Inibaru.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mencatat penerimaan pajak daerah mencapai Rp2,64 triliun sepanjang 2025. Wali Kota Semarang berjanji, setiap rupiah yang dikumpulkan dari warga akan dikembalikan dalam bentuk layanan publik, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga inovasi transportasi.
"Pencapaian yang menyentuh sekitar 85,44 persen ini bisa menjadi fondasi kuat untuk kemandirian fiskal Kota Semarang," ujar Wali Kota Agustina Wilujeng Pramestuti dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (31/12/2025).
Menurutnya, potensi untuk mandiri secara fiskal ini menjadi pencapaian yang penting di tengah banyaknya daerah yang saat ini menghadapi kendala keuangan akibat pemotongan anggaran dari pemerintah pusat. Dia menegaskan, penerimaan pajak itu akan dikembalikan melalui layanan publik, termasuk sektor kesehatan.
"Ada sekitar 280 ribu orang yang mendapatkan layanan UHC. Jika sakit, mereka bisa langsung berobat ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat. Bagi yang tidak punya asuransi atau terlambat membayar BPJS, biaya akan ditanggung Pemkot Semarang," ungkapnya.
Nggak hanya sektor kesehatan, pajak ini juga akan digunakan untuk memperluas akses sekolah gratis dan menghadirkan inovasi transportasi publik. Salah satunya adalah uji coba jalur bius listrik pada 2026.
"Salah satu inovasi transportasi akan mulai uji coba satu jalur dengan bis listrik pada 2026. Bagi pekerja rentan serta guru dengan gaji rendah, naik BRT hanya dikenakan tiket seribu rupiah," imbuhnya.
Sebagai bentuk penghargaan bagi warga yang taat membayar PBB, Pemkot Semarang menyelenggarakan acara "Semarang Bercerita". Bertempat di kawasan POJ City, salah satu acaranya adalah pengundian hadiah dari struk belanja dengan hadiah mulai dari rumah, mobil, motor listrik, hingga peralatan elektronik.
Pada kesempatan tersebut, Agustina mengajak pengusaha dan masyarakat untuk bekerja sama menciptakan kegiatan yang menarik bagi wisatawan. Tujuan utamanya adalah untuk memikat pengunjung dan membuat kunjungan ke Kota Semarang terasa menyenangkan dan meninggalkan kesan yang baik.
"Membayar pajak adalah cara nyata untuk ikut merawat, memperbaiki, dan menguatkan Kota Semarang," tandasnya.
Capaian pajak sebesar Rp2,64 triliun tersebut menunjukkan kontribusi masyarkat terhadap pembangunan Kota Semarang. Asalkan dipergunakan sepenuhnya untuk mendukung layanan dan fasilitas publik menjadi lebih baik, membayar pajak nggak akan terasa berat kan, Gez? (Sundara/E10)
