Inibaru.id – Salah satu tempat yang jadi tujuan wisatawan di Solo, Jawa Tengah adalah kompleks Keraton Kasunanan Hadiningrat. Selain bangunan keratonnya yang estetik, kamu juga bisa lo menemukan bangunan lain yang nggak kalah cantik. Salah satunya adalah Kori Brajanala Lor.
Sebenarnya, Kori Brajanala Lor adalah sebuah gerbang yang pasti bakal dilalui saat kamu memasuki area keraton. Bangunan ini masuk dalam lingkungan Kampung Baluwarti dan diapit oleh Siti Inggil di sisi utara dan Kori Kamandungan di selatannya.
Kori Brajanala Lor punya makna yang mendalam. Kori berasal dari Bahasa Jawa yang berarti pintu atau gerbang. Sementara Brajanala berasal dari dua kata yang digabungkan, yaitu ‘braja’ yang berarti tajam dan ‘nala’ yang berarti hati. Khusus untuk kata ‘lor’, artinya adalah utara yang menunjukkan lokasi gerbang tersebut di kompleks keraton.
Lantas, apa maksud dari ketajaman hati yang dijadikan nama gerbang ini? Kalau kita menilik blog Kekunaan, Jumat (21/7/2017), maknanya adalah setiap manusia yang memasuki kompleks keraton harus memastikan pikiran dan tingkah lakunya didasari oleh ‘ketajaman hati’ alias nggak sembarangan.
Menurut situs resmi pemerintah Kota Solo Surakarta (7/3/2023), Kori Brajanala Lor dibangun saat Susuhunan Surakarta kedua Pakubuwono III bertakhta pada 1749-1788. Bangunan ini adalah salah satu dari empat kori yang mengelilingi keraton. Keempatnya ditempatkan sesuai dengan arah mata angin. Oleh karena itulah, sebutannya adalah Kori Lor (utara), Kori Wetan (timur), Kori Kidul (selatan), dan Kori Kulon (barat).
Lantas, kok bisa Kori Brajanala Lor jadi yang paling populer? Hal ini disebabkan oleh fungsinya yang jadi akses utama keluar masuk keraton. Lokasinya juga cukup strategis, yaitu persis berada di ‘ujung’ Jalan Supit Urang sehingga setiap orang pasti akan melewatinya.
Bentuk Kori Brajanala Lor yang klasik jadi daya tarik utama bangunan tersebut. Atapnya berbentuk trapesium dan sekilas mirip dengan joglo. Bedanya, nggak ada tiang penopang karena sudah ada tembok di sisi kanan dan kiri yang jadi penyangga beban. Selain itu, pada gerbang tersebut ada dua daun pintu dari kayu jati berukuran raksasa.
Kamu juga bisa menemukan dua bangsal pada bagian luar kori tersebut. Keduanya adalah Bangsal Brajanala Kiwo (kiri), dan Bangsal Brajanala Tengen (kanan). Dulu, bangsal dipakai sebagai tempat para prajurit keraton berjaga-jaga, Millens.
Di bagian dalam, juga ada bangsal lainnya dengan fungsi serupa, yaitu Bangsal Wisamarta Kiwo dan Bangsal Wisamarta Tengen.
Pada bagian atas Kori Brajanala Lor, kamu juga bisa menemukan menara terbuka yang dilengkapi dengan lonceng. Warga setempat menyebutnya sebagai Jam Panggung. Selain itu, ada juga sebuah marka yang berbentuk persegi dan terbuat dari kulit sapi. Pada marka tersebut tertulis kapan kori dibangun, yaitu pada 1708 Tahun Jawa atau 1782 Masehi.
Di balik bangunannya yang cantik, Kori Brajanala Lor ternyata juga punya cerita dan makna yang unik. Kapan nih main ke sana, Millens? (Arie Widodo/E10)