Sebagaimana yang ditulis Getlost.id&nbsp;(3/6/2021), ada sebuah rute bersepeda keliling candi di Jogja yang bisa
kamu coba. Rute tersebut memiliki jarak sekitar 15 km. Di jarak yang nggak
begitu jauh, setidaknya kamu bisa menikmati 5 kompleks candi, yaitu Candi Sewu,
Prambanan, Sari, Sambisari, dan Kalasan.

Kamu bisa memulai rute perjalanan sepeda dari Candi
Sewu, Millens. Lokasinya ada di Jalan
Raya Solo-Yogyakarta Km 16, Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Ada
alasan mengapa candi ini dijadikan tempat kamu start bersepeda. Ya karena jam bukanya pukul 06.00 WIB. Selain itu, kalau
kamu memakai mobil untuk membawa sepeda, bisa kok memarkirkannya di situs bertipe
candi Buddha ini.

Meski jumlahnya nggak benar-benar 'sewu' alias seribu seperti namanya, kompleks Candi Sewu ini diklaim sebagai candi
Buddha terbesar kedua di Tanah Air setelah Candi Borobudur. Konon, candi inilah
yang jadi latar cerita rakyat pupusnya kisah cinta Bandung Bondowoso dengan
Roro Jonggrang.

Kalau sudah puas menikmati Candi Sewu, kamu bisa bergeser ke
selatan sekitar 1,5 km untuk mengunjungi Candi Prambanan. Karena bangunannya
yang cukup besar, kamu bisa saja mengitari area luar kompleksnya saja atau
berhenti sejenak untuk melihat pemandangannya dari kejauhan. Setelah itu, kamu
bisa bersepeda menuju Candi Sari yang berjarak 2,7 km.

Candi Sari berlokasi di Jalan Raya Solo-Yogyakarta Nomor
107, Bendan, Tirtomartani, Kecamatan Kalasan. Candi ini ada di tengah-tengah
permukiman penduduk dan ukurannya cukup kecil. Oleh karena itulah, candi ini
nggak ramai wisatawan sebagaimana Candi Sewu atau Prambanan.

Puas dengan Candi Sari, kamu bisa bergeser ke barat sekitar
4,2 kilometer untuk mencapai Candi Sambisari. Candi ini memiliki pemandangan
yang unik karena berada di cekungan dan dilengkapi dengan rerumputan hijau yang
menyegarkan. Jika cuaca sedang cerah dan langit berwarna biru, berfoto ria di
candi bercorak Hindu ini pasti bakal mengasyikkan, Millens.

Setelah menikmati Candi Sambisari, kamu bisa gowes lagi sejauh
4,4 km menuju Candi Kalasan. Jangan kaget ya kalau candi Hindu ini persis di
sebelah rumah-rumah penduduk! Di sini, kamu bisa mengakhiri tur keliling candi
di Jogja sembari duduk-duduk atau minum.

Kalau kamu tertarik melakukan tur bersepeda keliling
candi-candi di Jogja ini, sebaiknya melakukannya sejak pagi buta. Biasanya,
pemandangan saat pagi jauh lebih cantik dibandingkan dengan saat siang hari.
Selain itu, kamu bisa menghindari lalu lintas padat atau cuaca yang terik
menyengat.

Siapkan stamina dan service dulu sepedamu sebelum mulai tur sepeda keliling candi di Jogja ini,&nbsp;Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Jalan-jalan
di Yogyakarta nggak melulu berarti harus mengunjungi Malioboro, Keraton, dan
sekitarnya. Di sana, ada banyak tempat menarik lain yang bisa kamu kunjungi. Di
antaranya adalah beberapa candi bersejarah yang tersebar di Kabupaten Sleman.

Beda dengan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang yang
memiliki ukuran cukup besar dan taman yang luas, candi-candi yang ada di
Kabupaten Sleman biasanya memiliki ukuran kecil atau sedang. Ada yang lokasinya
bahkan berada persis di sebelah permukiman penduduk. Jadi, kamu bisa berkeliling
dengan sepeda untuk menikmati candi-candi tersebut.

Kamu bisa lo bersepeda keliling candi di Jogja. Di sana, ada beberapa candi yang jaraknya berdekatan dengan jalur yang cenderung landai. Seperti apa sih, rute bersepeda yang sepertinya asyik untuk dilakukan ini?

Yuk Gowes! Ini Rute Bersepeda Keliling Candi di Jogja

Saat ini Polda Jawa Tengah sedang melakukan uji coba ETLE dengan drone.&nbsp;Polda Jateng bekerja sama dengan Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) untuk melatih petugas kepolisian dalam hal pengoperasian drone untuk kebutuhan ETLE.

Rencananya, tilang menggunakan drone ini akan diberlakukan mulai Februari 2023. Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Agus Suryo Nugroho mengaku secara teknis pihaknya telah merampungkan berbagai riset berkaitan dengan pelaksanaan ETLE drone.

“Iya, bulan Februari sudah bisa dilakukan. Sekarang uji cobanya sudah diadakan, untuk alatnya sedang disiapkan. Kita beberapa waktu lalu telah koordinasi dengan satwil-satwil (satuan wilayah),” kata Agus, Rabu (11/1/2023).

Nggak semua orang bisa mengendalikan pesawat tanpa awak ini. Untuk ETLE drone ini&nbsp;jumlah personel yang bertugas ada sekitar tiga orang di setiap wilayah. Setiap personelnya akan dibekali sertifikat resmi dan mendapat bantuan dari pilot asosiasi drone. 

"Nantinya personel di masing-masing polres ada tiga orang yang jadi pilot drone. Yang jadi operatornya harus sudah dapat sertifikat resmi dan didampingi pilot dari asosiasi dronenya,” terang Agus.&nbsp;

Kamu pasti bertanya-tanya bagaimana sih teknis penindakannya? Caranya yaitu personel akan menerbangkan ETLE drone selama setengah sampai satu jam untuk memantau potensi pelanggaran di jalan raya. Jika ada pelanggaran, maka drone yang beroperasi akan memotret.

