Inibaru.id – Hampir di seluruh pelosok Indonesia bisa kita dengar berbagai kisah legenda yang bikin takjub. Salah satunya bisa kamu jumpai di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yaitu petilasan Sunan Pojok.
Masyarakat sekitar yakin bahwa tempat yang berada di Dukuh Pojok, Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo ini pernah dihuni oleh Sunan Pojok. Ia merupakan sosok yang pernah bertapa di tempat itu.
Diwartakan Potretblora (2/12/2021), Sunan Pojok juga dikenal dengan berbagai nama seperti Pangeran Pojok, Wali Pojok Blora, Pangeran Surabaya, Pangeran Surabahu, Pangeran Sedah, dan Syaikh Amirullah Abdurrochim.
Memiliki nama kecil Pangeran Surabahu Abdul Rohim, Sunan Pojok merupakan putra dari Kiai Ashari Sunan Pejagong Tuban.
Ketika dewasa, ia mendapatkan perintah dari Raja Mataram yakni Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645) menjadi panglima perang. Ia diberi tugas untuk mengamankan wilayah Pati, Tuban, Surabaya, dan Pasuruan.
"Beliau merupakan panglima perang yang diangkat oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo," kata salah seorang warga, M Fatah melansir Detik Jumat (10/2/2023).
Lelaki yang juga menjabat sebagai Ketua PCNU Blora itu, mengatakan Sunan Pojok juga ikut bertempur melawan VOC di Batavia. Usai pertempuran, Sunan Pojok kemudian pergi ke Blora dan berhenti di tempat tersebut.
Saat itu, Sunan Pojok sedang sakit. Ia pun meninggal dan dimakamkan di lokasi tersebut. Makamnya kemudian dipindahkan di dekat Alun-alun Blora.
Tempat Aman untuk Sembunyi
Ada satu kisah menarik seputar tempat yang didiami Sunan Pojok itu, Millens. Salah seorang warga, Mustamir (71) mengatakan saat itu Sunan Pojok tinggal di tempat itu untuk bersembunyi dari kejaran musuh-musuhnya. Nyatanya, ia nggak salah memilih tempat persembunyian. Ia nggak bisa ditemukan.
"Aman sebagai tempat pelarian," terang Mustamir.
Dari kisah itu, muncullah mitos bahwa petilasan tersebut merupakan tempat aman bagi siapa pun yang butuh bersembunyi. Mitos ini bahkan dimanfaatkan orang jahat untuk bersembunyi.
Warga lainnya, Suyoto mengatakan, pernah suatu ketika ada orang membawa kayu hasil mencuri yang sedang kabur dan menjadi buronan polisi.
Baca Juga:
Tusuk Satai, Sumber Rezeki Warga Blora"Dia lari ke pertapaan. Berdoa sama Gusti Allah minta pertolongan," katanya. Alhasil, pencuri tersebut bisa lolos dari kejaran polisi.
Agaknya mitos ini semakin menjadi dengan kondisi di sekitar petilasan. Pasalnya, tempat yang berupa gundukan dan beberapa makam itu nggak ditumbuhi rumput sekalipun banyak rumput di sekitarnya. Pemandangan itu pun tampak kontras.
Tradisi Manganan yang Unik
Ada lagi keunikan yang ada di petilasan ini, Millens. Setiap Jumat Pon setelah panen, warga bakal mengadakan tradisi manganan di petilasan Sunan Pojok ini.
Mereka membawa makanan berupa ketan tanpa garam, ayam panggang utuh, dan nasi. Eits, ada sejumlah aturan yang nggak boleh dilanggar ketika melaksanakan tradisi ini lo. Orang yang memasak nggak boleh mencicipinya. Semua orang yang berpartisipasi dalam kenduri juga harus dalam keadaan suci.
Menarik banget ya informasi mengenai petilasan Sunan Pojok ini? Betewe, kamu tertarik sembunyi dari kenyataan di tempat ini nggak, Millens? He (Siti Zumrokhatun/E07)