Inibaru.id – Bukan cuma manusia yang butuh pembuktian kesetiaan pada pasangan. Dewa juga lo. Dikisahkan dalam Lontar Andhabhuwana, Dewa Siwa pengin menguji kesetiaan sakti-Nya, yaitu Dewi Uma. Dia meminta ibu Dewa Ganesha itu untuk turun ke bumi mencari susu.
Sebagai istri, dia menyanggupi permintaan tersebut dengan segera. Sayang, dia kesulitan menemukan penggembala sapi. Hampir putus asa, Dewi Uma akhirnya menemukan seorang penggembala sapi yang nggak lain adalah suaminya yang sedang menyamar.
Sang Dewi meminta sedikit susu sapi tapi ditolak oleh penggembala. Sudah berbagai cara dilakukan Dewi Uma agar dia bisa memperoleh susu, tapi gagal. Penggembala hanya mau memberikan susu jika Dewi Uma mau "melayani"-nya.
Rasa patuhnya kepada suami untuk membawakan susu membuatnya mau melakukan hal terlarang itu. Setelah misi terlaksana, Uma kembali untuk menyerahkan susu kepada suaminya. Sebelum menerima susu, Siwa bertanya dari mana susu itu diperoleh dan gimana caranya. Karena panik, Uma berbohong.
Siwa pun memanggil anaknya, Dewa Ganesha, untuk memakai ajian Tenung Aji Saraswati guna mengetahui dari mana susu itu berasal. Ganesha memberitahu apa diketahuinya kepada sang ayah, yang terang saja membuat Uma marah. Uma pun membakar Tenung Aji Saraswati.
Kutukan Siwa
Melihat perilaku Uma, Dewa Siwa marah besar dan mengutuk istrinya menjadi Dewi Durga yang dianggap telah berbohong dan berkhianat. Selanjutnya, Durga diturunkan ke bumi.
Situs lain yang sama-sama bersumber dari Lontar Andhabhuwana menulis dengan sedikit berbeda, yakni perubahan wujud dari Dewi Uma ke Dewi Durga nggak terjadi di kayangan.
Setelah diturunkan ke bumi, Dewi Uma yang masih berwujud cantik berkelana ke sana ke mari. Dia kemudian sampai di kuburan luas yang bernama Setra Gandamayu. Tempat ini dihuni oleh makhluk halus ganas dan menyeramkan.
Para makhluk di sana hendak memangsa Dewi Uma karena merasa terganggu. Nggak terima dengan perlakuan dedemit yang lancang, Uma pun murka dan berubah wujud menjadi sosok yang lebih menyeramkan dari mereka (Kaali).
Mata Dewi Uma mengeluarkan sinar menyilaukan, rambut terurai sampai ke tanah, taring dan kuku panjang, lidah menjulur panjang, dan dari sekujur tubuh dan lidahnya mengeluarkan kobaran api hingga menghanguskan semua makhluk yang tadi menyerangnya.
Sejak saat itu, Uma berganti nama menjadi Dewi Durga dan menjadi penguasa Setra Gandamayu. Dia dikenal sebagai dewa dari para mahkluk halus dan manusia penganut ilmu leak. Dia mengendalikan mereka agar nggak kelewatan mengganggu manusia.
Dewi Durga juga memiliki tugas menyebarkan kekeringan, bencana, dan wabah, untuk mengingatkan manusia pada Hyang Widi Wasa. Dia memiliki pengikut setia yang diberi gelar ratu dari makhluk halus dan penguasa kuburan bernama Sang Kalika Maya.
Di Bali, Pura Dalem Puri serta seluruh Pura Dalem di Desa Pekraman menjadi tempat Dewi Durga berstana. Wujud menyeramkan Dewi Durga dianggap sebagai simbol kemarahan seorang perempuan dan diabadikan dalam bentuk topeng Rangda yang disakralkan warga Bali sampai sekarang.
Gimana menurutmu, Millens? Adil nggak nih hukumannya? Kayaknya hal ini terjadi karena definisi kesetiaan yang berbeda ya antara Dewi Uma dan Dewa Siwa. (Gram/belajar/IB21/E03)