Inibaru.id – Roel Mustafa belakangan ramai dibicarakan warganet karena memiliki julukan yang sedikit aneh, yakni Lelaki 1000 Janda. Bukannya berhasil menikahi janda sebanyak itu, Roel ternyata melakukan hal yang jauh lebih luar biasa, yakni menafkahi para janda ini tanpa menikahi mereka.
“Keren sih. Berbagi kepada janda-janda usia 65 tahun ke atas. Saya aja belum bisa, cuman mungkin diganti judulnya kali ya. Biar nggak parno duluan,” ucap salah satu akun Facebook bernama Yenni Srihastuti sebagaimana dilansir dari Bintang (20/10/2017). Tak hanya Yenni, kebanyakan orang juga terkejut namun penasaran dengan julukan Lelaki 1000 Janda ini.
Baca juga:
Kau Hafiz, Kau Makan Gratis di Sini
Griselda Sastrawinata WNI Pertama yang Tembus Disney
Hanya saja, setelah mengetahui makna dari julukan tersebut, kebanyakan orang langsung kagum terhadap yang dilakukan Roel. Bagaimana tidak, dalam setahun terakhir, Roel sengaja “bergerilya” mencari janda-janda tua untuk diberikan sembako. Tak hanya itu, Ia juga dengan senang hati mendengarkan curahan hati para janda yang sudah tidak memiliki suami dan seringkali tinggal sendiri itu.
Memang, jumlah janda yang disantuni Roel belum mencapai 1000, melainkan sekitar 300 saja. Namun, Ia memang sudah menargetkan ada 1000 janda yang akan Ia bantu. Ia pun terus mencari janda-janda di atas usia 65 tahun di kota-kota besar seperti Depok, Jakarta, Bekasi, Bogor, Semarang, Surabaya, Nganjuk, dan Bandar Lampung.
Baca juga:
Inilah Lima Anak Muda Pengharum Bangsa
NH Dini Raih Penghargaan Sepanjang Masa UWRF 2017
Tagline yang diusung oleh Roel cukup menggelitik, khususnya bagi kaum hawa. Bagaimana tidak, pria yang merupakan Co-Founder Sekolah Relawan ini memilih tagline “Menafkahi Tak Harus Menikahi”. Tagline ini pun langsung menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Para warganet pun banyak yang mendoakan dan memberi semangat pada Roel agar bisa terus melakukan kegiatannya ini.
Bagi Roel, yang utama dalam aksinya ini ternyata bukanlah tentang memberikan sembako atau kebutuhan lainnya, namun mendengarkan curahan hati para janda. Bagi para janda ini, mereka ternyata rindu untuk bercakap-cakap dengan keluarga atau anak-anaknya yang setelah memiliki keluarga sendiri cenderung kurang peduli dengannya. Dengan didengarkan curahan hatinya, para janda ini pun merasa diperhatikan dan bahagia. (AW/SA)