inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Kidung Rumekso Ing Wengi, Mantra Tolak Bala Warisan Sunan Kalijaga
Minggu, 15 Nov 2020 08:00
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Sunan Kalijaga dipercaya menciptakan Kidung Rumekso Ing Wengi. (Tribunnews/Pinterest)

Sunan Kalijaga dipercaya menciptakan Kidung Rumekso Ing Wengi. (Tribunnews/Pinterest)

Kidung ini diberi nama 'Rumekso Ing Wengi' dan dipercaya diciptakan Sunan Kalijaga. Dengan menyanyikan kidunng tersebut, konon manusia akan terhindar dari bala, baik yang bisa dilihat dengan mata telanjang atau nggak.

Inibaru.id – Bagi orang Jawa, tembang atau kidung dapat menjadi sarana refleksi hidup. Ada semacam kedamaian ketika nembang atau ngidung selepas bekerja pada sore hari. Biasanya, orang-orang akan memilih tembang Macapat untuk disenandungkan.

Selain tembang Macapat, ada kidung lain yang juga cocok dinyanyikan pada malam hari. Nama kidung ini adalah “Mantra Wedha" atau "Kidung Rumekso Ing Wengi”. Konon, kidung ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga, salah seorang Wali Sanga.

Kidung ini bertujuan untuk menyingkirkan segala gangguan, baik yang tampak maupun nggak kasatmata. "Rumekso ing Wengi" juga mengingatkan manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga terhindar dari kutukan dan malapetaka.

Bunyi Kidung 'Rumekso ing Wengi' 

Ana kidung rumekso ing wengi

Teguh hayu luputa ing lara

luputa bilahi kabeh

jim setan datan purun

paneluhan tan ana wani

niwah panggawe ala

gunaning wong luput

geni atemahan tirta

maling adoh tan ana ngarah ing mami

guna duduk pan sirno

Artinya : Ada sebuah kidung doa permohonan di tengah malam. Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin dan setan pun tidak mau mendekat. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat, guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuri pun menjauh dariku. Segala bahaya akan lenyap.

Sakehing lara pan samya bali

Sakeh ngama pan sami mirunda

Welas asih pandulune

Sakehing braja luput

Kadi kapuk tibaning wesi

Sakehing wisa tawa

Sato galak tutut

Kayu aeng lemah sangar

Songing landhak guwaning

Wong lemah miring

Myang pakiponing merak

Artinya : Semua penyakit pulang ke tempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih. Semua senjata tidak mengena. Bagaikan kapuk jatuh di besi. Segenap racun menjadi tawar. Binatang buas menjadi jinak. Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.

Pagupakaning warak sakalir

Nadyan arca myang segara asat

Temahan rahayu kabeh

Apan sarira ayu

Ingideran kang widadari

Rineksa malaekat

Lan sagung pra rasul

Pinayungan ing Hyang Suksma

Ati Adam utekku baginda Esis

Pangucapku ya Musa

Artinya : Kandangnya semua badak. Meski batu dan laut mengering. Pada akhirnya semua selamat. Sebab badannya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul dalam lindungan Tuhan. Hatiku Adam dan otakku Nabi Sis. Ucapanku adalah Nabi Musa.

Napasku nabi Ngisa linuwih

Nabi Yakup pamiryarsaningwang

Dawud suwaraku mangke

Nabi brahim nyawaku

Nabi Sleman kasekten mami

Nabi Yusuf rupeng wang

Edris ing rambutku

Baginda Ngali kuliting wang

Abubakar getih daging Ngumar singgih

Balung baginda ngusman

Artinya : Nafasku Nabi Isa yang teramat mulia. Nabi Yakub pendengaranku. Nabi Daud menjadi suaraku. Nabi Ibrahim sebagai nyawaku. Nabi Sulaiman menjadi kesaktianku. Nabi Yusuf menjadi rupaku. Nabi Idris menjadi rupaku. Ali sebagai kulitku. Abu Bakar darahku dan Umar dagingku. Sedangkan Usman sebagai tulangku.

Sumsumingsun Patimah linuwih

Siti aminah bayuning angga

Ayup ing ususku mangke

Nabi Nuh ing jejantung

Nabi Yunus ing otot mami

Netraku ya Muhammad

Pamuluku Rasul

Pinayungan Adam Kawa

Sampun pepak sakathahe para nabi

Dadya sarira tunggal

Artinya : Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia. Siti Aminah sebagai kekuatan badanku. Nanti Nabi Ayub ada di dalam ususku. Nabi Nuh di dalam jantungku. Nabi Yunus di dalam otakku. Mataku ialah Nabi Muhammad. Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa. Maka lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.

O ya, katanya seseorang harus puasa mutih selama 40 hari dan ngebleng semalam kalau ingin mengamalkan kidung ini. Cukup membaca kidung ini sebanyak 11 kali di halaman rumah. Barulah setelah puasa usai, kidung ini dibaca sekali.

Tapi, kalau cuma mau menyanyikannya boleh saja kok. Salah seorang penyanyi yang membawakan kidung ini adalah Soimah.

Gimana, kamu tertarik untuk mengamalkan kidung tolak bala ini atau sekadar nyanyi, Millens? (SM/IB21/E03)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved