inibaru indonesia logo
Beranda
Inspirasi Indonesia
NH Dini Raih Penghargaan Sepanjang Masa UWRF 2017
Senin, 30 Okt 2017 14:12
Penulis:
Galih Ijup Laksana
Galih Ijup Laksana
Bagikan:
NH Dini, novelis peraih penghargaan Lifetime Achievement Award Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2017. (Kompas/Raditya Mahendra Yasa)

NH Dini, novelis peraih penghargaan Lifetime Achievement Award Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2017. (Kompas/Raditya Mahendra Yasa)

“Saya menerima penghargaan ini dengan segenap hati,” pungkas Dini

Inibaru.id – NH Dini adalah sosok legendaris dalam dunia sastra Tanah Air. Dia merupakan satu dari sedikit perempuan Indonesia yang masih produktif menulis hingga senja usia. Karena sumbangsihnya untuk dunia sastra di Indonesia, dirinya diganjar Lifetime Achievement Award pada malam pembukaan Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2017, Rabu (25/10/2017).

Dilansir dari CNN Indonesia, Kamis (26/10), perempuan 81 tahun tersebut hadir ke Istana Ubud, Bali, didampingi putranya yang juga kreator tokoh kartun minion, Pierre Coffin. Penghargaan berbentuk piala buku diterimanya dari co-founder yayasan nirlaba penggagas UWRF “Mudra Swari Saraswati”, Janet DeNeefe.

Baca juga: Inilah Lima Anak Muda Pengharum Bangsa

Janet mengatakan, penghargaan diberikan pada Dini atas kontribusi besarnya di dunia sastra, terutama Indonesia. Tak hanya itu, ia juga berjasa bagi penegakan hak perempuan dan termasuk pionir penulis perempuan di dunia sastra Indonesia.

“Ketika itu belum banyak penulis perempuan, tapi suaranya yang lantang dan berani mewakili perempuan di era-era awal sastra Indonesia,” ujar Janet dalam bahasa Inggris.

Dini memang dikenal dengan karya-karya yang kental dengan sudut pandang perempuan. Novel terakhir yang ia tetaskan adalah Dari Parangakik ke Kamboja (2003). Sebelumnya, sejumlah karya tenar berhasil ia terbitkan, di antaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975), dan Namaku Hiroko (1986).

Dalam pidatonya, Dini menyatakan kebahagiaannya masih bisa berada di dunia sastra hingga saat ini. Setidaknya sudah 60 tahun dirinya menjalani profesi tersebut.

“Dunia sastra adalah dunia saya. Saya bahagia,” ungkap perempuan kelahiran Semarang, 29 Februari 1936 tersebut.

Lebih dari itu, Dini juga mengaku berbahagia dengan penghargaan yang diterimanya.

“Orang-orang itu menyukai kita dari yang tidak ada sampai menjadi ada, dan malam ini jadi buktinya,” ujar Dini.

Dini menjadi sosok kedua yang telah menerima penghargaan prestisius ini.

“Saya tanya, siapa (penerima penghargaan) yang dulu? Ternyata itu adalah Sitor Situmorang. Saya bahagia, karena Sitor adalah senior saya,” tuturnya semringah.

Baca juga: Lelaki 1000 Janda: Menafkahi Tanpa Harus Menikahi

Tak hanya menerima penghargaan, Dini hadir di UWRF 2017 juga untuk berduet dengan Leila S Chudori dalam diskusi pada Kamis (26/10) tentang riwayat Dini sebagai sastrawan senior Tanah Air.

“Saya menerima penghargaan ini dengan segenap hati,” kata Dini menutup pidatonya.

Selain Dini dan Leila, UWRF 2017 juga dimeriahkan penulis tenar lain, antara lain Djenar Maesa Ayu, Sutardji Calzoum Bachri, Marina Mahathir, Ahmad Fuadi, Ian Burnet, Jung Chang, Debra Yatim, Janet Steele, Jane Harper, dan banyak lagi. Digelar sejak 25 Oktober, UWRF 2017 ditutup pada 29 Oktober kemarin. (GIL/SA)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved