Inibaru.id - Cuaca panas terasa sangat menyengat siang itu. Namun hal itu nggak menyurutkan niat pengunjung untuk beriwsata ke Watu Lempit, sebuah sungai di Desa Banyumeneng, Dukuh Girikesumo, Demak.
Wisata yang satu ini baru saja dibuka Maret 2021 lalu. Namun, karena sering dikunjungi pesepeda, lokawisata ini viral di jagat dunia maya. Lokasinya cukup terpencil, jaraknya sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Semarang.
Patokannya, silakan berkendara ke arah timur menuju Mranggen, sebuah daerah yang berada di perbatasan Semarang-Demak. Kemudian, carilah Pesantren Girikesumo sebagai patokan. Dari pesantren, kamu tinggal bertanya ke warga sekitar di mana lokasi Watu Lempit.
Dengan berkendara santai, perjalanan dari pusat kota ke lokawisata ini memakan waktu sekitar 45 menit. Dari pesantren itu, jaraknya nggak lebih dari 500 meter dengan akses jalan cukup oke untuk dilalui kendaraan roda dua atau roda empat.
Saat tiba di lokasi, kamu akan disuguhi pemandangan megah dari Sungai Markaban. Sebetulnya, sungai ini biasa saja, alirannya nggak terlalu deras dengan kedalaman setinggi sepinggang anak-anak. Karena dangkal dan airnya agak jernih, kamu bisa melihat dasar sungai dengan jelas.
Yudha, pengelola Watu Lempit mengatakan, sungai ini punya keunikan kontur batu yang berlipat-lipat secara simetris, seolah-olah mirip sisik naga. Airnya juga bersih dan jernih.
"Wisata ini cocok untuk anak-anak bermain air di sini,” ujarnya, Jumat (15/10/2021).
Di lokawisata ini, lanjutnya, juga ada ikon jembatan besi peninggalan zaman Belanda. Dulunya jembatan ini digunakan untuk transportasi kereta dorong yang mengangkut barang dagangan.
Dua hal itu yang paling menarik mata wisatawan untuk berkunjung ke sini. Salah satunya adalah Sri Masiroh, yang sejak viral di media sosial sudah menginginkan pergi ke tempat tersebut, tapi baru kesampaian sekarang ini.
“Penasaran banget karena lihat di Instagram kok kayaknya bagus dan unik. Sesampainnya di sini ternyata memang bagus banget, hawanya sejuk dan asri, cocok untuk bersantai,” ujar Sri Masiroh, Jumat (15/10).
Sri hanya perlu merogoh kocek Rp 7.500 untuk masuk ke lokawisata ini. Kalau datang pada akhir pekan, di sini bahkan ada pertunjukan kesenian seperti barongsai, drum band, dan lain-lain.(Triawanda Tirta Aditya/E03)