri. Sejumlah siswa bahkan terlihat keluar lewat jendela ruang kelas, sementara sisanya bersembunyi di bawah meja. Duh, kasihan banget, Millens.
"Saya dengar gemuruh dan plafon bergetar. Seketika braakkk, atap ambrol. Suasana mencekam, semua berteriak ketakutan," kata Wawan, seorang siswa yang tertimpa puing bangunan atap, seperti ditulis Kompas.com, Selasa (23/1/2018).
Baca juga:
Pemkab Klaten Siapkan Strategi Basmi Tawon dengan OTT
Pulau Indonesia Dijual via Daring, KKP Bertindak
Meski Wawan berhasil keluar dari ruangan, dia tetap mendapatkan perawatan dari rumah sakit terdekat karena luka di kepalanya.
Sementara, guru SMK Fadlun Nafis, Ahmad Miftahul Ulum, mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu dirinya berada di ruangan yang aman.
"Tiba-tiba saja terdengar bunyi gemuruh dari gedung sisi utara. Ternyata bangunan atapnya ambrol setelah diterjang angin kencang. Khawatir, kami pun berlarian menghampiri. Sejumlah siswa serta guru mengalami luka-luka. Belasan orang dibawa ke puskesmas. Tapi nggak ada korban jiwa," kata Ahmad.
Dari kejadian itu, tercatat lima ruangan di SMK Fadlun Nafis mengalami kerusakan parah. Puing-puing bangunan berserakan serta meja kursi rusak lantaran tertimpa reruntuhan.
Petugas Puskesmas Bangsri, Solikin, menyampaikan, guru dan murid SMK Fadlun Nafis yang terluka dilarikan ke Puskesmas Bangsri sekitar pukul 11.00 WIB setelah kejadian. Para korban langsung mendapatkan penanganan oleh tim medis di ruang IGD.
Baca juga:
Minimarket Tanpa Kasir Resmi Beroperasi
Mahasiswa Geologi Undip Akhirnya Ditemukan
"Ada sepuluh siswa dan seorang guru luka-luka yang ditangani di sini. Robek di bagian kepala, tangan dan kaki. Nggak ada yang patah tulang atau dirujuk ke rumah sakit. Korban luka pun sudah pulang ke rumah masing-masing," kata Solikin.
Oh, syukurlah! Ini harusnya jadi peringatan keras bagi pemerintah daerah ya, Millens. Mengenyam pendidikan adalah hak warga. Mendapatkan keselamatan saat proses belajar-mengajar itu menjadi tanggung jawab pemerintah. Sepakat? (ANG/GIL)