"Hasil tangkapan gambar para pelanggar akan disimpan di database Gakkum, dan kami kirimkan surat konfirmasi, seperti ETLE yang sudah berlaku sebelumnya," ungkap Kanit VI Subditgakkum Ditlantas Polda Jateng AKP Tri Afandi, dikutip dari&nbsp;Murianews, Senin (16/1/2023).

Uji coba pengoperasian drone untuk kepentingan tilang ini sudah dilakukan di beberapa kota di antaranya Salatiga, Demak, dan Kudus.&nbsp;Untuk selanjutnya ETLE drone akan diberlakukan untuk penindakan penilangan di empat eks-kasresidenan. Masing-masing eks-Karesidenan Banyumas, eks-Keresidenan Pati, eks-Keresidenan Surakarta, dan eks-Keresidenan Semarang. 

Dengan sistem tilang yang lebih canggih ini, semoga ketertiban di jalan raya semakin meningkat, ya! Ingat, taat rambu-rambu karena kesadaran, bukan karena takut kena tilang ya, Millens! (Siti Khatijah/E07)&nbsp;

Inibaru.id - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) selalu mengembangkan sistem&nbsp;untuk Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE). Jika biasanya ETLE atau yang sering disebut tilang elektronik itu dilakukan dengan kamera CCTV atau ponsel petugas kepolisian, kini ETLE sedang diuji coba menggunakan drone.&nbsp;

Drone adalah pesawat tanpa awak yang dikendalikan oleh seseorang dengan menggunakan komputer atau remote control. Drone memiliki kamera yang dapat digunakan untuk mengambil gambar jarak jauh.&nbsp;Nah, drone milik kepolisian pada sistem ETLE ini disebut Doner Berstrobo.

Foto pelanggaran pada tilang elektronik biasanya diambil dari kamera CCTV atau ponsel anggota kepolisian. Sekarang, Polda Jateng sedang mempersiapkan tilang dengan menggunakan kamera yang terpasang di pesawat tanpa awak atau drone. Bagaimana ya teknis penindakannya?&nbsp; &nbsp;

ETLE Drone, Inovasi Terbaru Tilang Elektronik

Melihat kejadian diskriminasi tersebut, Presiden RI Joko Widodo menegur para kepala daerah yang kerap menggunakan kewenangan untuk melarang pembangunan tempat ibadah bagi kaum nonmuslim. Jokowi menegaskan seluruh masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama dalam beribadah.

"Mumpung ketemu bupati dan wali kota. Ini yang beragama Kristen, Katolik, Hindu, Konghucu, memiliki hak yang sama dalam beribadah, dalam kebebasan beragama. Hati-hati, ini dijamin oleh konstitusi kita, dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 29 ayat 2. Ini harus ngerti," ujar Jokowi dalam Rakornas Kepala Daerah di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023).

Jokowi nggak ingin ada lagi kesepakatan antara kepala daerah dan Forum Kerukunan Umat Beragama yang melangkahi aturan konstitusi. Kepala negara pun nggak mau bupati dan wali kota sewenang-wenang dengan mengeluarkan regulasi yang melarang pembangunan rumah ibadah atau melarang umat beragama tertentu beribadah.

"Jangan sampai yang namanya konstitusi itu kalah oleh kesepakatan. Konstitusi tidak boleh kalah dengan kesepakatan. Ada rapat FKUB misalnya, sepakat tidak boleh membangun tempat ibadah. Ada peraturan wali kota, instruksi bupati, melarang pembangunan tempat ibadah. Konstitusi kita itu mengatur kebebasan beragama dan beribadah," tegas dia.



Jokowi mengakui persoalan itu hanya terjadi di sedikit daerah. Namun, tetap harus dihentikan dan dihilangkan.

"Meskipun hanya satu, dua, tiga kabupaten, tapi hati-hati mengenai ini. Saya lihat masih terjadi. Sesusah itu kah orang mau beribadah? Sedih kalau kita mendengarnya," ujarnya.

Yang dikatakan oleh presiden ini harus kita ingat dan nggak boleh diabaikan ya, Millens!&nbsp;Jangan sampai ada lagi pemberitaan tentang pelarangan mendirikan tempat ibadah di Indonesia yang masyarakatnya beragam. (Siti Khatijah/E05)

Artikel ini telah terbit di Medcom dengan judul Presiden Tegur Kepala Daerah yang Larang Bangun Rumah Ibadah Nonmuslim.

Inibaru.id -&nbsp;Kita tahu negara dan semua orang wajib menghormati hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan seseorang. Sayangnya, konflik pendirian rumah ibadah masih terjadi hingga saat ini.

Persoalan izin mendirikan bangunan atau IMB menjadi persoalan yang paling sering terjadi dalam hal pendirian rumah ibadah. Ada juga syarat administrasi yang dianggap kerap menghambat, yaitu dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 orang yang disahkan lurah atau kepala desa.

Sedih sekali sampai sekarang masih kita dengar ada larangan mendirikan rumah ibadah di daerah-daerah. Presiden Jokowi menyatakan dengan tegas bahwa pembangunan tempat ibadah baik untuk muslim atau nonmuslim dijamin konstitusi.&nbsp;

Jokowi: Pembangunan Rumah Ibadah Masyarakat Nonmuslim Dijamin Konstitusi

Hm, angka utang terlihat fantastis, ya? Saking fantastisnya, kita sering melihat beberapa netizen melontarkan ide untuk mencetak uang yang banyak untuk membayar utang.&nbsp;

Usul tersebut memang nggak sepenuhnya salah karena pemerintah punya Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) yang bertugas untuk mencetak uang rupiah.&nbsp;Selain itu, Indonesia juga punya Bank Indonesia yang punya wewenang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah tersebut.

