BerandaKulinary
Minggu, 29 Jun 2025 08:24

Legomoro, Kudapan Khas Kotagede yang Jadi Simbol Cinta

Penulis:

Legomoro, Kudapan Khas Kotagede yang Jadi Simbol CintaArie Widodo
Legomoro, Kudapan Khas Kotagede yang Jadi Simbol Cinta

Kuliner khas Kotagede Legomoro. Rasa dan tekstur mirip lemper dan dulu dijadikan penganan wajib saat acara lamaran. (budaya-indonesia)

Dulu, legomoro dihadirkan sebagai penganan saat prosesi lamaran sebagai tanda bahwa keluarga laki-laki datang dengan kelegaan hati untuk meminang pujaan hati.

Inibaru.id - Kalau kamu sedang jalan-jalan ke Kotagede, Yogyakarta, jangan cuma sibuk foto-foto di lorong-lorong bersejarahnya. Ada satu kuliner khas yang sayang banget kalau dilewatkan. Namanya legomoro, jajanan tradisional yang bukan cuma mengenyangkan, tapi juga menyimpan makna mendalam.

Dari namanya saja, legomoro sudah bikin penasaran. Dalam bahasa Jawa, ‘lego’ berarti lega, dan ‘moro’ berarti datang. Kalau digabung, legomoro bisa dimaknai sebagai “kedatangan yang membawa kelegaan hati.

Dulu, legomoro bukan makanan yang bisa dibeli sembarangan. Ia hadir di momen-momen penting, salah satunya saat prosesi lamaran. Menurut Sarjimah, seorang pembuat legomoro asal Purbayan yang sudah meracik jajanan ini sejak 1970-an, legomoro adalah hantaran wajib yang dibawa keluarga laki-laki saat meminang sang pujaan hati.

"Jajanan ini bermakna ikhlas atau lapang dalam meminang," ujarnya sebagaimana dinukil dari GNFI, (11/10/2023).

Kuliner legomoro juga hadir pada Idulfitri. (FB/Lawang Pethuk)
Kuliner legomoro juga hadir pada Idulfitri. (FB/Lawang Pethuk)

Yang unik, keluarga perempuan biasanya akan membalas hantaran legomoro itu yang bermakna mereka menerima lamaran. Tapi kalau nggak dibalas? Itu tandanya keluarga masih mikir-mikir. Jadi, jangan buru-buru sedih kalau belum dapat balasan legomoro, ya! Bisa jadi karena belum yakin saja.

Selain lamaran, legomoro juga sering disajikan saat Idulfitri. Kalau untuk momen ini, filosofinya lebih menyentuh. Makanan ini jadi simbol saling memaafkan, melepas beban, dan memulai kembali dengan hati yang lega.

Rasa dan tekstur mirip lemper

Sekilas, legomoro mirip dengan lemper—sama-sama dari ketan dan diisi suwiran ayam atau daging sapi. Tapi proses pembuatannya jauh lebih rumit dan makan waktu lebih lama. Bahkan, dari satu adonan legomoro bisa jadi dua hingga tiga lemper.

Bedanya lagi ada di cara membungkus. Kalau lemper cuma pakai daun dan disemat lidi, legomoro dibungkus dua lapis daun lalu diikat dengan tali bambu yang disebut tutus. Filosofi tutus ini juga nggak main-main: sebagai simbol kuatnya ikatan antara dua insan dan dua keluarga.

Karena ketelitiannya, nggak heran kalau legomoro saat ini sulit ditemui. Tapi tenang, kamu masih bisa mencicipinya di Pasar Legi Kotagede dengan harga sekitar Rp5 ribuan per buah.

Bukan cuma punya cerita menarik dan rasa yang lezat, legomoro juga sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sejak Mei 2023, bersama kuliner khas lain seperti jadah manten.

Lebih dari sekadar camilan, legomoro adalah pengingat tentang bagaimana makanan bisa menjadi jembatan rasa, simbol niat baik, dan bukti bahwa di balik kudapan sederhana, tersimpan kisah cinta dan budaya yang nggak lekang oleh waktu. Keren banget ya filosofinya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved