Inibaru.id - Hari itu, Selasa (19/5/2020) kamar Richa Amalia berantakan. Bukan karena dia malas berbenah, namun sesak dengan perkakas usaha yang sedang dia geluti saat ini yakni berjualan hamper.
Kamarnya dipenuhi kardus dan toples-toples kecil berisi kue kering. Potongan
kain dan kertas di sana-sini membuat kamar perempuan ini semakin "kacau". Hari itu dia memang sedang mengemas hamper.
Hamper masih satu saudara dengan parsel. Bedanya, hamper lebih mengedepankan estetika. Isinya hanya beberapa barang unik yang ditata sedemikian rapi sehingga indah dipandang.
Belakangan bisnis hamper cukup digandrungi. Terlebih saat Lebaran di tengah pandemi seperti ini. Richa yang tadinya adalah pengusaha buket bunga online "Rizs Floris" pada hari-hari menjelang Lebaran ini fokus pada produksi hamper.
“Bunga saya lagi sepi. Nggak ada yang wisuda. Jadi saya beralih ke hamper,”
kata Richa saat ditemui di rumahnya, Desa Dombo, Sayung, Kabupaten Demak.
Richa sudah menjalankan penjualan hamper ini selama dua minggu. Selama waktu itu pula dia sudah kebanjiran pelanggan. Terkadang, dia bahkan sampai kualahan.
Produksi hamper Richa dikerjakan di kediamannya. Sebetulnya dia punya work space di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undip. Sayang, imbauan pembatasan kegiatan kampus membuatnya harus memboyong semua kerjaannya ke rumah.
Hamper milik Richa dipatok dengan harga antara Rp 150 ribu hingga Rp 380 ribu. Harga-harga tersebut tergantung pada komponen apa saja yang dimasukkan. Isinya macam-macam mulai dari hijab, sajadah, toples-toples kecil kue, hingga kartu ucapan.
“Format isi memang dari saya. Tapi ada juga kok yang pengin ngasih barang lain. Tapi nggak menyimpang dari format ya,” lanjutnya.
Barang-barangnya pun nggak harus merek ternama. Pelanggan Richa nggak mempermasalahkan hal itu. Adapun jenis kue yang dimasukkan ke dalam hamper sangat populer seperti nastar, kastangel, putri salju, kue kacang mete, dan cookies cokelat.
Kepiawaian Richa dalam mengemas hamper membuat target pasarnya meluas. Awalnya, hamper ini ditujukan untuk mahasiswa, tapi belakangan ibu rumah tangga, pimpinan perusahaan hingga aparat kepolisian dan TNI juga ikut pesan.
Para pemesan itu umumnya ingin memberikan suatu hadiah kepada orang-orang terkasih dan karyawannya. Namun karena terhalang pandemi, pertemuan jadi terbatas. Alhasil, hamper menjadi solusinya.
“Pelanggan saya nggak hanya dari daerah sini. Tapi juga luar kota bahkan luar Jawa. Terakhir saya kirim ke Palembang,” bebernya.
Tiap hari paling nggak, Richa memproduksi 15 hamper. Mau tahu omzetnya selama 2 minggu menjajal bisnis ini? Lebih dari Rp 40 juta berhasil dia kantongi.
Wah, cukup menggiurkan juga ya bisnis hamper ini. Kamu tertarik Millens? (Audrian F/E05)