Tapi, perlu kamu tahu, rupiah yang dicetak dan diedarkan nggak bisa asal. Harus ada perencanaan dan pertimbangan yang matang berapa jumlah yang harus dicetak dan diedarkan agar nggak terjadi musibah di kemudian hari.

Ada banyak contoh negara yang mencoba mencetak uang lebih banyak tapi malah sengsara. Contohnya adalah Argentina, Inggris, dan Jerman. Lalu, apa jadinya&nbsp;jika pemerintah Indonesia mencetak uang terlalu banyak, termasuk dengan alasan untuk membayar utang? Kira-kira inilah yang bakal terjadi ya, Millens.&nbsp;



Ketika pemerintah mencetak uang dalam jumlah besar, nilai uang itu sendiri akan turun. Jika banyaknya uang yang beredar, nggak diikuti dengan semakin banyaknya barang di pasar, maka akan membuat harga barang tersebut menjadi mahal.

Hal itu menyebabkan barang akan langka dicari dan membuat nilai uang yang sudah dicetak banyak, justru malah turun bahkan jadi nggak bernilai lagi.

Inflasi&nbsp;merupakan kenaikan harga barang atau jasa, yang menyebabkan daya beli uang menurun. Jika pemerintah terlalu banyak mencetak uang, maka harga produk akan semakin cepat naik.

Kenaikan harga ini terjadi pada sebagian besar barang dan jasa, secara terus menerus atau dalam kurun waktu tertentu. Sama halnya dengan uang, peredaran jumlah uang dan barang yang beredar haruslah seimbang.

Mencetak uang nggak boleh untuk kebutuhan membayar utang negara saja. Bukannya terbebas dari kemiskinan, pencetakan uang yang banyak dan nggak terkendali justru bisa membuat utang negara bertambah.

Untuk membayar utang luar negeri, suatu negara harus dapat mengukur populasinya dan bekerja secara produktif memanfaatkan kekuatan dan potensi negara seperti sumber daya alam, komoditas, wisata, dan sebagainya.

Itulah beberapa akibat jika pemerintah kita mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk membayar utang. Akibatnya sungguh membahayakan kestabilan ekonomi negara ya, Millens? (Siti Khatijah/E05)

Artikel ini telah terbit di Medcom dengan judul Ini Alasan Pemerintah Gak Cetak Duit Banyak-banyak Buat Bayar Utang.

Inibaru.id -&nbsp;Yang namanya utang negara itu jumlahnya nggak sedikit ya, Millens? Kamu tahu berapakah utang Indonesia?

FYI, berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), hingga akhir November 2022 utang Pemerintah Indonesia tercatat sebesar Rp7.554,2 triliun. Rasio utang tersebut setara 38,65 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Memiliki perusahaan khusus untuk memproduksi uang, bukan berarti Indonesia bisa mencetak sepuasnya untuk membayar utang. Ada beberapa akibat yang justru membahayakan perekonomian negara jika hal itu dilakukan.&nbsp;

Bukan Solusi, Cetak Uang untuk Membayar Utang Negara Justru Berbahaya

Sebagai informasi, pesta kembang api ini bakal digelar dua
kali saat malam tahun baru Imlek dan Cap Go Meh lo. Gunawan menjelaskan jadwal
pesta kembang api itu sesuai dengan pengajuan izin ke Pemkot Magelang. Pengunjung
nantinya dapat menikmati pertunjukan kembang api yang lebih lama ketika Cap Go
Meh dibanding saat menyambut Imlek.

"Kalau itu (malam tahun baru) cuma sebentar lima sampai
10 letusan, itu hanya simbol saja. Yang Cap Go Meh mungkin lebih lama, ya 10
menit. Ya pertama (setelah pandemi). Kita sudah mengajukan izin ke Pemkot juga,"
ujarnya.

Eits, bukan cuma pesta kembang api pada malam tahun baru
Imlek dan Cap Go Meh, Millens. Pihaknya juga bakal menggelar kirab
budaya pertama setelah pandemi. Kirab itu bakal digelar pada Minggu (5/2) dan
dimulai pukul 09.00 WIB.

Kalau kamu tertarik menyaksikan kirab budaya, berikut ini
rutenya:

Kirab budaya dimulai dari TITD Liong Hok Bio kemudian
menyusuri Jalan Pemuda, belok kiri menuju Jalan Mataram- Jalan Sriwijaya- Jalan
Kalingga-Jalan Tarumanegara dan kembali lagi menuju Jalan Sriwijaya. Rombongan kemudian
menuju Jalan Majapahit-Jalan Sigaluh dan kembali menuju TITD Liong Hok Bio.

Jadwal serta rangkaian Imlek di Kelenteng Liong Hok Bio
Magelang:

Minggu (22/1): pesta kembang api pukul 00.00 WIB di TITD
Liong Hok Bio Magelang.

Minggu (5/2): kirab budaya yang juga dilangsungkan pertama
setelah pandemi dimulai pukul 09.00 WIB.

Minggu (5/2): perayaan Cap Go Meh dimeriahkan dengan pesta
kembang api pukul 21.00-22.00 WIB di TITD Liong Hok Bio Magelang.

Wah, seru banget ya? Yuk ah, melipir ke Magelang, Millens!
(Siti Zumrokhatun/E07)

Inibaru.id – Buat kamu yang punya rencana merayakan
Imlek, Magelang mungkin bisa kamu pertimbangkan. Pasalnya, kota tersebut bakal
menggelar rangkaian perayaan Imlek maupun Cap Go Meh yang seru banget. Setelah PPKM
dicabut oleh pemerintah, kamu bisa menyaksikan pesta kembang api.

