Inibaru.id – Di tengah majunya perkembangan teknologi, Jepang juga dikenal sebagai negara yang masih menjunjung tinggi budaya dan tradisi lokalnya. Sayangnya, hal ini berimbas pada masih diterapkannya sejumlah tradisi yang terkesan diskriminatif. Salah satunya adalah larangan bagi perempuan di Jepang untuk mendaki Gunung Omine.
Gunung Ōmine (大峯山) bisa kamu temukan di Prefektur Nara. Dari kota besar terdekat, yaitu Osaka, jaraknya sekitar 94 kilometer ke arah Tenggara. Di gunung yang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO ini, masih ada larangan bagi perempuan untuk mendaki hingga ke puncaknya, tepatnya ke area Kuil Ominesanji.
Larangan ini sudah berlaku sejak ratusan tahun yang lalu dan berakar dari tradisi keagamaan Shinto dan Buddha Shugendo. Konon, kehadiran perempuan dianggap bisa mengganggu fokus laki-laki yang sedang bertapa. Alasannya? Karena perempuan dianggap memiliki daya tarik yang bisa “menggoda” para peziarah laki-laki.
Sebenarnya, perempuan boleh saja mendaki gunung ini, bahkan melewati jalur peziarahan Kumano Kodo yang sangat bersejarah tersebut. Tapi begitu sampai titik pintu masuk kuil di dekat puncak Gunung Ōmine, langkah mereka harus terhenti.
Di sinilah diskriminasi itu terasa jelas, seolah-olah kehadiran perempuan masih dianggap sebagai pengganggu, dan nggak berhak mendapatkan pengalaman spiritual yang setara saat berada di gunung tersebut.
Dilansir dari Soranews24, (22/12/2014), situs pemandu wisata Bernama Oku Japan, sebuah operator tur yang mengkhususkan diri pada rute-rute ziarah di Jepang, menyebut aturan ini memang belum dicabut.
Meski tak ada petugas yang secara langsung melarang perempuan naik, masyarakat lokal masih sangat menjaga tradisi ini. Terdapat sejumlah penanda di situs ini yang menyarankan agar wisatawan perempuan tidak memaksakan diri memasuki kawasan kuil demi mencegah terjadinya konflik.
Sebagai bentuk kompromi, ada satu bagian dari gunung ini dikenal dengan nama Gunung Inamura (稲村ヶ岳), atau sering disebut juga sebagai “Ōmine-nya Perempuan” (女人大峯). Di sini, perempuan diperbolehkan mendaki sampai ke puncak. Setidaknya ada ruang yang disediakan bagi kaum hawa yang pengin mendaki di sana, meski tetap terasa seperti bentuk “pengasingan yang halus”.
Yap, namanya juga tradisi lokal ya, Gez. Meski terkesan diskriminatif, nyatanya masyarakat setempat masih menjaganya. Jadi, andai kamu kebetulan sedang main ke Jepang dan pengin mendaki Gunung Omine, sebaiknya juga menghormatinya. Setuju? (Arie Widodo/E07)
