Inibaru.id - Saya setuju dengan ungkapan nggak ada pekerjaan yang mudah, termasuk menjadi badut pesta. Orang mungkin memandang pekerjaannya gampang. Tinggal berdandan lucu dan mengajak tamu pesta bersenang-senang, dia dapat bayaran.
Hm, itu kan cuma di permukaan. Faktanya nggak mudah menjadi badut. Ada banyak duka yang juga menghantui.
Begitulah yang diungkapkan Joko Wahyono alias Om Badut, badut dari Sanggar Badut Pelangi, Selasa (2/3/2020) di kediamannya.
Nggak Dibayar
Selama 15 tahun berprofesi sebagai badut pesta, Joko pernah pulang tanpa bayaran seusai mengisi sebuah pesta.
"Itu orangnya awalnya menunda-nunda. Alasan ini dan itu lah. Akhirnya ya sudah saya ikhlas saja. Namun, itu satu di antara ratusan orang. Selebihnya alhamdulillah lancar," ungkap laki-laki yang beralamat di Jalan Lodan Raya, Bandarharjo, Kota Semarang ini.
Pesanan Fiktif
Joko juga seringkali menuai pesanan fiktif. Yap, penipuan. Cara menipunya adalah dengan memesan jasa badut Joko di alamat palsu. Bahkan ini nggak terjadi sekali-dua kali saja. Namun sering.
"Tapi akhirnya saya belajar dari pengalaman," katanya. Joko pun lebih bersikap hati-hati sebelum menerima order. Biar nggak kembali gigit jari, dia minta akun media sosial milik calon pengorder untuk memastikan identitas.
Nggak cuma itu. Joko juga mencari tahu alamat rumah calon pengorder, bertanya kepada RT setempat, atau mengontak teman-temannya yang tinggal di sekitar situ.
"Suatu ketika ada yang mau menipu. Saya tahu kalau ini menipu. Ya tetap saya ladeni saja tapi nggak menggubrisnya secara serius," tambahnya.
Pembatalan Sepihak
Selain pesanan fiktif, hal menyedihkan lain yang pernah dialami Joko adalah pembatalan sepihak. Inilah hal yang paling bikin Joko kesal. Pasalnya dia sudah menyusun jadwal sedemikian rupa dan menyisihkan kegiatan yang lain.
Hujan
Hujan merupakan salah satu hambatan besar dalam pekerjaan menjadi badut. Nggak cuma kesusahan dia dalam memberikan jasa. Namun terkadang sang pemilik hajat akan cemas berat karena acaranya nggak terselenggara dengan baik.
"Badut juga mewakili keluarga. Dan nggak cuma jadi penghibur di kala pesta tapi dalam kondisi apapun selama menjadi badut di rumah tersebut. Ya misalnya saat hujan itu atau ada sesuatu yang menghambat pantang ikut panik. Bagaimanapun caranya bantu dan kerahkan kemampuan," tandas Joko.
Jadi begitu ya, Millens. Jadi badut itu nggak gampang. Yuk, hargai tiap profesi. (Audrian F/E05)