"Kembang api malam tahun baru (Imlek) ada, Cap Go Meh
juga ada. Malam tahun barunya itu nggak sebesar Cap Go Meh," kata Wakil
Ketua Harian Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Magelang, Gunawan sebagaimana
dikutip dari DetikJateng, Minggu (15/1/2023).

Mumpung PPKM sudah dicabut, jalan-jalan yuk menyaksikan kemeriahan Imlek dan Cap Go Meh di Kota Magelang. Ada rangkaian acara seru dan menyenangkan dari pertunjukan kembang api dan kirab budaya yang sayang untuk dilewatkan.

Rangkaian Imlek Meriah di Kota Magelang, Penuh Warna-warni Kembang Api

"Secara keseluruhan sudah ada 2.839 anak yang menerima beasiswa OSC. Dari segi kuantitas, jumlah tersebut belum terlalu banyak, tapi ini merupakan terobosan untuk membantu anak-anak di pelosok agar mendapat akses pendidikan yang berkualitas," ucap Mohammad Mirdal Akib, dalam Press Conference OSC Award 2022, Sabtu (21/01/2023).


Lelaki yang juga menjabat sebagai CEO Media Grup ini akan selalu mendukung program OSC. Menurutnya, untuk menyokong generasi emas pada 2045 nanti, anak-anak muda perlu dibekali dengan pendidikan yang berkualitas.


"Anak-anak ini saya rasa sebagai bibit-bibit unggul yang hanya perlu ditaruh di tanah yang subur," ucap Mirdal Akib. "Pemenang program OSC akan mendapatkan beberapa fasilitas berupa biaya hidup, tabungan pendidikan dan kesempatan magang di bawah Media Group."

Rektor Universitas Trisakti Kadarsah Suryadi yang hadir mewakili kampus mitra OSC Medcom mengaku sangat mengapresiasi program tersebut. Menurutnya, program ini telah membantu menumbuhkan bibit unggul di kampus.

"Ada banyak bibit unggul, anak-anak dengan potensi yang besar, tapi terkendala ekonomi. Program (OSC Medcom) ini telah membantu (mereka) melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.


Kadarsah mencatat, ada 100 peserta OSC yang diterima di Universitas Trisakti. Kepada para penerima beasiswa itu, dia mengaku terkesan. Mereka, lanjutnya, menunjukkan komitmen belajar dengan menorehkan pelbagai prestasi membanggakan.

"Bahkan, ada satu peserta program OSC yang meraih IPK 4, sempurna. Mereka juga memiliki berbagai soft skill yang&nbsp;luar biasa, disiplin, santun, dan peka terhadap masalah sosial," tutur Kadarsah.

Oya, Press Conference OSC Award 2022 juga turut dihadiri Pemimpin Redaksi Medcom.id Indra Maulana, Rektor Universitas Mercu Buana Andi Andriansyah, dan Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ninok Leksono.

Semangat terus melanjutkan pendidikan ya, Para Peserta OSC Medcom! (Fitroh Nurikhsan/E03)

Inibaru.id - Yayasan Surya Edukasi Bangsa Foundation selama delapan tahun konsisten memberikan beasiswa pendidikan dalam program&nbsp;Online Scholarship Competition&nbsp;(OSC) Medcom kepada putra-putri terbaik di penjuru Indonesia.

Ketua Yayasan Surya Edukasi Bangsa Foundation Mohammad Mirdal Akib mengatakan, hingga tahun ke-8, OSC Medcom terus berkomitmen di dunia pendidikan dengan mendorong pemerataan pendidikan di seluruh penjuru Tanah Air. Khusus tahun ini, OSC bekerja sama dengan 28 kampus mitra.

Selama delapan tahun, Yayasan Surya Edukasi Bangsa Foundation berkomitmen memberikan beasiswa untuk pemerataan pendidikan di seluruh pelosok negeri.

Delapan Tahun Program OSC Medcom Konsisten Berikan Beasiswa Pendidikan

Dia menyebut beasiswa OSC Medcom.id
telah banyak membuka akses pendidikan. Yuliandri yakin beasiswa OSC Medcom.id
dapat meningkatkan pendidikan anak Indonesia sampai
ke jenjang kuliah.

"Dengan beasiswa itu kan artinya
enggak ada lagi mereka tanggung jawab keluar.
Apalagi (OSC) Medcom.id tadi menyatakan siap membantu itu," tutur dia.

Program Online Scholarship Competition (OSC) 2022 menyiapkan 539 beasiswa jenjang
S1 di tahun 2022. Selain Universitas Andalas, Beasiswa OSC juga
diberikan oleh 26 perguruan tinggi
mitra lainnya.

Pemenang OSC akan mendapatkan,
beasiswa S1 bebas uang pangkal, bebas uang semester selama
8 semester, tabungan
Pendidikan, bantuan living cost untuk
pemenang terpilih, kesempatan
magang hingga bekerja di Media Group. Pendaftaran
program Beasiswa OSC masih dibuka hingga 02 November 2022 di laman https://osc.medcom.id/. (Siti Khatijah/E01)

Inibaru.id - Rektor Unand Yuliandri mengatakan
pendaftar bisa memilih program studi Kedokteran. Pilihan prodi melalui
jalur OSC Medcom.id dapat dilihat di laman penerimaan mahasiswa baru Unand.

"Bisa, (daftar prodi Kedokteran) kenapa tidak? Malah saya sampaikan
persyaratan dari OSC ini, kita masukkan dalam aplikasi
di penerimaan mahasiswa baru," beber Yuliandri dalam Kick Off OSC Medcom.id di Kampus Universitas Tarumanagara
(Untar), Jakarta Barat, Senin, 8 Agustus 2022.

Yuliandri menegaskan ketika pendaftar
memenuhi syarat dan lulus secara akademik, mereka
punya hak dalam beasiswa. Yang jelas, kata dia, setiap orang mempunyai kesempatan yang sama dalam OSC Medcom.id.

