Inibaru.id - Kalau diminta membayangkan belatung atau larva lalat, kamu mungkin akan bergidik jijik. Tapi, makhluk kecil ini pun memiliki fungsi penting dalam ekosistem dan kelestarian lingkungan. Tampangnya boleh saja "nggak" banget, tapi larva dari Black Soldier Fly (BSF) ini dilirik untuk mengatasi sampah organik yang semakin nggak terkendali, termasuk oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang. Bekerjasama dengan UPT TPA Jatibarang, maggot mulai dibudidayakan.
Larva ini sangat doyan makan. Apa pun akan dilahap dengan cepat asal organik. Hewan ini nggak berhenti mengunyah selama 24 jam dan mampu memakan makanan dua kali lipat bobot tubuhnya. Jadi nggak salah jika maggot menjadi "tukang bersih-bersih" sampah organik.
Beda dengan sampah non-organik, masalah sampah organik memang cukup pelik, Millens. Asal dibuang pada tempatnya, sampah non-organik bisa didaur ulang. Tapi sampah organik biasanya hanya dibiarkan membusuk begitu saja hingga menimbulkan bau yang mengganggu. Karena itu, DLH berharap budidaya maggot ini dapat mengurangi sampah.
Bukan cuma jago makan, maggot juga memiliki kegunaan lain, di antaranya sebagai pakan ikan atau ternak. Sebagai informasi, semenjak 2020 lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan terus menggencarkan sosialisasi budidaya maggot sebagai pakan ikan atau ternak. Hal ini untuk mengatasi ketergantungan kebutuhan pakan dari kran impor.
Keunggulan si "Tentara Hitam" Maggot
Kandungan Protein Tinggi
Kepala UPT TPA Jatibarang Wahyu Nugroho yang mengembangkan budidaya maggot selama setahun di kantornya menuturkan banyak manfaat maggot. Salah satunya adalah kandungan protein yang terkandung di dalamnya.
“Makanan maggot hanya berasal dari segala hal yang organik seperti buah dan sayuran. Jadi itulah mengapa proteinnya tinggi,” terang Wahyu, Sabtu (20/3/2021).
Kandungan protein yang tinggi membuat maggot menjadi pakan ternak dan ikan yang baik. Maggot memiliki kadar protein sekitar 43 persen jika dalam keadaan utuh. Sedangkan jika dijadikan pelet kadar proteinnya antara 30-40 persen.
Pupuk
Selain maggotnya yang sarat akan manfaat, makanan sisa maggot pun juga berguna. Kata Wahyu kotoran maggot atau kasgot (bekas maggot) bisa digunakan untuk pupuk organik atau sumber kompos. Meskipun dari limbah sampah, pupuk yang dihasilkan juga nggak berbau lo.
Baca Juga:
Demi Masa Depan Pengelolaan Sampah Organik yang Lebih Baik, DLH Kota Semarang Kerahkan Tentara Hitam“Kasgot ini cukup ampuh menyuburkan tanaman,” tambahnya. Dengan menggunakan pupuk maggot juga bisa mengurangi penggunaan obat-obatan kimia bagi tanaman.
Mengurangi Efek Rumah Kaca
Kamu mungkin nggak menyangka kalau maggot juga bisa mengurangi emisi gas rumah kaca. Jadi begini, sampah organik yang didiamkan terlalu lama bisa jadi gas metan yang nggak baik untuk udara.
“Kalau sampah non organik bisa kami olah jadi sumber daya. Sementara kalau organik, kan bingung juga,” terang Wahyu.
Bernilai Ekonomis
Nah, dikarenakan manfaatnya banyak tadi, maggot punya nilai
ekonomis yang tinggi. Sekarang ini, maggot sedang banyak dicari orang
karena bisa mendatangkan rupiah. Kamu mungkin sudah pernah mendengar orang-orang meraup keuntungan dari berjualan maggot.
Di pasaran, satu kilo maggot dibanderol Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu. Jika masih dalam bentuk telur satu gram bisa dibeli seharga Rp 7 ribu.
“Orang-orang biasanya cari untuk pakan ternak,” pungkas Wahyu.
Hm, menarik ya tentara hitam ini. Tertarik budidaya juga? (Audrian F/E05)