Inibaru.id – Pernah mampir ke Taman Sompok, nggak, Millens? Meski di dalam kawasan permukiman padat penduduk Kota Semarang dengan ukuran jalan yang nggak lebar, taman ini cukup asyik dipakai buat nongkrong karena adanya pohon besar yang bikin udara terasa adem. Di sana juga ada banyak penjual jajanan kaki lima yang enak sekaligus murah.
Tapi, kalau kamu cermat, di taman yang berlokasi persis di depan Kantor Kelurahan Lamper Lor tersebut, terdapat sebuah patung yang menarik perhatian. Patung tersebut adalah patung kuda nil yang sedang membuka mulutnya seperti sedang menguap. Masalahnya, kuda nil bukan hewan yang biasa dilihat orang Indonesia karena habitat aslinya memang di Afrika sana. Warga setempat pun kemudian menyebutnya dengan nama ‘Badak Angop'.
Jika diartikan, ‘Badak Angop’ bermakna badak yang sedang menguap. Ya, sekilas memang bentuk patung kuda nil tersebut mirip dengan badak. Tentu saja minus culanya, ya, Millens.
“Waktu saya kecil, banyak warga yang mengira patung ini sebagai patung badak. Warnanya kan ya juga mirip dengan badak. Apalagi posenya menguap gitu. Akhirnya kita menyebutnya sebagai patung Badak Angop,” ungkap salah seorang warga setempat bernama Harun pada Kamis (11/7/2024).
Lahir di awal 1980-an, Harun mengaku sering bermain di taman tersebut bersama dengan teman-temannya saat masih kecil. Dia pun kerap naik ke badan patung Badak Angop dan berfantasi seakan-akan sedang naik hewan tersebut.
Saking lamanya patung tersebut berada di sana, patung Badak Angop pun jauh lebih populer dari sebutan Taman Sompok atau taman di depan Kantor Kelurahan Lamper Lor. Warga setempat terkadang memilih untuk menyebut tempat tersebut sebagai Badak Angop saja.
Lantas, mengapa patung ini istimewa dan kaya sejarah? Buat kamu yang nggak tahu, patung Badak Angop ini aslinya nggak ada di situ, melainkan di Jalan Kalibanteng. Kok bisa pindah sejauh itu ke Taman Sompok?
Jadi begini, Pada 1975 dan 1976, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang banyak membangun taman. Nah. Setiap taman pasti dilengkapi patung hewan sebagai simbol dari patung tersebut.
“Taman kota pada zaman dahulu pasti dihiasi dengan patung binatang. Patung rusa ada di Simpang Lima, patung zebra ada di Jalan Pemuda. Nah, patung kuda nil ini aslinya di taman yang ada di Jalan Kalibanteng,” ungkap pakar sejarah Kota Semarang Johanes Christono sebagaimana dinukil dari Solopos, Jumat (21/6/2024).
Sayangnya, pada 1980, taman di Jalan Kalibanteng terdampak pelebaran jalan. Akhirnya, patung kuda nil ini dipindahkan ke Taman Sompok. Sayangnya, nggak jelas bagaimana nasib patung-patung hewan lainnya yang seperti raib ditelan bumi.
Yah, apapun itu, patung kuda nil bernama Badak Angop ini ternyata jadi saksi bisu perkembangan Kota Semarang. Pernah melihat langsung patung ini, nggak, nih? (Arie Widodo/E05)