inibaru indonesia logo
Beranda
Kulinary
Mbok Dele Jual Soto dan Jual Kenangan
Kamis, 7 Des 2017 22:51
Penulis:
Siti Khatijah
Siti Khatijah
Bagikan:
Suasana warung soto Mbok Dele di Kabupaten Klaten. Pemilik sengaja membiarkannya tertata seperti itu sejak dulu biar kenangan para pelanggannya terus bersemayam di situ. (Tempo.co/Dinda Leo Listy)

Suasana warung soto Mbok Dele di Kabupaten Klaten. Pemilik sengaja membiarkannya tertata seperti itu sejak dulu biar kenangan para pelanggannya terus bersemayam di situ. (Tempo.co/Dinda Leo Listy)

“Resep” spesial warung soto Mbok Dele bukan ada dalam bumbu sotonya, melainkan kemampuan mereka merawat kenangan para pelanggannya. Ini warung langganan para artis.

Inibaru.id – Lapar dalam perjalanan Solo-Yogyakarta? Mampirlah ke warung soto Mbok Dele! Tempatnya di di tepi Jalan Solo-Jogja Km 8,4. Kuah sotonya bakal menyegarkanmu, berpadu dengan pelbagai pilihan lauk-pauk yang juga bakal memanjakanmu.

Kedai soto Mbok Dele terletak di Dusun Klepu, Desa Jetis, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Bukan sembarang warung, tempat makan legendaris ini sudah berusia puluhan tahun dan menjadi langganan para artis.

“Beberapa bulan lalu, Duta dan Eross bersama tujuh krunya mampir ke sini. Mereka mau manggung ke Semarang,” terang Supriyanto, generasi keempat pewaris Mbok Dele, seperti ditulis Tempo.co (23/11/22017).

Selain dua pentolan grup band Sheila on 7 itu, warung mbok Dele juga pernah disambangi Didik Nini Thowok, Yati Pesek, Marwoto dan beberapa personel Srimulat lain. Mendiang Dono Warkop DKI pun pernah ke situ.

“Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf juga ke sini dua kali,” kata dia bersemangat.

Baca juga:
Liong Bulan, Kopi Tersohor dari Bogor
Kue Kekinian Khas Minang ala Rossa

Mbok Dele adalah warung legendaris yang didirikan buyut Supriyanto, Nyai Karto Wijoyo. Nama “Dele” diambil dari julukan Ngatinem, nenek dari Supriyanto, yang berperawakan kecil dan hitam serupa (maaf) “kedelai”.

“Warung ini disebut warung Mbok’e (ibu dari) Dele (kedelai),” jelas Supriyanto, merujuk pada Nyai Karto Wijoyo.

Menurut Supriyanto, nggak ada resep spesial di warung yang dipercayakan kepada dirinya sejak 1997 itu. Secara garis besar, bumbu yang dipakai nggak jauh berbeda dengan bumbu kuah soto khas Solo dan Yogyakarta lainnya. Harganya pun sama, yakni Rp 8 ribu.

Yang membedakannya dari warung soto lain di sekitarnya adalah variasi lauk yang begitu beragam. Di sini jauh lebih komplet, seperti otak sapi goreng, iso dan babat goreng, hingga kapur (potongan kantong susu sapi yang digoreng). Tiap lauk dihargai Rp 8 ribu per potong.

Baca juga:
Kala Nasi Jagung Berpadu dengan Botok Yuyu
Nasi Lengko, Kuliner Khas Cirebon yang Rasanya Tak Ada Duanya

Lebih dari itu, Mbok Dele juga “menjual kenangan”. Sebagian pelanggan warung soto ini adalah mereka yang sejak kecil sudah njajan ke sini.

“Ya, kebanyakan pelanggan punya cerita semasa kecil diajak orang tuanya ke sini,” kata Supriyanto.

Nah, demi merawat kenangan para pelanggan, Supriyanto memilih nggak mengubah struktur bangunan atau interior warung. Kalaupun dindingnya dicat ulang, warnanya akan tetap seperti sedia kala, yakni hijau pekat. (OS/SA)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved