Inibaru.id - Ribuan masyarakat Semarang tumpah ruah menyaksikan karnaval tradisi dugderan, Sabtu (4/5). Acara tersebut mengusung tema “Mempererat Kemajemukan Menuju Semarang Hebat”. Harapannya masyarakat Semarang bisa lebih mempererat rasa persaudaraannya serta menjadi masyarakat yang saling bergotong royong untuk membangun Semarang agar lebih hebat.
Kali ini acara menampilkan arak-arakan dengan rute yang dimulai dari halaman Balai Kota Semarang- Jalan Pemuda- Masjid Agung Kauman-Jalan Jolotundo-Masjid Agung Jawa Tengah. Dalam arak-arakan tersebut terdapat replika Warak Ngendok, gunungan roti ganjel rel, hingga air suci khataman Al Quran.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang memerankan Bupati Semarang Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat membuka karnaval ini dengan memukul bedug serta memberikan sambutan berbahasa Jawa. Setelah itu, sejumlah penampilan menarik tari kolosal “Gatra Budaya Semarang” dan penampilan drumband dari Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang.
Lepas pertunjukan meriah di Balaikota acara berlanjut ke karnaval ke tempat-tempat selanjutnya. Hendrar Prihadi dan Wakil Walikota Hevearita Gunaryanti Rahayu melalui karnaval dengan menaiki kereta kencana. Begitupun dengan sejumlah pejabat lainnya yang mengikuti dengan kereta kuda.
Penampilan "Gatra Budaya Dugder Semarang" di halaman Balai Kota Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)
Sebelumnya, karnaval diisi oleh barisan kesenian yang berasal dari berbagai Kecamatan di Kota Semarang. Mereka saling menonjolkan potensi daerahnya masing-masing. Antara lain seperti Kuda Lumping, Marching Band, Barongsai dan masih banyak lagi.
“Saya senang bisa diundang untuk ikut berpartisipasi dalam mengisi karnalval pada tahun ini. Soalnya tahun lalu, kelurahan kami tidak ikut diundang,” ujar Tamijan, Sabtu (4/5), yang juga sebagai pelatih kuda lumping dari Kecamatan Semarang Barat tersebut.
Di Masjid Kauman, Hendrar Prihadi menerima Suhuf Halaqoh dari Kyai Penghulu Tafsir Anom. Dalam sejarahnya, Suhuf Halaqoh merupakan hasil keputusan ulama-ulama yang sudah berkumpul di Masjid Kauman Semarang. Mereka melakukan rukyatul hilal untuk menetapkan awal Ramadan atau dimulainya bulan puasa. Suhuf tersebut nantinya akan dibacakan di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) pada rangkaian acara selanjutnya. Setelah itu acara berlanjut ke pembagian roti ganjel rel yang berjumlah 2000 buah lalu ditambah dengan pembagian air khataman Al Quran
Masyarakat Erat, Semarang Hebat
Pada sambutannya, Hendrar Prihadi mengungkapkan kalau tradisi karnaval dugderan harus terus dilestarikan agar nggak meninggalkan sejarah para leluhur. Selain itu, dia juga menyampaikan 4 poin penting mengenai karnaval ini.
Pertama, karnaval ini adalah wujud guyub rukun persatuan dan kesatuan semangat gotong royong untuk mewujudkan Semarang yang lebih hebat. Kedua, dengan adanya karnaval dugderan seperti ini, pemimpin bisa dekat dengan rakyat. Ketiga, Warak Ngendog menggambarkan masyarakat majemuk yang selalu berperilaku positif dan baik terhadap sesamanya. Kemudian yang terakhir, dugderan bisa menarik wisata.
Hendrar Prihadi membagikan sejumlah bingkisan kepada masyarakat. (Inibaru.id/ Audrian F)
Kebetulan, dugderan yang biasa dilaksanakan menjelang bulan Ramadan ini nggak begitu jauh dari hari jadi Kota Semarang. Karena itu, Hendi juga menambahakn kalau ini merupakan momen yang tepat.
“Dugderan kali ini bertepatan dengan hari lahir Kota Semarang yang ke-472. Berarti juga menjelang bulan Ramadan. Ayo bersama-sama kita sebagai warga Kota Semarang alangkah baiknya selain mempertebal iman dan takwa harus terus mempererat tali silaturahmi dengan sesama. Nggak peduli dengan perbedaan ras, golongan dan agama. Semua sama,” tutur Hendi di saat yang sama pada pidato pembukaanya.
Wah, betul juga ya Millens. Yuk ah jaga tali persaudaraan. (Audrian F/E05)