Inibaru.id – Limun, adakah generasi milenial yang melewatkannya? Saat ini minuman tersebut mungkin sudah nggak lagi dikenal. Namun, pada zamannya, softdrink zadul ini begitu familiar dengan anak SD.
Yap, limun biasa dijual di depan sekolah dalam bentuk botol-botol, lalu dituang ke kantong plastik yang diberi batu es saat kita meminatinya. Ingat? Di Pekalongan, minuman itu masih eksis hingga kini.
Limun Oriental Cap Nyonya namanya. Warga Pekalongan menyebutnya banyu londo atau softdrink peranakan. Saat ini, pamornya memang nggak sepopuler minuman bersoda modern. Padahal, limun oriental punya rasa yang nggak kalah segar, lo.
Produk Limun Oriental Cap Nyonya dari Pekalongan. (Local Guides Connect)
Beralamat di Jalan Rajawali Utara Nomor 15, berdirilah pabrik Limun Oriental Cap Nyonya. Di Indonesia, konon cuma beberapa merek saja yang bertahan seiring dengan kerasnya gempuran softdrink modern, salah satunya Cap Nyonya.
Masuk ke dalam pabrik tersebut serasa memasuki zona waktu yang berbeda. Kamu akan dibawa ke masa lalu lantaran bangunan ini berarsitektur zaman kolonial.
Kalau kamu pengin berwisata edukasi, pabrik ini bisa jadi pilihanmu, lo. Di sana, kamu bisa menyaksikan bagaimana proses pembuatan limun.
Proses pembuatan limun. (Catatanbackpacker)
Mangga, nanas, sirsak, kopi moka, lemon, dan jeruk menjadi varian rasa yang ditawarkan di sana. Pengin mencicipinya? Harga minuman ini murah kok. Sebotol limun oriental dihargai Rp 6.000 saja. Wah, bisa buat oleh-oleh orang rumah nih.
Eh, kamu kapan berkunjung ke pabrik Limun Oriental Cap Nyonya? Mau sendiri atau bersama keluarga ya nggak masalah. Yuk, kita bernostalgia bersama! (IB15/E03)