Inibaru.id - Jika melintas di Jalan Fatmawati, Tuntang, kamu bakal melihat deretan warung semi permanen yang menjajakan berbagai alat masak. Dalam abahasa Jawa, berbagai peralatan masak ini disebut sebagai abrak. Namun karena kebanyakan yang dijual berupa wajan atau penggorengan, deretan warung ini disebut denegan pasar wajan.
Ya, pasar wajan yang terdiri dari belasan warung ini sudah belasan tahun berdiri di sekitar jalan protokol menuju Kota Salatiga tersebut. Nggak hanya alat masak, semakin ke sini berbagai produk gerabah seperti kendi atau tungku dari tanah liat juga dijajakan di sana. Nggak jarang, para pedagangnya juga menjajakan miniatur truk terbuat dari kayu yang nggak kalah laris.
Namun begitu deretan warung tersebut tetap disebut sebagai pasar wajan. Menurut Siti Sahiroh, pasar wajan ini ada begitu saja karena ada salah satu pedagang yang berjualan berbagai alat masak. Karena laris, beberapa pedagang lain pun mengikuti.
“Lainnya ikutan karena terlihat laris, sekarang jadi banyak pedagang,” tutur perempuan yang sudah berjualan sekitar 10 tahun tersebut.
Perbagai perkakas tersebut rata-rata berasal dari wilayah Boyolali. Namun ada juga dari wialayah Solo, tergantung bahan bakunya. Namun yag menjadi ciri khas pasar wajan adalah produk penggorengan yang terbuat dari aluminium.
“Wajan aluminium yang banyak dicari,” tutur pedagang lain, Widayati.
Karena dibuat secara manual, wajan aluminium punya ciri khas. Penampilannya yang mengkilat bertabur motif yang berasal dari ketukan tukang pembuat wajan sehingga membentuk pola yang unik. Ukurannya pun bermacam-macam, dari diameter belasan senti hingga wajah superjumbo berdiameter 80 cm.
Harganya pun tentu menyesuaikan ukuran, Millens! Wajan aluminium dengan diameter paling kecil dijual dengan harga Rp 25 ribu. Sedangkan wajan paling besar yang lazimnya digunakan untuk memasak di hajatan atau katering berharga sekitar Rp 750 ribu – Rp 850 ribu.
Salah satu salah satu alasan pasar wajan ini populer di kalangan masyarakat di Salatiga dan sekitarnya adalah lengkapnya pilihan yang ada. Selain wajan, ada pula panci, kukusan hingga alat masak kecil seperti serok dan spatula. Cocok banget untuk belanja peralatan masak dalam satu tempat.
Baca Juga:
Wisata Murah di Semarang, Membelah Rawa Pening hingga Langit Meredup di Jembatan Biru SumurupSelain itu, lokasinya yang berada di jalan protokol yang dilewati berbagai kendaraan luar kota, membuat pasar wajan populer di kalangan masyarakat di luar Jawa Tengah pula. Buat kamu yang kebetulan melintas di Jalan Fatmawati, mampirlah ke pasar wajan karena harganya yang tergolong miring dari pasaran, Millens! Bisa buat latihan masak kan? He (Zulfa Anisah/E05)