Inibaru.id – Ada banyak jajanan zaman dahulu (zadul) yang dirindukan generasi milenial. Salah satunya adalah es gabus. Es ini menarik karena warna-warni, manis rasanya, dan teksturnya nggak begitu keras. Bentuk es gabus biasanya balok atau silinder yang nggak terlalu tebal agar mudah digigit.
Nggak begitu jelas dimana awal kemunculan jajanan kesukaan anak-anak ini. Ada yang bilang es gabus berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat. Tapi, ada juga yang menyebut es yang ketika digigit teksturnya seperti gabus ini berasal dari Yogyakarta.
Terlepas dari asal usulnya, pembuatan es gabus di berbagai daerah pada umumnya sama saja ya, Millens. Es ini terbuat dari senggaknya tiga bahan utama, yaitu tepung hunkwe, santan, dan gula pasir.
Ketiga bahan itu dicampur kemudian dimasak dengan api kecil sembari diaduk-aduk sampai matang. Setelahnya, adonannya dituang ke loyang dan dibiarkan sampai mendingin.
Proses ini kembali diulang dengan menambahkan warna yang diinginkan sehingga adonan es gabus bisa menumpuk berlapis-lapis. Setelah itu, tumpukan adonan es gabus ini dipotong, dibungkus di dalam plastik, lalu disimpan di dalam freezer lemari es sehingga membeku.
Dijual di Pusat Keramaian
Penjual jajanan ini masih bisa kita temukan di beberapaa tempat ya, Millens. Terkadang, kita bisa menemukannya di sekolah, pasar tradisional, warung tetangga, atau pasar rakyat.
Tapi, kalau kamu mampir ke Yogyakarta, bisa kok mampir ke sebuah tempat bernama Es Gabus 90-an yang berlokasi di Jalan Mutiara, Demangan. Sesuai namanya, tempat ini menyediakan banyak pilihan es gabus yang warnanya menarik.
Salah seorang penjualnya, Meirina Fitriani mengaku mantap menjual es gabus karena tahu jajanan ini masih digemari banyak orang. Nggak hanya menjual di toko, Meirina juga menjualnya saat acara khusus seperti di Festival Kesenian Yogyakarta (FKY), Sunday Morning di Kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Jogja Expo Center (JEC) tiap Minggu, hingga Pasar Kangen. Di semua acara tersebut, es gabusnya laris diburu.
Diminati Para Ibu Hamil
Nggak cuma diburu anak-anak atau para mahasiswa, tahukah kamu jika es gabus ini juga digandrungi ibu-ibu hamil yang lagi ngidam. Meriana bercerita bahwa banyak ibu hamil yang meminta suaminya untuk membelikan jajanan tersebut. Alhasil, para suami ini pun membeli dalam jumlah banyak, yaitu antara tiga sampai lima buah.
“Kebanyakan yang beli (es gabus) itu suami yang istrinya sedang ngidam. Tapi, terkadang juga para pekerja atau mahasiswa mencari karena kangen dengan rasanya,” ungkap Meirina.
Nah, setelah membaca ini, apakah kamu mendadak kangen ingin makan es gabus, Millens? Yuk, bernostalgia makan es gabus bareng teman seangkatan! (Rad,Bud/IB09/E10)