Inibaru.id - Karena pandemi Covid-19, program magang ke Jepang yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah sempat berhenti. Tapi kini, Disnakertrans Jateng membuka program itu kembali. Sebanyak 275 akan mengikuti tahap seleksi dari 496 orang yang mendaftar.
Sekretaris Disnakertrans Jateng Defransisco Dasilva Tavares mengatakan, rangkaian seleksi dan pelatihan dimulai 10 Oktober 2022, sementara pemberangkatan direncanakan awal tahun 2023.
Sebagai informasi, tahun 2018 pekerja Jateng yang diberangkatkan ke Jepang mencapai 144 orang di tahap 1 dan 233 di tahap 2. Sementara, pada 2019 dari 185 orang yang lolos di tahap 1 separuhnya lebih diberangkatkan ke Jepang.
“Program magang ke Jepang ini dprioritaskan untuk orang kurang mampu, karena semua tahapan free, tidak ada pungutan apapun. Hal itu sejalan dengan upaya pengentasan kemiskinan yang dijalankan oleh Pemprov Jateng,” jelas Defransisco, Senin (17/10/2022).
Abdul Rosyid, calon peserta asal Pemalang bercerita, dirinya mendapat informasi program ini dari Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). Dia bertekad mengikuti seleksi untuk mewujudkan mimpinya memiliki bengkel dan membuka toko sembako.
“Saudara saya juga pernah mengikuti magang ke Jepang ini juga. Katanya kerja di Jepang itu nyaman. Sudah terbukti saudara saya sudah punya usaha dari upah magang di Jepang. Nah saya juga ingin mengumpulkan modal," jelasnya.
Tahap Persiapan Gratis
Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnakertrans Jateng Masduqi mengatakan, para peserta yang lolos juga akan dibekali Latihan fisik, keterampilan bahasa dan budaya Jepang.
"Mereka akan kerja di berbagai sektor, contohnya pertanian, konstruksi manufaktur, hingga care giver atau perawat. Jadi di Jepang mereka akan bekerja selama 3 tahun," jelasnya.
Selama persiapan peserta dibiayai oleh APBD Jateng. Mulai dari penginapan, hingga pelatihan. Sedangkan biaya transportasi pemberangkatan ke Jepang dan pengecekan kesehatan ditanggung para peserta.
"Tes fisik pelatihan bahasa selama lebih kurang sepuluh bulan di Jateng. Jika lolos mereka kemudian difasilitasi Kementerian Tenaga Kerja sifatnya gratis," terangnya.
Masduki mengakui pekerja asal Jawa Tengah disukai oleh pemberi kerja di Jepang lantaran etos kerja dan tingkah laku yang baik.
"Sebulan paling tidak pekerja magang bisa mendapatkan upah Rp 10 juta. Belum ditambah lembur. Tahun pertama belum ada lembur, tahun kedua ketiga sudah ada lembur," pungkasnya.
Semoga mereka yang lolos seleksi dan kini sedang mempersiapkan diri berangkat ke Jepang bisa melakukan pekerjaannya dengan lancar! Dan, semoga bisa pulang ke Tanah Air untuk mendirikan usaha sendiri! (Siti Khatijah/E05)