Universitas Andalas (Unand) menjadi mitra perguruan tinggi negeri (PTN) pertama yang bergabung di Online Scholarship Competition (OSC) Medcom.id. Unand membuka pintu seluas-luasnya kepada pendaftar beasiswa OSC Medcom.id.

Universitas Andalas Berikan Beasiswa Prodi Kedokteran di Beasiswa OSC. Daftar Sekarang!

Yang menarik, setiap kali kamu mengunggah satu konten di OSC
Community, bakal mendapatkan satu poin. Kalau ada satu pengunjung, bakal
mendapatkan satu poin lagi. Hal yang sama juga berlaku jika ada likes. Satu
like bakal menambah satu poin.

“Poin-poin ini nantinya bakal diakumulasikan per enam bulan.
Sepuluh anggota komunitas dengan perolehan poin tertinggi akan menerima
rewards,” ujar Arlin Nursophiana, Community Development OSC saat berada di
acara OSC Kopdar Community, Selasa (29/3/2022).

Rewards alias penghargaannya nggak main-main lo, Millens, yakni tabungan pendidikan.
Juara pertama bakal mendapatkan tabungan pendidikan Rp 3,5 juta, juara kedua
mendapatkan Rp 2,7 juta, dan juara ketiga bakal mendapatkan Rp 1,8 juta. Sedangkan peringkat 4 sampai 10 bakal mendapatkan masing-masing Rp 1 juta.

Kalau kamu mau ambil bagian dalam komunitas ini, caranya
mudah kok. Kamu tinggal masuk ke situs resmi OSC Community dan membuat akunnya.
Setelahnya, melengkapi semua data dan membuat akun, kamu tinggal masuk ke
bagian Profil dan klik ‘Tulis Artikel’.

Kalau kamu kemudian bingung mau bikin konten apa di
komunitas ini, bisa kok menilik trik dari Sheila Ananda dan Aorinka Anendya
Chaznah. Keduanya dikenal sebagai anggota terbaik dari OSC Community. Ingat ya,
karena sebagian besar pembaca dari komunitas ini adalah pelajar, maka kamu pun
harus mencari tau apa yang sekiranya disukai atau dibutuhkan para pelajar.

Selain itu, kamu juga bisa menulis tentang pengalaman
pribadi.

“Ide konten dari pengalaman sendiri, contohnya wawancara
untuk mahasiswa. Saya kan freelance
writer, jadi sebelumnya ada pengalaman itu. Daripada disimpan sendiri,
mending dibagikan supaya lebih bermanfaat,” ujar Aorinka yang juga menerima
beasiswa OSC 2021.

Tertarik untuk membuat konten di OSC Community, Millens? (OSC/E05)

Inibaru.id – Banyak
orang kreatif di Indonesia yang nggak punya wadah untuk membuatnya semakin
berkembang. Nah, untungnya, kini ada OSC Community yang memungkinkan
orang-orang kreatif mendapatkan cuan. Seperti apa sih?

Jadi ya, OSC Community dibuat sebagai platform di mana semua
orang bisa menuangkan ide atau gagasannya, pengalamannya, hingga jadi tempat
untuk mengekspresikan diri. Di sini, kamu bisa menunjukkan karya-karya seperti foto, video, atau bahkan artikel tentang budaya, gaya hidup, hingga
info beasiswa.

Ada lo tempat di mana kamu bisa mengunggah hasil kreativitas seperti artikel, foto, atau video dan mengubahnya jadi cuan. Yap, nama wadahnya adalah OSC Community. Seperti apa sih platform ini?

OSC Community, Wadah Wujudkan Kreativitas Jadi Cuan

“Kita punya banyak unit bisnis, ada media televisi, cetak,
digital, radio, hingga event off-air.
Tinggal kalian (peraih beasiswa OSC) tentukan sesuai minat dan kompetensi,”
ungkap Munik dalam acara OSC Kopdar Community, Selasa (29/3/2022).

Nah, kalau kamu adalah peraih beasiswa OSC dan pengin
bekerja di Media Group Network, ada hal yang perlu kamu persiapkan agar
keinginan ini bisa terwujud. Hal ini pun dijabarkan oleh Munik.

Jadi, para peraih beasiswa diminta untuk melakukan screening sekaligus menentukan unit
bisnis yang dituju sejak masa-masa awal kuliah. Jadi, selama kuliah, mereka
bisa membangun hard skill serta soft skill yang relevan dengan tempat
kerja yang dipengini nantinya. Apa yang dipelajari semasa kuliah pun nantinya
sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja.

“Misalnya mau kerja di Metro TV. Berarti kalian (peraih
beasiswa OSC) harus mempelajari hal-hal yang dibutuhkan industri pertelevisian,”
saran Munik.

Saran yang menarik dari Munik, ya Millens. Beasiswa OSC memang beda ya? Selain mewujudkan mimpi mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, peraih beasiswa juga bisa langsung membidik lapangan pekerjaan.&nbsp; Masih nggak tertarik ikutan OSC?&nbsp;(IB09/E05)

Inibaru.id – Kabar
baik kembali datang dari beasiswa Online Scholarship Competition (OSC).
Nantinya, peraih beasiswa OSC bisa bekerja di Media Group Network, lo.
Hal ini diungkap langsung oleh Head of Recruitment &amp; Assessment Metro TV
Munik Wardhani.

Jadi, para peraih beasiswa OSC punya kesempatan untuk
melakukan magang atau bahkan jadi karyawan tetap usai lulus kuliah, Millens.

Peraih beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) punya kesempatan untuk bekerja di Media Group Network usai lulus kuliah lo. Lantas, apa yang harus dilakukan jika memang tertarik untuk melakukannya?

