Inibaru.id - Fleksibilitas waktu dan tempat kerja benar-benar dimanfaatkan dengan maksimal oleh Kharisma dua tahun terakhir ini. Sejak kebijakan di kantornya membebaskan dirinya untuk bekerja di mana saja (work from anywhere), dia mengaku bisa mengeksplorasi lebih banyak tempat di Indonesia.
"Minggu ini bisa saja aku di Semarang, lalu pekan depan di kampung halamanku di Malang, atau besok kerja di dalam kereta menuju Yogyakarta dalam rangka menghadiri pernikahan teman," tutur perempuan 31 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai digital marketer tersebut, Kamis (25/9/2025).
Dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi Covid-19 mempercepat adopsi kerja jarak jauh, dia memang sudah terbiasa bekerja secara remote. Keuntungannya, belakangan dia bisa mulai menerapkan work-life balance dengan menggabungkan waktu bekerjanya sambil berlibur.
"Istilah pada Gen-Z sekarang 'workation', gabungan dari kata work (kerja) dan vacation (liburan)," ucapnya. "Dalam satu bulan, targetku adalah mengunjungi tempat baru, dengan durasi antara 2 hari sampai seminggu, tergantung tujuannya. Kadang sekalian bertemu klien, ikut pelatihan, atau meet-up sama teman."
Alokasi Waktu untuk Berlibur
Sebagaimana dikatakan Kharisma, istilah workation yang merujuk pada gaya bekerja sambil berlibur di suatu destinasi memang mulai lazim diterapkan sebagian pekerja, khususnya di kota-kota besar dengan tekanan kerja yang cukup berat, nggak terkecuali Putri Inara.
Inara, demikian perempuan 29 tahun itu biasa disapa, berdomisili di Jakarta. Namun, sejak mengambil pekerjaan sebagai penguji produk di sebuah perusahaan waralaba dalam setahun terakhir, dia harus selalu bepergian ke berbagai kota dengan waktu kerja yang fleksibel. Sebulan bisa 2-3 kali.
Alih-alih mengeluh, dia justru menikmatinya karena sejak kuliah dia memang suka traveling. Sembari menyelesaikan tugas-tugas profesional, Inara bisa menikmati suasana kota tujuannya. Kalau masih ada cukup waktu, dia bahkan bisa berkunjung ke destinasi wisata di kota itu.
"Kalau nggak enjoy, bisa stres dengan pekerjaan yang seolah nggak ada habisnya ini. Tiap ke luar kota aku selalu komunikasi ke atasan atau tim, minta waktu 1-2 hari untuk berlibur di kota itu, entah sebelum atau sesudah ngurus kerjaan," terangnya, Kamis (25/9).
Mengapa Workation Semakin Diminati?
Digitalisasi dan kemudahan menemukan fasilitas publik untuk bekerja menjadi beberapa alasan yang membuat konsep workation kian relevan untuk kehidupan para pekerja saat ini. Selain kedua hal itu, berikut adalah beberapa alasan mengapa tren ini semakin digemari:
1. Fleksibilitas kerja
Perusahaan yang kini lebih terbuka pada sistem hybrid dan remote memberikan kesempatan karyawan untuk bekerja dari mana saja.
2. Kesehatan mental
Bekerja di lingkungan baru bisa mengurangi stres dan kebosanan akibat rutinitas kantor atau rumah. .
3. Produktivitas meningkat
Banyak pekerja merasa lebih segar dan kreatif saat bekerja di lokasi yang menyenangkan.
4. Perjalanan yang efisien
Workation memungkinkan orang untuk tetap produktif sambil menikmati liburan lebih lama tanpa harus menunggu cuti panjang.
Tantangan Workation
Menurut Kharisma, berdasarkan pengalamannya, nggak semua kota bisa dia menjadi lokasi workation, karena pekerjaannya membutuhkan koneksi internet yang baik. Selain itu, dia juga membutuhkan co-working space yang proper dan "aman" untuk perempuan.
"Kota-kota besar seperti Yogyakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, atau Denpasar mungkin masuk akal, tapi kota kecil yang susah sinyal nggak memungkinkan. Bisa runyam kalau tiba-tiba jaringan hilang di tengah-tengah waktu kerja," jelasnya.
Berbeda dengan Kharisma, Inara bisa lebih fleksibel untuk urusan lokasi tujuan, karena kota yang dituju biasanya sudah ditentukan lebih dulu oleh atasannya. Bentuk "liburan" dalam bayangan ibu satu anak itu juga lebih sederhana.
"Karena akomodiasi seluruhnya ikut kantor, saya kan tinggal cari cara berliburnya saja di sekitar penginapan biar nggak banyak keluar biaya tambahan. Kalau memungkinkan mengajak keluarga, saya ajak mereka. Bisa stay di hotel, jalan-jalan di sekitar penginapan, atau wisata kuliner di dekat-dekat situ," terangnya.
Meski terdengar ideal, konsep workation nggak akan berjalan baik jika kita nggak bisa menjaga keseimbangan antara bekerja dengan berlibur. Ingat, workation itu bekerja sambil berlibur, bukan berlibur tapi tetap bekerja! Tahu perbedaannya kan, Gez? Ha-ha. (Siti Khatijah/E10)
