Inibaru.id - Suka mengenakan batik? Kain yang satu ini memang keren sekali ya, Millens. Dengan motif dan corak yang beraneka ragam, batik sudah digandrungi lagi oleh orang zaman now.
Fakta menunjukkan, beberapa kota di Indonesia, khususnya di Jawa berlomba-lomba dalam memproduksi batik. Sebut saja Pekalongan, Yogyakarta, Semarang, Cirebon, dan Banyumas yang mulai menggencarkan produksi batik khas daerah mereka.
Begitupun di Salem (bukan Lasem, lo) di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, juga ada sentra produksi batik yang kece, lo. Seluruh produk batik di daerah yang sedang disebut-sebut akan ikut bagian pemekaran Kabupaten Brebes itu merupakan hasil dari kreativitas tangan para perempuan. Alhasil, batik dari Brebes ini dikenal dengan sebutan batik Salem.
Lalu apa perbedaan batik Salem dengan batik-batik dari kota lain ya? Melansir liputan6.com (26/10/2016), seluruh batik yang diproduksi dari tiga desa di Kecamatan Salem yaitu Desa Bentar, Bentarsari dan Ciputih merupakan batik tulis. Seluruhnya dibuat oleh perempuan yang kebanyakan ibu rumah tangga. Meskipun belum dikelola secara industrial, kualitas batik Salem ini dapat diadu dengan batik tulis dari daerah lain, lo.
Mengapa semua pengrajin batik Salem ini perempuan ya? Menurut Atmo Tan Sidik, pengamat kebudayaan di Brebes, batik Salem ini muncul awal pada 1900-an, tepatnya pada 1917. Pada saat itu seorang putri pejabat dari Pekalongan mengunjungi Salem kemudian jatuh cinta pada seorang pemuda di sana. Singkat cerita, Mereka berdua pun menikah dan menetap di Desa Bentar. Sang Putri inilah yang mulai mengajarkan cara membatik di sana. Dari situlah sang putri mulai mengenalkan batik kepada masyarakat Salem terutama kaum wanita.
Baca juga:
Cokelat Tempe, Kreasi Unik dari Boyolali
Ong Eng Hwat, Generasi Ketiga Pembuat Kue Keranjang
Karena industri batik Salem masih tergolong kecil, pada 2016 Badan Ekonomi Kreatif menggelar Pameran Desain Produk Inovatif dan Kreatif Kolaborasi Nusantara (IKKON) untuk mengembangkan produk batik Salem ini. Dari acara tersebut, motif-motif batik Salem mulai dikembangkan. Motif-motif baru yang bermunculan ini merupakan representasi dari karakter warga Salem. Apa saja ya motifnya saat ini?
Melansir kompasiana.com, Ketua Koperasi Mitra Batik Salem, Warmin menyebutkan, sekarang ada 60 jenis motif tradisional yang telah dipasarkan dan akan terus bertambah. Motif batik Tinemu dan Bagja merupakan dua motif baru yang siap dipasarkan. Sedangkan motif yang sudah ada dan banyak diburu masyarakat sekarang yaitu motif Kopi Pecah, Manggar, dan Ukel dengan ciri khas warna hitam dan putih.
Dari hasil pengembangan yang dilakukan oleh Bekraf itulah muncul motif-motif khas Salem. Salah satunya yaitu motif berbentuk tangan yang akan bersalaman. Hal itu terinspirasi dari kata Salem yang berasal dari kata Salam atau Selamat. Kemudian ciri lain yang dimunculkan yaitu motif dengan latar belakang flora dan fauna yang cenderung meruncing atau menunjuk ke atas. Motif itu tercipta berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa orang Salem itu dekat dengan Tuhan, manusia dan alam. Wah, jadi semakin menarik ya.
Di tengah kemajuan teknologi, penjualan batik Salem juga sudah bisa kita jumpai di forum jual beli online seperti Tokopedia, Shopee, maupun penjualan melalui media sosia seperti Facebook dan Instagram. Berdasarkan pengamatan Inibaru.id harga satu lembar kain batik Salem berukuran 220 cm x 115 cm berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Harga tersebut dapat dikategorikan menengah ke atas untuk harga selembar batik tulis.
Baca juga:
Perpaduan Corak Jawa-Tiongkok dalam Lembaran Batik Tulis Lasem
Menggalang Dana untuk Aksi Sosial lewat "Lindungi Hutan"
Meskipun sudah banyak dijual secara online, namun pasti akan lebih puas jika kamu mengunjungi secara langsung sentra pembuatan batik Salem ini di Desa Bentar, Bentarsari atau Ciputih.
Nah, batik asal Salem, Brebes ini bisa jadi koleksi batik favorit kamu, lo. (UMU/SA)