Inibaru.id – Bagi wisatawan yang tinggal di luar Yogyakarta, Tugu Jogja pasti masuk daftar tempat yang harus dikunjungi. Di sana, kamu bisa melakukan swafoto dengan latar belakang tugu atau sekadar menikmati suasana di sekitarnya.
Tapi, kamu tahu nggak kalau bentuk Tugu Jogja aslinya nggak seperti itu? Yap, tugu ini sebenarnya adalah hasil dari pembangunan kembali usai tugu aslinya sempat runtuh akibat gempa besar. Pembangunan kembali tugu dengan bentuk yang kita kenal sekarang ini juga didukung oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada masa itu, lo.
Baca Juga:
Empat Prasasti di Tugu JogjaTugu ini dibangun berdasarkan perintah Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1756. Nama aslinya adalah Tugu Golong Gilig. Bangunan ini menjadi salah satu titik penanda dari Sumbu Filosofis atau Garis Imajiner Yogyakarta. Tugu Golong Gilig dianggap segaris dengan Gunung Merapi, Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan, Millens.
Sumbu Filosofis Yogyakarta menggambarkan tentang proses kehidupan manusia sejak lahir hingga meninggal. Khusus untuk filosofi Tugu Golong Gilig, bangunan tersebut mengusung nilai manunggaling kawula lan Gusti yang berarti menyatunya rakyat dengan raja dan Tuhannya.
Mengalami Perubahan Konstruksi
Gempa besar yang melanda Yogyakarta pada 10 Juni 1867 membuat Tugu Golong Gilig hancur berkeping-keping. Tugu yang awalnya memiliki ukuran 25 meter dan berbentuk silider atau gilig dengan ujung berbentuk bulat atau golong itu pun dipugar dan dikonstruksi ulang. Pembangunan kembali tugu tersebut selesai pada 3 Oktober 1899.
Nggak lagi bulat, Tugu Golong Gilig yang dikonstruksi ulang pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII berubah bentuk menjadi persegi. Bagian ujungnya berbentuk kerucut runcing dan tingginya berkurang jadi hanya 15 meter. Sejak saat itu bangunan tersebut berganti nama menjadi Tugu Pal Putih atau Tugu Jogja/Yogyakarta.
Tugu Yogyakarta yang awalnya berupa bangunan tugu polos kemudian diberi sejumlah ornamen seperti hiasan keris, daun teratai, dan prasasti di empat sisi bangunan. Prasasti-prasati tersebut berisikan informasi terkait siapa pemimpin proses pendirian tugu, kapan tugu dibangun, bagaimana reaksi residen Yogyakarta saat itu, dan kapan pembangunan ulang tugu selesai dilakukan.
Untuk mengenang Tugu Golong Gilig, pada tahun 2015 dibangunlah diorama Tugu Golong Gilig di sebelah tenggara Simpang Tugu Jogja, tepatnya di perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jenderal Soedirman, Jalan A.M Sangaji dan Jalan Diponegoro.
Omong-omong, kamu sudah pernah selfie di Tugu Jogja belum nih? (Idn, Oke/IB31/E07)