Inibaru.id – Lebih dari tiga dekade lahir dan hidup di wilayah Jrakah, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Mugiyati nggak begitu paham tentang sejarah nama Ngaliyan. Tapi, dia sempat keheranan pas tahu bahwa nama Ngaliyan ini juga dipakai di daerah-daerah lain seperti di Tegal, Batang, atau Salatiga.
Lebih dari itu, kalau dicermati, ada daerah lain di luar Jawa Tengah seperti Ponorogo, Pasuruan, hingga Cirebon yang juga memiliki wilayah bernama Ngaliyan. Konon, semua wilayah ini bermuara pada satu tokoh yang sama bernama Mbah Alian.
“Pernah melihat nama Ngaliyan di Tegal. Lalu, sepupu saya di UIN Walisongo Semarang bilang, ada riset di koran kampus yang menyebut nama Ngaliyan terinspirasi dari nama Mbah Alian, seorang pengembara dari masa lampau,” ungkap Mugiyati pada Minggu (13/4/2025).
Belum ada catatan resmi kapan Mbah Alian hidup, tapi cerita rakyat di Tambakaji yang merupakan lokasi petilasan sosok itu berada menyebutkan bahwa dia masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Keraton Kesultanan Cirebon.
Alih-alih hidup sebagai bangsawan, Mbah Alian memilih untuk mengembara dari Jawa Barat ke timur menuju Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Selama perjalanan, dia biasa singgah untuk melakukan babat alas dan membuka permukiman baru.
Persinggahan sementara untuk berdakwah ini rupanya menarik perhatian sejumlah warga lokal untuk membangun hunian di wilayah tersebut sehingga menjadi permukiman. Permukiman-permukiman itu kemudian selalu diberi nama Ngaliyan.

“Nggak ada yang tahu pasti kapan Mbah Alian membabat alas sini. Tapi warga setempat percaya petilasannya benar yang ada di kompleks Perumahan Wahyu Utomo, Kelurahan Tambakaji sini,” ucap pengurus petilasan, Suparto, sebagaimana dinukil dari Suara Merdeka (13/12/2019).
Nama Mbah Alian diyakini berasal dari kata "alih-alihan" yang bermakna sering berpindah. Pas banget dengan kisah Mbah Alian yang merupakan pengembara, ya?
Yang pasti, hingga sekarang, sumur yang ada di petilasan tersebut masih kerap didatangi orang-orang dari luar daerah untuk mandi dan mencari berkah. Padahal, kalau menurut Suprapto, sumur itu buatan warga setempat yang kebetulan berada di dekat petilasan saja.
Baca Juga:
Mengapa Manusia Takut Ular?“Itu sumur sebagai sumber air pas musim kemarau. Banyak orang datang dan diberitahu soal hal ini, tapi tetap saja ada yang datang karena mengira sumur keramat,” tandas Suparto.
Setidaknya, kini kita jadi tahu kalau ternyata nama Ngaliyan berasal dari seorang tokoh bernama Mbah Alian. Kalau kamu sendiri, sudah tahu tentang cerita rakyat ini sebelumnya belum, nih? (Arie Widodo/E10)