inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Perpaduan Sejarah dan Eksistensi dalam Tradisi Tebokan Jenang
Jumat, 14 Sep 2018 12:32
Penulis:
Mayang Istnaini
Mayang Istnaini
Bagikan:
Warga menghias diri dalam tradisi tebokan jenang. (Antara Foto)

Warga menghias diri dalam tradisi tebokan jenang. (Antara Foto)

Dalam rangka menyambut satu sura, warga Desa Kaliputu di Kudus punya satu tradisi yang khas.

Inibaru.id – Setiap tahun baru Hijriah atau orang Jawa menyebutnya satu sura, masyarakat Kudus punya satu tradisi yang khas. Tradisi yang diadakan di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus itu bernama tebokan jenang.

Dalam tradisi itu, warga berbaur dan memamerkan hasil kreativitas mereka dalam menghias dan membentuk jenang.  Jenang-jenang itu mereka susun di atas tebokan atau tempat jenang yang terbuat dari anyaman bambu.

Susunan jenang dalam tebokan. (tempo.co)

Fyi, Kudus merupakan sentra penghasil jenang. Nah, pusat produksi jenang Kudus ada di Desa Kaliputu tuh. Sekitar 48 industri jenang dengan skala besar berada di sana seperti ditulis travel.kompas.com (8/11/2014).

Warga yang mengikuti tebokan jenang akan berdandan dengan kostum terbaik. Beberapa juga memakai kostum yang nyentrik. Mereka kemudian akan melebur dalam kirab di sepanjang desa. Nggak ketinggalan jenang-jenang yang sudah dihias di atas tebokan ikut dipamerkan. Seru deh!

Pengingat Sejarah

Nggak sekadar bergembira saja, tradisi tebokan jenang juga sarat sejarah lo. Melalui tradisi itu, warga diajak mengingat kembali perjalanan Sunan Kudus bersama sesepuh desa setempat yakni Syekh Jangkung dan Mbah Dempok Soponyono.

Wawasan.co Kamis (13/9/2018) menulis, suatu ketika Mbah Dempok Soponyono yang sedang bermain burung dara aduan nggak sadar kalau cucunya hanyut di sungai. Cucunya bisa diselamatkan, namun sempat mati suri karena ulah makhlus halus  yakni banaspati.

Kemeriahan kirab dalam tradisi tebokan jenang. (foto.metrotvnews.com)

Sunan Kudus dan Syekh Jangkung yang kebetulan lewat dan melihat keramaian warga pun mendekat. Oleh Syekh Jangkung, ibu dari anak yang mati suri itu disuruh membuat jenang dari bubur gamping.

Jenang itu kemudian disuapkan kepada si anak dan akhirnya siuman kembali. Sejak itulah pembuatan jenang berlanjut hingga sekarang di Desa Kaliputu.

Warga berebut jenang Kudus dalam tradisi tebokan jenang. (jateng.tribunnews.com)

Sejarah, kekayaan lokal, dan silaturahmi antarwarga bersatu padu dalam tradisi tebokan jenang. Indah banget!

Wah, jadi pengin ikut nonton tradisi tebokan jenang ya, Millens. Atur waktu agar tahun depan bisa ke sana yuk! (IB10/E05)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved