Inibaru.id - Kalau kamu suka wisata sejarah sekaligus ingin dapat spot foto yang estetik, Benteng Pendem Ambarawa bisa jadi tujuan akhir pekan yang pas. Setelah sempat ditutup beberapa waktu untuk revitalisasi, benteng yang juga dikenal sebagai Fort Willem I ini kembali dibuka pada Sabtu (15/11/2025). Hasilnya? Lebih rapi, lebih nyaman, dan lebih layak jadi destinasi wisata kece di Jawa Tengah.
Begitu masuk, kamu bakal merasakan suasana kolonial yang kental. Lantai duanya kini aman dikunjungi, jalur eksplorasinya pun sudah dibenahi sehingga kamu nggak perlu lagi “bertempur” dengan jalan tanah becek seperti dulu. Semua perbaikan ini bikin pengalaman menyusuri benteng terasa lebih santai.
Alasan Mengapa Ada Benteng Besar di Ambarawa
Tapi, pernah nggak kepikiran mengapa Ambarawa yang berstatus kecamatan di Kabupaten Semarang sampai memiliki benteng? Usut punya usut, hal ini disebabkan oleh posisi strategis Ambarawa di Jawa Tengah.
Kota ini berada di titik temu tiga kota penting, yaitu Semarang, Magelang, dan Salatiga. Secara geografis, wilayah ini juga menghubungkan pusat kekuasaan Mataram dan Yogyakarta dengan Semarang di pesisir utara. Pantas saja kalau pada masa penjajahan Belanda, daerah ini dianggap sebagai simpul logistik dan militer yang harus diamankan.
Setelah Perang Diponegoro mereda, Belanda semakin serius memperkuat pertahanannya. Tahun 1834 dibangunlah sebuah benteng besar di sini dan diberi nama Fort Willem I, merujuk pada Raja Willem Frederik.
Ribuan pekerja pribumi dan tahanan kerja paksa ikut terlibat dalam proyek raksasa ini. Tentara Belanda mulai menempati kawasan tersebut pada 1844, sementara bentengnya rampung total setahun kemudian.
Layaknya benteng pertahanan pada umumnya, Benteng Pendem punya bastion di setiap bagian sudut. Tempat ini juga disebut-sebut mampu menampung hingga 12.000 tentara, menjadikannya salah satu fasilitas militer raksasa pada masanya. Dari sinilah Belanda mengatur mobilitas pasukan dan logistik di Jawa bagian tengah.
Mengapa disebut dengan nama Benteng Pendem?
Terkait dengan nama lokalnya, yaitu Benteng Pendem, nama “Pendem” sendiri diberikan masyarakat sekitar karena benteng ini seolah dibangun di sebuah cekungan, jadi tampak seperti “tenggelam” atau "terpendam" jika dilihat dari kejauhan
Yang pasti, seiring perjalanan waktu, fungsi benteng berubah-ubah. Pada masa Jepang, tempat ini sempat dijadikan kamp tawanan. Setelah Indonesia merdeka, benteng sempat dipakai sebagai markas Tentara Keamanan Rakyat (TKR), lalu beralih menjadi penjara dari 1950 hingga 1985. Kini sebagian wilayahnya digunakan sebagai Lapas Kelas II A, sementara sisi lainnya difungsikan sebagai objek wisata sejarah.
Nah, kalau kamu tertarik untuk main ke Benteng Pendem, nggak perlu khawatir harus merogoh kocek mahal-mahal untuk tiketnya. Harganya hanya Rp10.000 pada hari kerja dan Rp15.000 saat hari libur. Jam bukanya pun cukup panjang, dari 08.00 sampai 20.00 WIB. Jadi, kamu bisa foto-foto, belajar sejarah, sampai kulineran di area yang disediakan pengelola sampai puas.
Tapi ingat, ada aturan yang harus dipatuhi pas berada di sana. Pengunjung dilarang membawa drone, makanan dan minuman dari luar, merokok, mencoret bangunan, atau membawa benda berbahaya. Maklum, bangunan bersejarah seperti ini memang pantas dijaga bersama, kan?
Jadi, kalau kamu butuh liburan yang santai tapi tetap berisi, Benteng Pendem Ambarawa wajib masuk daftar kunjunganmu, Gez. Yuk kapan kita ke sana? (Arie Widodo/E07)