Peraih Beasiswa OSC Bisa Bekerja di Media Group Network, Lo

Kamu nggak
perlu pusing soal pendaftaran, soalnya bisa dilakukan secara daring di situs
osc.medcom.id. Di sini, kamu tinggal mengisi data diri sekaligus memiliki
universitas tempat kamu belajar, lengkap dengan prodi yang kamu jalani, deh.

Soal biaya,
ada yang perlu kamu catat, nih. Kalau untuk jenjang S1, biaya pendaftaran
beasiswa OSC Medcom.id ini bakalan gratis. Kalau kamu mendaftar untuk
jenjang S2, bakal ada biaya pendaftaran Rp 189 ribu. Eits, biaya ini bukan
untuk OSC Medcom.id, kok, melainkan untuk didonasikan bagi pemenang di jenjang
S1 namun masuk dalam kategori nggak mampu dan berprestasi. Nantinya, yang
mendapatkannya bakal diberi lewat Surya Edukasi Bangsa Foundation.

Yang menarik
dari beasiswa ini adalah adanya try out lo. Beda banget dari program beasiswa
lain ya? jadi, nantinya sebelum kamu menjalani tes online pada 6 November 2021,
bisa deh mempersiapkan diri agar kesempatan untuk lolos jadi semakin besar. 

Betewe,
tes online itu adalah tahapan pertama, Millens.
Kalau kamu lolos, bakal harus mengikuti tahapan berikutnya. Nah, kalau kamu
dipastikan lolos, bakal ikut seleksi berkas yang dilangsungkan pada minggu
ketiga atau keempat November 2021. Kalau kamu juga lolos tahapan kedua ini,
bakalan ikut tes terakhir pada 11 Desember 2021 nanti deh.

Soal tes
terakhir ini, bakalan berupa tes potensi akademik atau wawancara virtual. Nah,
kalau kamu lolos semua tahapan ini, bakal diumumkan jadi penerima beasiswa di
acara awarding OSC Medcom.id pada 20 Januari 2022 nanti, deh.

Hm, gimana,
Millens, siap untuk mendaftar
beasiswa OSC Medcom.id? (IB09/E05)

Inibaru.id – Kalau kamu mahasiswa yang sedang mencari
beasiswa untuk membantu biaya kuliahmu, nggak perlu pusing. Coba aja deh ikut
beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) Medcom.id. Setidaknya, ada 590
paket yang tersedia dan bisa kamu dapatkan, lo.

Jadi, gini,
ya Millens, beasiswa OSC Medcom.id
ini sudah hadir di tahun ketujuh. Beasiswa ini juga bisa didapatkan di 25
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) favorit di Indonesia. Total nilainya nggak
main-main, lo, yakni Rp 47 miliar!

Dari
seluruh beasiswa ini, 515 paket di antaranya adalah bagi program S1. Sisanya
adalah 75 beasiswa untuk program S2. Nah, soal pendaftarannya, sudah dibuka
sejak 25 Agustus 2021 lalu. Penutupannya tapi tinggal sebentar lagi, Millens, yakni&nbsp; 2 November 2021 besok.

Ingat Millens, pendaftaran beasiswa OSC Medcom.id bakal ditutup 2 November 2021, lo. Segera deh daftar dan ikuti try out sebelum seleksi, ya?

Try Out Sebelum Tes Seleksi Beasiswa? Di OSC Medcom Bisa!

"Perubahan bisa dilakukan jika anak mudanya adalah
generasi yang adaptif pada perubahan dan menjadi bagian dari perubahan
itu," ungkap Agus dalam webinar yang digelar via Zoom tersebut.

Melalui kuliah umum ini para narasumber juga mengajak
masyarakat untuk dapat mudah beradaptasi di setiap generasinya. Generasi yang
terus berkembang setiap waktu. Juga mengajak masyarakat untuk dapat mengasah soft
skills maupun hard skills.

Kuliah Umum OSC Medcom.id merupakan semacam seminar sehari yang
diselenggarakan Surya Edukasi Bangsa Foundation. Bertajuk “Generasi Adaptif
untuk Indonesia Maju”, kuliah yang digelar virtual itu kali ini bekerja sama
dengan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta.

Selain Director of Programming Metro TV Agus Mulyadi, kuliah
umum ini juga menghadirkan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UKDW Yogyakarta
Joko Purwadi. Kemudian, ada pula Head of PR and Partnership Media Academy Henny
Puspitasari.

Kuliah umum ini berfokus pada generasi adaptif, yakni
kemampuan manusia menghadapi perubahan secara ekologis. Dalam kesempatan
tersebut, Joko Purwadi menekankan agar orang dapat selalu menyesuaikan diri
dengan keadaan.

"Seseorang yang dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan; keadaan yang tidak pasti, kompleks, memiliki makna ganda dan
yang lainnya," tegasnya. (IB04/E03)

Inibaru.id – Anak muda selalu dihadapkan pada dua
pilihan: terus-menerus menuntut perubahan atau menjadi bagian dari perubahan
tersebut. Kalimat ini dilontarkan Agus Mulyadi saat mengisi kuliah umum OSC
Medcom.id, Rabu (29/9/ 2021).

Menurut Director of Programming Metro TV tersebut, anak muda
sebaiknya memilih yang kedua, karena kesuksesan nggak datang dengan menuntut,
tapi ikut bergerak. Globalisasi selalu berkembang, dan anak muda Indonesia
harus bisa mengimbanginya.

Terus-menerus mengeluh nggak akan membuat perubahan terjadi. Untuk berubah, kamu harus adaptif dan menjadi bagian dari penggerak di dalamnya

Kuliah Umum OSC Medcom 2021: Untuk Bergerak, Generasi Muda Harus Adaptif!

Melinda menyadari benar bahwa sebagai perguruan
tinggi Itenas nggak bisa sendiri untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM)
unggul. Itu sebabnya, Melinda berharap, kerja sama yang terjalin antara
Itenas dengan Medcom.id selama ini bisa terus berjalan.

