Inibaru.id – Bagi orang Jawa, kata senden bermakna bersandar. Biasanya kata ini diucapkan saat ada orang yang duduk bersandar di kursi, tembok, bebatuan besar, atau pohon.
Nah siapa sangka, makna dari kata yang satu ini benar-benar jadi inspirasi penamaan Desa Senden yang ada di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Salah seorang warga sekitar, Sofyandanu tahu tentang cerita rakyat yang jadi awal penamaan desa ini. Konon, cerita tersebut terjadi sekitar 3 abad silam, alias saat Indonesia masih di masa penjajahan, Millens.
“Dulu, ada pasangan suami istri dari Salatiga yang membabat alas dan membuka permukiman di sini. Sang suami bernama Eyang Rononggolo,” ungkap Sofyan membuka cerita pada Kamis (1/5/2025).
Beberapa tahun kemudian, saat sudah ada beberapa orang yang datang ke sana untuk mendirikan bangunan, datanglah seorang laki-laki nggak dikenal.
Bukannya mampir ke rumah salah seorang warga, laki-laki yang terlihat kelelahan ini justru hanya beristirahat sambil menyadarkan tubuhnya ke sebuah pohon kantil berukuran besar.
Karena pohon kantilnya dekat dengan rumah Eyang Rononggolo, tentu saja sang pemilik rumah menyambutnya. Sayangnya, meski sudah ditanya siapa namanya, asal usulnya, atau tujuan sang laki-laki, dia nggak menjawab karena kelelahan.
Wajar, karena desa tersebut ada di ketinggian 1.300-an mdpl sehingga untuk mencapainya tentu membutuhkan usaha ekstra.

“Sambil bersandar atau senden, laki-laki tersebut akhirnya bisa memberikan jawaban kalau dia dari Kediri dan pengin pergi ke Yogyakarta,” lanjut Sofyan.
Setelah diminta untuk singgah ke rumah Eyang Rononggolo, energi sang laki-laki yang masih belum mengungkap namanya itu kembali. Dia pun izin pamit ke empunya rumah untuk melanjutkan perjalanan.
Namun, sebelum pergi, dia berpesan ke Eyang Rononggolo untuk menamai wilayah tersebut Senden jika nantinya kampung itu ramai.
Nggak lama setelah melewati padang rumput glagah yang luas (ombo dalam Bahasa Jawa), laki-laki tersebut menghilang. Pada akhirnya, selain menginspirasi nama Desa Senden, kisah laki-laki misterius ini juga menginspirasi penamaan Glagah Ombo.
Yang pasti, apa yang dipesankan sang musafir dari Kediri tersebut akhirnya diwujudkan. Desa Senden berdiri dan berkembang menjadi kampung ramai dengan pemandangan yang indah.
Kampung ini juga cukup hidup dengan akar tradisi yang kuat, salah satunya dengan even budaya juga kerap digelar masyarakat setempat.
Kalau kamu sendiri, pernah main ke Desa Senden, belum, Millens? (Arie Widodo/E10)