Inibaru.id – Warga Indonesia dikenal akan toleransi beragamanya yang tinggi. Nggak percaya? Saat bulan Ramadan kita mengenal "takjil war" yang penuh dengan keriangan. Di sisi lain, saat perayaan Natal seperti sekarang ini, banyak tradisi di berbagai wilayah yang terus dijaga. Salah satunya dilakukan di Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Tradisi yang dimaksud adalah warga saling bergantian mengucapkan selamat kepada warga yang merayakan hari besar agamanya. Pada perayaan Natal tahun ini misalnya, warga satu dusun mendatangi gereja untuk mengucapkan selamat ke warga yang sedang merayakan, Millens.
“Tradisi ini terus dijaga warga Dusun Thekelan secara turun-temurun. Nggak hanya pas Natal, di hari-hari besar agama lainnya warga juga saling mengucapkan selamat,” ungkap Kepala Dusun Thekelan Supriyo sebagaimana dilansir dari Radarsemarang, Senin (25/12/2023).
Biasanya, sejak pagi warga Dusun Thekelan sudah berkumpul di dekat gereja. Mereka menunggu warga yang merayakan Natal menyelesaikan ibadahnya. Setelah rangkaian acara ibadah selesai, warga Kristen Protestan berbaris di luar bangunan gereja. Setelah itu, warga yang sebelumnya menunggu di luar langsung mendatangi mereka untuk bersalaman dan memberikan selamat.
“Nanti kita akan gantian. Kalau Waisak atau Idul Fitri kami yang beragama Protestan nanti mengucapkan selamat kepada warga yang beragama Islam dan Buddha,” terang Pendeta GPdI El Shaddai Tehekelan Petrus Sukiman.
Yang hebat, warga nggak hanya kompak pas hanya perayaan hari besar agama, Millens. Di hari-hari lainnya, mereka juga selalu melakukan banyak aktivitas bersama seperti saat ada warga yang menggelar hajatan, kegiatan yang memerlukan gotong-royong warga, atau kegiatan sehari-hari lainnya.
“Warga sudah bertekad untuk mengedepankan persaudaraan dan terus melestarikan kerukunan antar-umat beragama di Dusun Thekelan,” lanjut Supriyo.
Luar biasa ya, toleransi antar-umat beragama yang terus dijaga di Dusun Thekelan! Ini tentu bikin suasana dusun yang memiliki suhu udara yang cukup dingin karena berada di lereng Gunung Merbabu dengan ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini jadi selalu memiliki suasana yang hangat. (Arie Widodo/E10)