"Dengan dukungan
Medcom.id, kami bisa menjaring calon mahasiswa yang sangat memiliki potensi dan
akan menjadi generasi pemimpin masa depan," ujarnya. “Proses seleksi amat
kompetitif, sehingga berpotensi besar menelurkan mahasiswa-mahasiswa yang
tangguh sesuai keinginan Itenas.”

Melinda berkeyakinan bahwa
para jebolan OSC bakalan jadi mahasiswa yang siap tempur dalam perkuliahan dan mampu
mencetak sejumlah prestasi gemilang.&nbsp; 

Sementara itu, CEO Medcom.id Kania Sutisnawinata
mengaku bersyukur Itenas bersedia menyiapkan beasiswa S2 tahun ini. Sebagai informasi,
program beasiswa S2 OSC telah dimulai pada 2020.

"Di tengah pandemi kita melihat perlu ada
inovasi baru, ada beberapa kampus mitra kami bersedia memberikan beasiswa
S2," ucap Kania.&nbsp; 

Kania menuturkan, beberapa kampus dalam program
beasiswa S2 memberlakukan syarat hanya untuk tenaga pengajar. Kendati demikian,
kata dia, animo atas program beasiswa S2 ini luar biasa.&nbsp; &nbsp;

Wah, luar biasa ya! Semoga ke depannya program OSC
Medcom.id bisa terus berkembang sehingga dapat memberikan kebermanfaatan yang makin
besar pula. (IB01/E03)

Inibaru.id - Dalam kunjungan yang berlangsung Jumat (5/3/2021) tersebut
Itenas menyatakan kesediaan mereka untuk menyiapkan program beasiswa S2 2021
lewat OSC Medcom.id.&nbsp;

"Ke depan harapannya program magister bisa
ikut bergabung dengan OSC. Beasiswa magister diharapkan setidaknya ada enam
(kuota)," tutur Rektor Itenas Melinda Nurbanasari di Kampus Itenas.&nbsp;

Tim Online&nbsp;Scholarship Competition (OSC) mengunjungi Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, salah satu mitra program beasiswa yang digagas Medcom.id.

Komitmen Itenas Siapkan Beasiswa S2 di Program OSC Medcom.id

Para pendaftar OSC Medcom tahun ini diketahui tersebar di berbagai
kota, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Malang, Surabaya, Makassar,
serta Bali. Dari tahun ke tahun, total penerima beasiswa terus
meningkat.

Tahun ini, total beasiswa yang digelontorkan mencapai Rp 40 miliar
yang diberikan pada 440 penerima.

Sementara, CEO Medcom.id Kania Sutisnawinata
menyampaikan rasa bangganya karena OSC Medcom terus hadir hingga memasuki tahun ke-6
pada 2020 ini. 440 penerima beasiswa tersebut nantinya akan melanjutkan
pendidikan gratis di 19 perguruan Tinggi Swasta (PTS).

“Melalui OSC, peserta bisa mengikuti seleksi beasiswa dari
mana saja asal terkoneksi jaringan internet. Mereka dapat melanjutkan pendidikan
dengan beasiswa ke perguruan tinggi impiannya," ungkapnya dalam konferensi pers, Jumat (29/1) pagi.

Kania mengungkapkan bahwa seluruh rangkaian pelaksanaan
beasiswa ini dilakukan secara daring demi menyikapi pandemi Covid-19. Pada tahun
sebelumnya, metode daring hanya berlaku mulai dari pendaftaran hingga seleksi, sedangkan saat penganugerahan dilakukan secara langsung.

"Justru semakin relevan kompetensi OSC ini dengan
pandemi di tengah kita, bahkan kita terkondisikan untuk selalu online setiap
saat. Sekarang, semua yang offline memang sudah menjadi online," timpal CEO
Media Grup Mirdal Akib.

OSC merupakan kompetisi beasiswa online pertama di Indonesia,
diadakan oleh portal berita dan video Medcom.id. OSC hadir untuk memberikan
kemudahan bagi putra-putri bangsa agar bisa melanjutkan pendidikan S1
dan S2 dengan menggunakan beasiswa yang diberikan PTS mitra-OSC.(IB27/E03)

Inibaru.id - Sebanyak 440 dari 41.846 peserta berhasil meraih
beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) Medcom 2020. Para pemenang beasiswa terdiri
atas 380 siswa yang memenangkan beasiswa S1 dan 60 siswa memenangkan beasiswa
S2.

Dalam sambutannya, CEO Media Group Mirdal Akib mengatakan, persaingan ketat di OSC Medcom 2020 menghasilkan siswa-siswa terbaik. Sebab,
penerima beasiswa memiliki rata-rata nilai IPK yang tinggi.

"Rata-rata IPK-nya sekitar 3,6. Jadi, ini
cukup membanggakan kami. Bahkan, pesertanya merata, hampir seluruh provinsi
ada," kata Mirdal dalam acara OSC Medcom Virtual Awards 2020, Jumat (29/1/2021).

Pada tahun ke-6, seleksi Online Scholarship Competition (OSC) Medcom 2020 tampaknya semakin ketat. Hal ini terlihat dari para peserta yang memiliki IPK tinggi dengan rata-rata 3.6 alias cum laude.

Memasuki Tahun Ke-6, OSC Medcom 2020 Diikuti Peserta dengan IPK Rata-Rata Cum Laude

"Kita melihat ada isu utama, inti
dari permasalahan yang ada,” ujarnya pada press conference&nbsp;yang diadakan secara daring tersebut.

Mirdal berharap para penerima bisa membuat terobosan baru sebagai solusi yang baik untuk memperbaiki situasi setelah pandemi.

"Ini akan berubah menjadi transformasi baru. Pandemi
yang hari ini, akan menjadi tempat perubahan pola yang radikal untuk maju ke depan,”
tambahnya.

