Inibaru.id – Kalau kamu sering memakai KRL relasi Yogyakarta-Solo, pasti bakal ngeh dengan keunikan stasiun yang ada di Prambanan, Klaten, ini. Bukannya diberi nama Stasiun Prambanan sebagaimana nama wilayah tempat stasiun ini berada, namanya malah Stasiun Brambanan. Apa ya alasan dari penamaan ini?
Lokasi stasiun ini ada di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan. Jaraknya dari Alun-alun Klaten sekitar 13,6 kilometer ke arah barat daya, nggak jauh dari perbatasan Klaten-DIY.
Karena namanya yang nggak sesuai dengan wilayah tempat stasiun ini berada, mari kita simak sejarah dari Stasiun Brambanan! Yang pasti, stasiun ini sudah eksis sejak zaman penjajahan Belanda karena buka pada 10 Juni 1872. Kalau menurut catatan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan kereta api Hindia Belanda yang sudah eksis sejak 27 Agustus 1863, nama stasiun ini memang sudah ditulis Brambanan sejak dulu dan nggak berubah hingga sekarang.
Kalau menurut dugaan Manager PT KAI Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro, ada kemungkinan hal ini berhubungan dengan pelafalan nama-nama khas Indonesia yang bikin bingung orang Belanda pada zaman dahulu. Makanya, alih-alih ditulis Prambanan, mereka justru menamai stasiun ini dengan Brambanan.
“Kasusnya mirip dengan kebingungan orang Belanda saat menyebut Jogja, Djogja, Djokja, atau Djokdjo,” cerita Krisbiyantoro sebagaimana dilansir dari Kompas, Sabtu (24/8/2024).
Di sisi lain, sejarawan Harto Juwono dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) menyebut dalam buku The History of Java karya Thomas Stamfor Raffles yang terbit pada 1818, nama Brambanan sudah dipakai bangsa penjajah untuk menyebut wilayah tersebut.
Terkait dengan asal muasal nama Brambanan, ada dugaan nama ini berasal dari Brambana, tempat berkumpul kaum Brahmana untuk beribadah sesuai dengan ajaran agama Hindu.
“Sayangnya, nggak jelas sejak kapan Brambana berubah jadi Brambanan,” terang Harto Juwono.
Terkait dengan perubahan Brambanan menjadi Prambanan, Harto menyebut hal ini terjadi setelah terbitnya Babad Prambanan yang disaji pada 4 Maret 1927. Kala itu banyak kata-kata yang memakai Bahasa Jawa Baru. Bahkan, nama Prambanan yang dipakai jadi nama kecamatan di Klaten dan kapanewon (setara dengan kecamatan) di Sleman, DIY juga baru diberlakukan pada 1940-an.
“Prambanan Yogyakarta dan Prambanan Klaten baru eksis pada 1940-an untuk keperluan pembagian administratif,” lanjutnya.
Sayangnya, meski memakai nama stasiun dari zaman Belanda, bangunan Stasiun Brambanan sudah berganti dengan yang baru setelah bangunan lamanya hancur akibat gempa bumi Yogyakarta pada 2006.
Tapi, apapun itu, setidaknya kini kita jadi tahu alasan nama stasiunnya tetap dipertahankan sebagai Stasiun Brambanan adalah karena nama ini bersejarah, Millens. (Arie Widodo/E10)