Inibaru.id – Jenglot, entah gimana menyebutnya. Ia adalah sejenis "boneka" atau benda humanoid berkekuatan magis yang dipercaya bernyawa. Alih-alih menemukan, beberapa orang mengaku memburu untuk mendapatkannya, menunjukkan kalau sosok ini bergerak atau mungkin bersembunyi.
Maka, jangan heran kalau sejumlah orang kemudian tergerak untuk menelitinya lebih jauh, memastikan bahwa monster mini, berdasarkan bentuknya yang mungil dan menyeramkan, ini memang punya kehidupan. Ada yang merontgen tubuhnya, ada pula yang meneliti DNA-nya.
Oya, perlu kamu tahu, bersumber dari kabar yang menular dari mulut ke mulut, jenglot adalah sejenis mumi. Atau, ia adalah perwujudan dari orang yang gagal saat melakoni ilmu keabadian, Batara Karang. Orang itu meninggal, tapi nggak bisa diterima bumi, karenanya menyusut menjadi jenglot.
Berdasarkan "fakta" itu, tim forensik RS Cipto Mangunkusumo Jakarta pun melakukan penelitian pada 1997. Digawangi dr Djaja Surya Atmaja, dr Budi Sampurna, dan dr Muhammad Ilyas, penelitian yang tertuang dalam buku Enigma 2: Menguak Fakta-fakta Misterius Paling Fenomenal di Dunia itu memakai sampel berupa kulit jenglot.
Pertama, Djaja Surya Atmaja mengungkapkan, mereka merontgen jenglot untuk mengecek struktur tulangnya. Lalu, mereka juga melihat kandungan protein atau lain-lain untuk memastikan dasar kehidupan pada sosok berambut dan berkuku panjang itu.
Djaja menyimpulkan, tangan jenglot nggak bisa digerakkan, seperti sudah kaku permanen. Jenglot juga nggak memiliki struktur tulang dan sama sekali nggak mirip dengan manusia. Meski begitu, Djaja menyebut ada unsur di kulit jenglot yang mirip dengan yang ditemukan pada manusia.
“Bisa saja saya meleset, misalnya kulit jenglot sebelumnya ternyata terkena olesan darah manusia,” terangnya. Hal tersebut masuk akal. Meski masih sekadar desas-desus, sebagian jenglot konon memang rutin diberi darah.
Sementara, Budi Sampurna menyimpulkan bahwa jenglot sama sekali nggak memiliki struktur DNA yang mirip dengan manusia.
“Mahluk hidup itu perlu makan dan bernapas. Strukturnya perlu tulang, jantung, paru-paru, dan lain-lain," kata Budi. "Jenglot nggak punya itu semua.”
Ketika hal klenik dibuktikan secara ilmiah, jadi menarik ya! Terlepas hasilnya membahagiakan bagi semua orang atau tidak, ini menjadi fakta yang mungkin perlu diyakini kebenarannya. Kamu pernah melihat jenglot, Millens? (Kum/IB09/E03)