Menurutnya, pemikiran maju dan nggak mengandalkan praktik masa lalu harus dilakukan. Pandemi membuat semua orang terlempar ke
dalam kondisi disrupsi. Begitu kata Mirdal ketika memberi sambutan pada Anugerah
Online Scholarship Competition Medcom 2020.

"Saya juga berharap 20 tahun ke depan anak-anak kita
akan menjadi pemimpin di masa depan," jelasnya.



Program OSC Medcom kini telah memasuki tahun ke-6. Bekerja sama dengan 19
Perguruan Tinggi Swasta ternama di Indonesia, yang berada di delapan kota yang
berbeda (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Malang, Surabaya, Makassar, dan
Bali), OSC medcom&nbsp;ini mendapat sambutan hangat para pelajar yang kesulitan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena biaya.

Dengan adanya program beasiswa online tersebut, diharapkan mampu menjadi daya dukung pendidikan tinggi untuk memfasilitasi
anak-anak berprestasi di seluruh Indonesia. Karena
untuk menuju SDM Unggul, Indonesia Maju, diperlukan pendidikan yang merata
untuk seluruh putra putri Indonesia.

Yuk, dukung program yang bermanfaat ini,&nbsp;Millens. (Audrian F/E05)

Inibaru.id
- Hari ini Jumat (29/1/2021)
beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) Medcom.id 2020 telah resmi diberikan kepada 440 penerima. Nantinya mereka akan menuntut ilmu di berbagai PTS yang menjadi penyedia baik untuk jenjang S1 maupun S2.

Pada konferensi pers, Jumat (29/1), CEO Media
Grup Mirdal Akib mengatakan persaingan di era global bakal semakin ketat dan krusial. Oleh karena itu, dia berpesan agar para penerima beasiswa ini harus siap menghadapi empat isu utama.

Empat isu tersebut adalah&nbsp;economy recovery, kesehatan, pariwisata, dan energi.

CEO Media Group Mirdal Akib membeberkan 4 isu strategis yang harus dikuasai oleh para penerima beasiswa jika ingin jadi pemimpin. Apa saja ya?

Empat Isu Krusial yang Harus Dikuasai Penerima Beasiswa OSC Medcom 2020 ala Mirdal Akib

Inibaru.id - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali mengganjar&nbsp;portal berita dan video daring Medcom.id dengan penghargaan Anugerah Kemahasiswaan II Tahun 2018. Penghargaan tersebut diberikan kepada Medcom.id pada Jumat, (15/12/2018) di Gedung D Kemenristekdikti, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Tahun ini merupakan kali kedua Medcom.id menerima penghargaan tersebut. Medcom.id juga menjadi satu-satunya media yang mendapatkan penghargaan dari Kemenristedikti itu. Anak perusahaan dari Media Group ini menerima penghargaan kategori Lembaga Mitra Kemahasiswaan lantaran dinilai turut berkontribusi dalam dunia pendidikan melalui program Online Scholarship Competition (OSC). OSC merupakan program Medcom.id yang telah dirintis sejak 2015 silam. Program ini menjadi bentuk kepedulian Medcom.id dalam memberi ruang sekaligus kesempatan belajar bagi para siswa yang pengin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Ismunandar mengatakan program OSC Medcom itu membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu.
Menurut Ismunandar, peran pihak swasta amat dibutuhkan pemerintah. Dalam hal ini, Medcom.id menjadi salah satu contoh dukungan dari pihak swasta. Dia juga berharap, di masa depan, semakin banyak pihak swasta yang berkontribusi dalam memberi bantuan pendidikan. &ldquo;Salah satu dari tugas kami di Belmawa Kemenristekdikti adalah memperluas akses karena masih banyak mahasiswa kita yang sebetulnya bisa mengeyam pendidikan tinggi, tapi karena keterbatasan ekonomi tidak bisa,&rdquo; kata Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) itu. Dengan adanya OSC, Ismunandar berharap kegiatan ini bisa menjadi motivasi bagi semua pihak terkait. Selain itu, Ismunandar memasang harapan tinggi agar program OSC mampu menghasilkan mahasiswa-mahasiswa dengan kualitas tinggi, memiliki prestasi akademik yang unggul, menguasai ilmu pengetahuan yang mumpuni, berkarakter luhur, serta memiliki rasa cinta tanah air yang mendalam. Karakter-karakter ini amat diperlukan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
Pada acara yang sama, Project Officer Program OSC&nbsp;Medcom.id Findo Gading merasa bersyukur dan menjadikan penghargaan tersebut sebagai motivasi bagi pihaknya.
"Penghargaan ini semakin memotivasi kami agar terus berkarya dan berbuat untuk memberi kemudahan bagi pelajar di seluruh Indonesia dalam mengakses perguruan tinggi," tutur Findo. Hingga saat ini, beasiswa OSC telah diselenggarakan sebanyak empat kali. Beasiswa tersebut memperluas kesempatan para siswa di seluruh Indonesia untuk melanjutkan pendidikan S1 di 18 perguruan tinggi swasta yang bekerja sama dengan OSC.
Karena bersifat daring, para peserta juga nggak perlu datang ke kampus atau universitas untuk mendaftarkan diri. Tahap pendaftaran hingga tes dilakukan secara daring sehingga mempermudah peserta. Selain&nbsp;Medcom.id, Baznas, Bank Mandiri, Shell, Loreal, Xl, Usaid, Ausaid, dan Tanoto Foundation juga mendapatkan penghargaan yang sama.
Selamat Medcom.id! Semoga selalu sukses dan semakin berjaya. (IB15/E04)

Medcom menjadi satu-satunya media yang mendapatkan penghargaan dari Kemenristekdikti. Penghargaan ini diberikan lantaran Kemenristekdikti menganggap Medcom turut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia melalui program OSC.