inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi
Jumat, 28 Mar 2025 17:01
Penulis:
Bagikan:
Perempatan Gudang Seng di Wonogiri. (Google Street View)

Perempatan Gudang Seng di Wonogiri. (Google Street View)

Di Kabupaten Wonogiri, ada wilayah yang dikenal dengan nama Gudang Seng. Uniknya, wilayah ini sama sekali nggak dipakai sebagai nama dusun, kelurahan, atau bahkan kecamatan. Lantas, dari mana asal nama Gudang Seng, ya?

Inibaru.id - Di setiap kota, pasti ada beberapa lokasi yang cukup populer meski nggak masuk peta administrasi. Di Kota Semarang, Bangkong, Milo, dan Sukun yang masuk dalam kategori tersebut. Nah, khusus untuk Kabupaten Wonogiri, ada sebuah lokasi yang punya status serupa, yaitu Gudang Seng.

Di Google Maps, kamu bisa menemukan Gudang Seng Bernama Lampu Merah Gudang Seng yang ada di pertemuan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ir. Sutami, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri. Jaraknya dari Pasar Wonogiri sekitar 350 meter ke arah selatan.

"Kalau naik angkot dan warga ada yang turun di sana, pasti bilangnya turun di Gudang Seng. Nggak ada yang bilang turun di Perempatan Giritirto," ucap salah seorang warga asli Wonogiri, Yoyok Indriatmo, Rabu (26/3/2025).

Jawaban dari asal mula nama lokasi tersebut bisa kamu lihat di barat daya perempatan tersebut. Terdapat sebuah bangunan yang cukup panjang dengan atap yang didominasi dengan seng. Bahkan, Sebagian dindingnya juga memakai bahan seng. Warga setempat yang sejak dulu melewati lokasi tersebut menyebut bangunannya dengan istilah Gudang Seng.

"Menurut orang tua saya, bangunan Gudang Seng itu sudah eksis sejak dekade 1960-an. Katanya, dulu jadi lokasi pementasan ketoprak atau ludruk," lanjut Yoyok.

Bangunan Gudang Seng yang jadi inspirasi penamaan wilayah tersebut. (Google Street View)
Bangunan Gudang Seng yang jadi inspirasi penamaan wilayah tersebut. (Google Street View)

Meski begitu, jika melihat kondisinya yang terbengkalai sekarang, cukup tidak disangka jika dulunya bangunan tersebut adalah lokasi pementasan karya seni tradisional. Apalagi, ada desas-desus di bangunan tersebut pula kali pertama film-film layar tancap ditayangkan di Wonogiri.

Tokoh masyarakat Giritirto, Purnomo, punya ceritanya sendiri. Katanya, setelah nggak lagi dipakai untuk pementasan seni tradisional, bangunan tersebut dipakai sebagai tempat produksi Jamu Air Mancur. Tapi, lokasi produksinya kemudian dipindahkan ke Kajen yang ada di Kelurahan Giripurwo.

"Kejadiannya pada 1965-an. Sejak saat itu, bangunannya nggak terpakai," ucap Purnomo.

Meski bangunannya terbengkalai, karena bangunannya punya ciri khas dan terus eksis hingga sekarang, warga akhirnya menjadikannya 'ancer-ancer' alias penanda dari sebuah lokasi. Karena kebetulan ada di sebuah perempatan. Pada akhirnya perempatan itu pun diberi nama Gudang Seng.

Orang-orang yang tinggal nggak jauh dari perempatan itu pun kemudian selalu menjawab wilayah tempat tinggalnya sebagai Gudang Seng. Alasannya, ya memang nggak jauh dari lokasi bangunan tersebut.

Menarik juga ya cerita tentang lokasi Gudang Seng di Wonogiri ini. Kamu sendiri, pernah melihat bangunannya secara langsung nggak, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved