Inibaru.id – Boja dikenal sebagai salah satu kecamatan yang cukup ramai di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Meski statusnya hanya kecamatan, Boja punya cerita sejarah yang menarik untuk kita simak. Pada 1947 lalu, di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang ini ada peristiwa Bumi Hangus Boja yang legendaris, lo.
Meski proklamasi kemerdekaan Indonesia sudah dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, bukan berarti perjuangan Indonesia selesai. Nyatanya, hingga beberapa tahun setelahnya, perjuangan mempertahankan kemerdekaan berlangsung cukup berat. Apalagi, Belanda sempat dua kali melancarkan agresi militer.
Nah, khusus untuk agresi militer Belanda yang pertama, berlangsung dari 21 juli sampai 5 Agustus 1947. Operasi militer ini dilangsungkan di Jawa dan Sumatra. Salah satu lokasi kontak senjata yang terjadi antara pejuang Indonesia dengan tentara Indonesia pada saat itu berlangsung di Boja.
Pada akhir Juli 1947, tentara Belanda menyerang Boja dari dua arah sekaligus. Warga yang mengetahui hal ini sadar jika mereka kalah jumlah dan senjata namun nggak rela bangunan-bangunan strategis dan penting di Boja dikuasai Belanda. Pada akhirnya, bangunan-bangunan tersebut, khususnya yang ada di sepanjang Jalan Pemuda dibakar habis.
“Mengapa Boja jadi target Belanda? Karena potensi dan kekayaan alamnya tinggi, khususnya dalam hal komoditas cengkeh, karet, dan kopi. Saat itu ketiganya berharga mahal,” ungkap salah seorang sejarawan dari Boja Age Karisma sebagaimana dilansir dari Radarsemarang, Rabu (16/8/2023).
Age juga mengungkap cerita dari salah seorang saksi hidup peristiwa Bumi Hangus Boja 1947 yang pernah dia temui, yaitu Soewandi. Laki-laki tersebut adalah anggota Divisi 24 Markas Medan Barat (MMB) Boja. Menurut keterangannya, saat itu warga dan tentara memilih untuk bergerilya melawan Belanda. Setelah membakar bangunan penting di Boja, pusat pertahanan, hingga dapur umum bergeser ke markas MMB.
Demi mengenang peristiwa bersejarah ini, pada 1978 pemerintah membangun Monumen Perjuangan Rakyat dengan bentuk patung gerilyawan. Monumen ini bisa kamu lihat di depan Terminal Boja, tepatnya di persimpangan Jalan Pemuda-Getan Lor.
Sayangnya, monumen tersebut sudah nggak terawat. Selain ada bagian patung yang terkelupas, relief yang menceritakan peristiwa Bumi Hangus Boja 1947 juga sudah rusak dan nggak terbaca. Banyak generasi muda juga nggak tahu makna dari monumen ataupun kisah perjuangan tersebut.
Hm, semoga saja ya ada perbaikan pada monumen tersebut karena itu sebagai pengingat bahwa di Boja pernah ada perjuangan para pahlawan mempertahankan Tanah Air. (Arie Widodo/E10)