Inibaru.id – Jika kamu sedang menjelajah lereng Gunung Merapi dari sisi Klaten, Jawa Tengah, ada satu tempat yang bakal bikin kamu penasaran karena namanya yang nggak biasa, yaitu Kampung Siluman. Tenang, ini bukan kampung hantu, ya! Meski namanya menyeramkan, kisah di baliknya justru menyimpan sejarah dan keindahan alam yang luar biasa.
Kampung Siluman terletak di wilayah Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten. Letaknya cukup ekstrem, hanya sekitar 5 sampai 6 kilometer dari puncak Merapi, dengan ketinggian sekitar 1.200 mdpl.
Untuk mencapainya, kamu harus menyusuri jalur Klaten – Kemalang, lalu berbelok ke arah kawasan Deles Indah. Di ujung jalan, kamu akan menemukan tanah lapang dan jalan setapak yang menembus hutan pinus.
Nah, dari sinilah petualangan dimulai, Gez!
Jalan setapak menuju Kampung Siluman nggak mudah untuk ditaklukkan oleh sembarang orang. Jalurnya menanjak dan berada di sisi tebing curam tanpa pengaman. Tapi jangan khawatir, pemandangan yang akan kamu temui sepadan dengan perjuangan.
Setelah sekitar 15 menit perjalanan dengan sepeda motor atau berjalan kaki, kamu akan tiba di sebuah padang rumput yang cukup luas. Inilah lokasi yang dulunya dipercaya sebagai kampung yang hilang akibat erupsi Merapi tahun 1930.
Tapi, jangan berharap menemukan bekas pondasi rumah atau bangunan layaknya desa tua pada umumnya. Yang tersisa hanyalah hamparan rerumputan, pepohonan pinus yang menjulang, dan udara yang sejuk. Di saat cuaca cerah, kamu bisa melihat dengan jelas kawah Merapi dari sini. Cantik tapi bikin deg-degan mengingat status gunung ini yang masih aktif, ya?
Menurut cerita warga sekitar, kampung ini dulunya dikenal sebagai Kampung Saluman. Namun, seiring waktu, namanya berubah menjadi Seluman dan akhirnya Siluman. Perubahan nama ini bukan karena hal mistis, tapi lebih karena pelafalan warga yang berubah secara alami. Meski begitu, aura misterius memang terasa karena lokasi yang terpencil dan sunyi.
Jenarto, Ketua RT setempat, menyebutkan bahwa dulunya kawasan permukiman ini dihuni sampai erupsi besar pada 1930 menghapusnya dari peta. Warga yang selamat kemudian mengungsi ke wilayah sekitar Deles. Sejak saat itu, kawasan ini ditetapkan sebagai zona terlarang untuk ditinggali oleh pemerintah Hindia Belanda, dan kini masuk pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
"Benar, sejak erupsi 1930-an yang memakan korban sekitar 1.370-an jiwa, nggak dihuni lagi," ungkap Jenarto sebagaimana dinukil dari Detik, Minggu (16/7/2025).
Kini, Kampung Siluman menjadi tempat favorit pencari rumput lokal atau petualang yang ingin menelusuri jejak sejarah yang terkubur. Jika beruntung, kamu juga bisa melihat burung elang terbang rendah atau koloni monyet liar yang melintas di sela-sela pepohonan.
Kampung Siluman memang sudah lama hilang, tapi kisah dan atmosfernya masih terus hidup di tengah alam Merapi yang tak pernah benar-benar tidur. (Arie Widodo/E07)
