Inibaru.id - Saya masih ingat saat
penyampaian rencana New Normal pada akhir April lalu, Wali Kota Semarang Hendrar
Prihadi mengungkapkan masih mencari formula tepat untuk mengatur bisnis spa dan pijat. Sepertinya kendala ini telah teratasi.
Maria Magdalena Susanti selaku ketua Asosiasi Spa Sehat Kota Semarang (Assera) saat ditemui di House of Spa pada Sabtu (13/6/2020) pagi, membeberkan bagaimana langkah yang akan dilakukan oleh para pemilik bisnis spa dalam menghadapi new normal.
Pertama yang akan dipersiapkan jelas protokol kesehatan secara mendasar. Sebut saja membersihkan tangan dengan sabun atau hand sanitizer, memeriksa suhu tubuh, serta memakai masker.
“Untuk hal tersebut, berlaku untuk pelanggan dan pekerja,” kata Maria.
Selain itu, konsumen yang ingin mendapat pelayanan harus mendaftar secara online atau melalui pesan instan ke tempat spa tujuan masing-masing. Jadi, nggak bisa njujug ya. Kamu musti janjian dulu. Tujuannya, menghindari penumpukan konsumen. Maklum, kapasitas orang dalam satu ruangan akan dibatasi.
“Penyemprotan ruangan dengan desinfektan secara rutin akan dilakukan seminggu 2 kali. Bahkan ruangan yang habis dipakai akan disemprot juga,” tambahnya.
Lalu bagaimana cara mengamankan terapis dengan konsumen? Nggak mungkin jauh-jauhan kan? Kata Maria, solusi yang paling mungkin adalah para terapis akan menggunakan APD. Eits, perlengkapan lain juga dikenakan seperti sarung tangan jenis vinyl atau nitrile. Nantinya, semua terapis harus mengenakan sepatu dari salon.
“Saya membayangkan memang sedikit nggak nyaman. Tapi mau bagaimana lagi keadannya memang seperti ini,” tuturnya.
Segala protokol tersebut kata Maria belumlah final. Namun bedasarkan hasil diskusi bersama anggota Assera hal-hal seperti tadi lah hasilnya.
Karena khawatir pelanggan akan kecewa dengan layanan pijat gaya baru ini, Reni Mangajun, pemilik Aluna Spa mencobanya. Dia pengin tahu di mana letak perbedaannya.
“Ternyata nggak ada bedanya kok, sama nyamannya. Pelanggan bilang ke saya juga terima saja, soalnya mereka juga jaga diri,” ujar anggota Assera ini, Rabu (10/6).
Terkait kostum yang harus dikenakan terapis, perempuan 45 tahun ini juga merasa kasihan. Dia nggak keberatan jika mereka rehat sejenak jika sudah merasa sesak atau gerah.
Tuh, jangan kaget ya kalau kamu bakal dilayani terapis berhazmat. He (Audrian F/E05)