Inibaru.id – Kawasan Alun-Alun Wonosobo dipadati oleh mobil-mobil pribadi dengan pelat dari luar kota. Wajar saja karena ini momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Pada saat seperti ini, banyak tempat wisata yang bisa diburu. Salah satunya adalah tempat wisata kuliner Mi Ongklok Longkrang yang legendaris.
Saking ramainya pusat kota Wonosobo, saya sampai kesulitan untuk memarkirkan kendaraan. Saya pun rela harus berjalan ratusan meter demi mencapai warung penjaja mi ongklok paling populer di Wonosobo tersebut.
Begitu mancapai warung yang bentuknya masih sederhana, hambatan kembali saya temui. Puluhan mobil diparkir memenuhi Jalan Pasukan Ronggolawe yang sempit dan bikin macet. Sebagian besar dari pengguna kendaraan tersebut sengaja ingin wisata kuliner di Mi Ongklok Longkrang. Saya bahkan sampai nggak kebagian tempat duduk meski pihak warung menyediakan meja dan kursi di teras.
Untungnya, ada pengunjung lain yang memberitahukan kepada saya kalau sebuah bangunan di seberang Mi Ongklok Longkrang bisa dipakai sebagai tempat makan. Saya pun segera memesan mi dan satai untuk mendapatkan nomor antrean. Setelah itu, saya menyeberang jalan, menunggu mi ongklok dihidangkan.
Cukup lama saya menunggu mi ongklok tersebut. Maklum, nomor antrean yang saya dapat adalah 103, sementara pelayan mi ongklok baru memanggil pelanggan dengan nomor 90-an. Untungnya, saya bisa memesan minuman teh hangat dan camilan keripik pisang yang tersedia di atas meja untuk mengatasi perut yang semakin keroncongan.
Setelah 30 menitan, mi ongklok yang saya nanti-nantikan tiba. Asapnya masih terlihat mengepul. Aromanya sudah tercium. Sebelum suapan pertama, saya sudah bisa membayangkan nikmatnya mi tersebut di tengah hujan deras dan suhu udara yang semakin menusuk tulang.
Benar saja, mi ongklok tersebut sangat worth jika dibandingkan dengan lamanya waktu yang harus saya tunggu. Hal ini dibenarkan oleh pengunjung lainnya, Tri.
“Kuahnya sangat nikmat setelah diaduk-aduk dan bercampur dengan mi, apalagi pas masih hangat. Awalnya, terkesan biasa saja. Tapi, begitu suapan berikutnya, langsung terasa kalau mi ongklok ini memang istimewa,” ucapnya, Senin (26/12/2022).
Sudah Eksis Sejak 1975
Omong-omong, Mi Ongklok Longkrang ini sudah eksis sejak 1975 silam. Kabarnya rasa mi ini sama sekali nggak berubah sejak kali pertama buka.
“Warung ini berdiri pada 1975. Yang punya dulu bapak dan ibu saya,” cerita Waluyo, pemilik sekaligus pengelola warung tersebut, sebagaimana dilansir dari Mojok (1/2/2022).
Ada alasan yang membuat Mi Ongklok Longkrang istimewa, yaitu semua bahan dan bumbu diracik di warung tersebut, termasuk kecapnya. Hal inilah yang membuatnya seperti memiliki cita rasa yang nggak bakal bisa ditemui di tempat lain.
“Iya, semua yang ada di sini itu buatan sendiri, nggak beli dari pabrik atau tempat lain,” lanjut Pak Waluyo.
O ya, Millens, mi ongklok bakal semakin nikmat jika kamu santap dengan tempe kemul khas Wonosobo dan satai sapi. Apalagi jika temannya adalah teh hangat yang didapatkan dari Kebun Teh Tambi. Nikmatnya paripurna!
Ingin makan di sana, kamu nggak perlu khawatir harus merogoh kocek dalam-dalam. Seporsi mi ongklok hanya dibanderol Rp11 ribu. Satai sapi per porsi yang berisi 10 tusuk juga hanya dihargai Rp28 ribu. Kalau tempe kemulnya malah lebih murah lagi, yaitu Rp1.000 per buah. (Arie Widodo/E10)